bc

GORESAN LUKA SANG MERTUA

book_age18+
36
IKUTI
1K
BACA
BE
badgirl
kickass heroine
independent
heir/heiress
drama
bxg
highschool
childhood crush
affair
like
intro-logo
Uraian

Hari ini kepulangan Ku dari Dinas di luar Kota, ya kepulangan ku lebih cepat dari jadwal sebelumnya.

Aku pun tak sabar memberikan kejutan untuk suami Ku, memang sengaja aku suruh dia lebih awal untuk menginap di rumah kedua orang tua nya, agar aku bisa lebih mudah untuk memberikan dia kejutan, apa lagi hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tentu saja aku menyiapkan kejutan beserta hadiah spesial.

Taxi pun terus melaju hingga sampai di jalan utama menuju rumah, tapi serasa ada yang berbeda di jalan ini, ada banyak mobil - mobil yang ter parkir serta orang - orang yang berpakaian rapi, ada apa ini?

Perasaan ku gundah, aku takut terjadi hal yang buruk di keluarga mertua ku.

Aku pun segera menyuruh Pak Supir untuk berhenti di depan jalan utama menuju rumah mertua ku, karena ada sedikit hambatan untuk masuk ke dalam komplek. Aku pun turun dan berjalan menyusuri jalanan sambil membawa kotak kue dan sekantonh paperbag berisikan kado untuk dirinya.

Tapi, ku perhatikan ada yang aneh dengan keadaan ini. Ramai sekali orang berpakaian rapih berbarengan menuju arah rumah mertua ku, entah kenapa hati ku pun sedikit gelisah, ketika ada beberapa gerombolan yang menatap ku seperti ada sesuatu. Aku tak mengenal mereka tetapi dari tatapan nya saja sudah membuat ku tak nyaman. Aku semakin mempercepat langkah ku agar segera sampai, dan tak mempedulikan pandangan mereka.

Hingga...

***

BAB 1

NAIK JABATAN

"Andika Brawijaya, selamat kamu naik jabatan sekarang kamu adalah Direktur di perusahaan ini," ucap Ibu Lani Tanuharja, seorang yang paling berpengaruh di perusahaan ini. Aku dan suami ku tentu saja kaget dan senang mendengarnya, tak menyangka ini adalah hadiah terindah pernikahan kami.

"Loh kalian kenapa malah bengong sih," ucap kembali Ibu. Lani di acara intimate dinner ini, ternyata Ibu. Lani menyiapkan makan malam yang romantis ini untuk merayakan status baru suami ku.

"Intan, selamat ya suami mu sekarang sudah menjadi Direktur perusahaan kita, nah sekarang kamu harus mulai sibuk nih, karena kamu juga harus membantu pekerjaan suami Mu, Saya akan menjadikan kamu sekretatis pribadi nya, Agar kalian lebih kompak dan bekerja. Saya yakin ada kalian di perusahaan ku ini, bisa menjadikan keberuntungan untuk perusahaan,"

Apa yang Ibu Lani ucapkan seolah menghipnotis ku, hingga membuat aku tak sanggup untuk berbicara, aku hanya diam sungguh terpaku. Dan begitu pula Andika, ia hanya bisa membalas setiap ucapan bu Lani dengan terbata - bata seolah tak percaya .

Setelah selesai bertemu dengan Ibu. Lani, suami ku dengan antusias mengumumkan kabari ini Di WAG kantornya, dan segera mengajak mereka semua ke Club untuk merayakan pesta, sudah ku larang agar tidak menghambur - hamburkan uang, karena kita baru saja menyicil rumah. Dan Gaji ku juga sudah abis memberikan pesta kejutan untuk Bianca ulang tahun. Gadis manja itu adalah adik ipar ku, dia sudah ku anggap seperti adik ku sendiri walaupun aku dan Mas Dika baru menikah 4 bulan dan masa pacaran yang singkat hanya 2 bulan

Aku sayang dengan Bianca, karena aku hanya anak tunggal dan sudah tidak memiliki orang tua. Saudara ku kebanyakan di kampung, aku merantau ke Kota seorang diri, kebetulan Andika adalah rekan kerja ku, ketika aku mulai bekerja, dia langsung mendekati ku, 2 bulan kami saling kenal akhirnya kami pun memutuskan menikah.

Keluarga Andika sangat baik kepada ku, mereka ingin membuat pesta pernikahan yang megah tapi ku tolak dengan alasan, uang pesta untuk DP rumah baru saja, alhamdulilah nya keluarga Mas Dika sangat pengertian.

" Dreett .... Dreettt"

Getar ponsel yang berada di tas ku pun bergetar, aku segera merogoh tas ku kemudian mengambil nya.

Melihat layar di ponsel tertera nama Bianca, si manja pasti mengkhawatirkan ku, siap siap kena omel ketika menerima telepon nya.

"Intani Larasati, dimana sihhh ihhh, gak pulang dari tadi, aku nungguin tau kak, katanya mau nginep di sini," rengek manja dari bianca, umurnya sebenarnya tak beda jauh dengan diri ku aku 25 dan dia 20. sedangkan Mas Dika juga se umuran dengan ku

"Iya adik ku sayang, kakak sebentar lagi pulang, ini lagi nemenin Mas mu dulu mau seneng - seneng dia, kamu jangan iri ya. Oh ya Dek, Kakak nanti pulang bawa kabar baik buat kamu, terus Mami dah tidur belum? sekalian tanya Mami mau makan apa biar kakak sekalian cariin," tanya ku kepada Bian

"Hmmmm kok mami yang ditanyain, aku loh kak. Aku mau makan yang manis2 terus jgn lupa es nya, sama mami mah kasih aja mentah nya, dia mah dah tidur kok, lagian mami juga masak makanan kesukaan kakak, cepetan deh ah kakak pulang kalau gak aku ngambek, Bye!!"

"Tutt tutt tutt" sambungan telepon pun ia matikan, aku hanya geleng geleng kepala saja mendengar suara dia yang sedang kesal.

Mas Dika yang memperhatiakan ku pun langsunh menghampiriku, dan bertanya kenapa aku senyum - senyum sendirian di parkiran.

"Kenapa sih sayang senyum sendirian?" Tanya Mas Dika heran, aku pun menjawab karena selesai menelpon dengan Bianca.

"Alah si manja, ya

chap-preview
Pratinjau gratis
Luka yang membusuk
Malam itu kota Jakarta seperti biasa tak pernah benar-benar tidur. Jalanan sempit yang dipenuhi lampu-lampu toko 24 jam, klakson tak sabaran, dan aroma asap knalpot berpadu menjadi satu kesatuan yang menyebalkan. Tapi bagi Raka, kebisingan adalah candu. Ia berdiri di balkon apartemen lantai 12, tubuh telanjang d**a, sebatang rokok menyala di jari tengahnya, dan segelas whiskey di tangan kiri yang belum sempat disentuh. Matanya kosong menatap langit gelap yang tak punya bintang. Sama seperti hidupnya—kosong, gelap, dan tak tahu arah. Di meja kecil di ruang tengah, ada setumpuk uang tunai berserakan. Di atasnya, sebuah bra hitam dan sepatu hak tinggi. Suara perempuan tertawa kecil terdengar dari kamar mandi, diiringi gemericik shower yang mengalir. Tapi Raka tak lagi peduli. Sudah bertahun-tahun tubuh wanita menjadi hal yang biasa baginya. Tak ada lagi gairah, apalagi rasa. Ia menghirup dalam-dalam asap rokok lalu menghembuskannya keras. Di langit malam ia seolah melihat siluet wajah ibunya—yang sudah lama pergi karena kecelakaan tragis yang menghancurkan seluruh isi rumah. Ia masih ingat darah di kaca mobil, tubuh ibunya yang terjepit, dan jeritan ayahnya yang menggema. Sejak saat itu, ia memutuskan bahwa hidup tak perlu aturan. Tuhan, bagi Raka, hanyalah konsep yang memihak orang suci. Dan ia, sejak remaja, bukan lagi orang suci. Ia tertawa sendiri, lalu menenggak isi gelas. Panas. Pahit. Tapi tak mengalahkan pahitnya hatinya sendiri. Telepon berdering. Ia melirik layar: Ustaz Rahman. Nama yang dulu sangat berarti. Ayah kandungnya. Dulu dikenal sebagai pendakwah paling disegani di kampungnya. Kini hanya menjadi suara yang selalu ia tolak dengar. Raka mematikan panggilan itu. Lalu mematikan ponsel. Ia tak ingin diganggu. Malam ini, ia ingin mati dalam kebisingan. Sekitar pukul 2 dini hari, ia keluar apartemen dengan mobil sport-nya, setengah mabuk, melajukan kendaraan di jalan tol seolah sedang balapan dengan nasib. Musik EDM memekakkan telinga, dan tubuhnya bersandar malas di jok, sementara pikirannya entah kemana. Lalu semuanya gelap. Suara benturan. Dentuman keras. Kaca pecah. Tubuhnya terpental. Dunia runtuh dalam satu detik. Saat matanya perlahan tertutup, ia melihat cahaya terang di ujung jalan, dan suara... bukan klakson, bukan musik. Tapi suara azan. Samar. Lalu gelap total. ** Ketika Raka membuka mata, ia tidak berada di rumah sakit. Bukan pula di mobilnya. Ia berdiri di tengah tanah tandus yang retak dan membara. Suara jeritan terdengar dari segala arah. Dan tubuhnya... terbakar. Ia menjerit. Mencoba lari, tapi tanah di bawahnya runtuh, menyeretnya ke lubang penuh api. Suara menggelegar datang dari langit. "Apakah ini balasanmu karena meninggalkan ayat-Ku?" "Apakah tubuhmu layak untuk diberi cahaya?" Raka meronta. Menangis. Tapi tak ada air mata. Api terus menjilat kulitnya. Tiba-tiba, ia melihat bayangan ibunya di kejauhan. Wanita itu hanya menatapnya diam. Mata penuh kecewa. Di samping ibunya, sosok ayahnya berdiri membawa mushaf Al-Qur’an. Dan Raka, hanya bisa berteriak memohon ampun yang tak pernah ia pedulikan semasa hidup. Lalu ia terbangun. Jantungnya berdetak cepat. Nafas tersengal. Ia di rumah sakit. Tubuh penuh perban. Perawat mengatakan ia ditemukan pingsan dalam mobil yang ringsek di pinggir jalan tol. Tak ada yang tahu bagaimana ia selamat. Tapi Raka tahu. Tuhan masih memberinya satu kesempatan. Entah kenapa, ia merasa begitu kecil di ranjang itu. Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia merasa takut. ** Tiga hari kemudian, ia memutuskan pulang ke kampung. Kampung kecil di Jawa Barat tempat ayahnya tinggal dan mengajar di pesantren tua. Banyak orang menatapnya sinis saat mobilnya berhenti di depan gerbang. Penampilannya masih modern—jaket kulit, celana jeans robek, rambut agak panjang. Tapi dalam hatinya, badai sudah berubah arah. Ia berjalan pelan memasuki pekarangan rumah ayahnya. Tidak ada yang menyambut, kecuali suara burung dan angin sore. Saat pintu terbuka, wajah tua Ustaz Rahman muncul. Keriput, berjanggut putih, namun sorot matanya masih tegas seperti dulu. Mereka diam. Lama. Akhirnya Raka berbisik, "Aku mau pulang, Yah... kalau masih bisa." Sang ayah tak menjawab. Hanya membuka pintu lebar dan berjalan ke dalam. Raka tahu, itu bentuk penerimaan yang paling maksimal dari pria setegas Rahman. Ia mengikuti dari belakang, menatap setiap sudut rumah masa kecilnya yang masih sama. Hanya saja, hatinya tidak. Malam itu, ia tidur di kamar lamanya. Di atas sajadah usang, ia berusaha sholat untuk pertama kali setelah lebih dari 10 tahun. Suaranya gemetar. Gerakannya kaku. Tapi ketika ia bersujud, air matanya menetes. Untuk pertama kalinya, bukan karena mabuk atau kehilangan. Tapi karena ia ingin dimaafkan. Di balik jendela, sang ayah mengintip diam-diam. Air matanya juga menetes. Ia tahu, anaknya belum sepenuhnya kembali. Tapi setidaknya... langkah pertama sudah dimulai.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.1K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
53.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook