Langit yang cerah tampak selaras dengan pakaian berwarna cerah yang digunakan Lucas saat ini. Sekarang ia berada di kantor perusahaan yang akan melakukan merger dengan perusahaan miliknya. Sedikit informasi, perusahaan bernama Sun Entertainment adalah perusahaan hiburan asal Singapura yang didirikan pada tahun 1996 di kota Singapura, Singapura. Setelah menaungi grup hip-hop StarNeux, kini Sun Entertainment merupakan rumah bagi sejumlah penyanyi pop ternama yang telah berhasil menarik perhatian internasional, seperti Dawseon, Dara, Alex Xiantar, Zufftul, Emilia Clacky, BlackJack, Twenty Four, Jinu, dan AYA, serta aktor dan aktris tingkat internasional seperti Tirta Twitson, Anna ZE, dan lainnya.
Alasan Lucas menyetujui untuk melakukan merger dengan perusahaan entertainment tak lain dan tak bukan adalah karena perusahaan itu juga merupakan perusahaan global, yang tak kalah besar dari perusahaannya. Dia bisa meraih banyak keuntungan dari kesepakatan kedua perusahaan ini.
Saat ini Lucas berdiri di lantai teratas dari Sun Entertainment, melihat indahnya pemandangan Singapura dari atas. Kaca bening di depannya seolah menjadi dinding pembatas ruangan sekaligus jendela, ia bisa melihat rumah-rumah susun dan pemandangan lainnya seolah ia berada di atas awan dan melihat ke bawah. Di sini sangat banyak aktris dan penyanyi terkenal yang berlalu lalang dengan santai, mereka bekerja di sini dan menunggu jadwal kerja mereka. Semuanya tampak sibuk dan ramai. Sesaat kemudian dia melihat jam tangannya, dan segera berbalik kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
“Ini sudah jam 9, saatnya masuk ke ruang meeting dan membicarakan semuanya.” Gumam Lucas.
Ia berjalan santai untuk pergi menuju ruangan meeting namun tiba-tiba terhenti begitu saja saat melihat pemandangan yang sangat mengejutkan. Jauh di ujung sana, dari jarak 15 meter, ada seorang wanita yang sangat cantik mengenakan gaun hitam panjang. Wanita tersebut tampak tak asing di mata Lucas. Dengan rambut cokelat panjang yang terurai sampai di pinggang dan polesan makeup tipis di wajahnya membuat dia benar-benar sangat cantik dan elegan.
Dan itu adalah Emma.
“Itu ... itu adalah Emma.”
Lucas berbicara dengan suara yang sangat pelan, hingga tak terdengar oleh siapa pun. Ia kemudian dengan sigap berlari kencang untuk menghampiri gadis cantik itu, melewati kerumunan yang menghalangi jalannya.
“EMMA!”
“EMMA, TUNGGU!”
Pria itu terus saja berteriak di tengah lariannya, namun gadis yang dipanggilnya tak kunjung berhenti dan membalikkan tubuhnya. Lucas tetap berlari mendekatinya dan setelah jaraknya sudah cukup dekat, ia segera mencengkram erat lengan wanita bergaun hitam itu sembari menunduk dengan napas tersenggal.
Wanita tersebut berbalik saat merasakan seseorang tengah mencengkram tangannya, “Heyy, siapa kau?”
Lucas sangat terkejut saat mendengar suara gadis itu. Suaranya persis seperti suara Emma, namun cara berbicaranya sangat berbeda dengan Emma yang dulu ia temui di hutan. Masih dengan napas tersenggal, Lucas mendongak dan menatap wanita tersebut dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa dirinya sangat lelah berlari.
“Anda ... siapa?” Tanya wanita itu.
“Aku ... aku Lucas, pria yang pernah bertemu dengamu di hutan itu. Apa kau ingat?”
Wanita tersebut menyerit keheranan, “Bertemu di hutan? Apa maksudmu? Saya tak pernah ke hutan sebelumnya.”
“Hah?”
Mendengar ucapan wanita itu sungguh membuat Lucas bingung. Mengapa ia tak mengingatnya? Padahal kejadiannya belum cukup seminggu yang lalu. Lucas sekarang sedang berpikir keras, tapi tiba-tiba wanita itu berkata,
“Mungkin Anda salah orang, maaf ya. Saya sedang sibuk.” Kemudian melenggang pergi, mengangkat balutan gaun hitamnya yang menyentuh lantai karena terlalu panjang.
Lucas masih terpatung di tempat sembari menatap nanar kepergian Emma. Pikirannya sudah buntu, mengapa wanita itu tak mengenalinya? Apa dia salah orang?
Lucas menggeleng, “Tidak mungkin salah orang. Wanita itu berambut cokelat panjang, dengan wajah yang persis sama. Hanya saja ... cara berbicara, cara berpakaian, cara menatap, sampai cara berjalannya saja yang berbeda.”
“Tuan Lucas?”
Seseorang tampak menepuk pelan pundak Lucas, dan itu membuat monolog Lucas seketika terhenti. Ia berbalik dan menatap orang yang memanggilnya dengan sebutan Tuan barusan.
“Meeting akan dimulai lima menit lagi, apa Anda tersesat di sini? Silakan ikut saya, saya akan menunjukkan ruangan meetingnya pada Anda.”
Lucas tersenyum ramah menanggapi salah satu karyawan yang baik ini. Sebenarnya ia tak tersesat, hanya terkejut saja melihat gadis misterius yang ia temui di hutan berada di sini. Saat hendak menjawab perkataan pria di hadapannya ini, tiba-tiba ia teringat sesuatu.
“Ah iya, aku ingin bertanya ... siapakah wanita bergaun hitam yang ada di sana?” Ucap Lucas sembari menunjuk Emma dari kejauhan.
Pria sopan itu melihat arah yang ditunjuk oleh Lucas, kemudian tersenyum ramah, “Dia adalah salah satu aktris sekaligus penyanyi dan motivator terkenal di perusahaan ini. Namanya melejit ke kancah internasional hanya dalam waktu dua tahun. Benar-benar hebat dan berbakat.”
Berbanding terbalik dengan pria itu yang merasa senang dan bangga saat menjelaskan sedikit tentang Emma, Lucas justru ternganga heran mendengarkannya.
“A-aktris? Siapa namanya?
“Anna ZE.”
Anna? Jadi namanya Anna? Tapi ... saat di hutan dulu ia mengatakan bahwa namanya adalah Emma, bukan Anna. Lucas menyerit kebingungan sembari memikirkan konspirasi ini. Bagaimana bisa Emma berubah menjadi Anna? Apakah dia punya dua nama? Lucas kembali mendongak dan menatap pria pemberi informasi tadi,
“Nama lengkapnya?”
“Anna Zylvechia Ecclesy. Ada apa Tuan? Apa Tuan mengenalinya?”
Lucas menggeleng dan tersenyum, “Ah tidak. Hanya penasaran saja.” Ia kemudian menunduk dan melihat jam di tangannya, “Sisa dua menit lagi, ayo kita ke ruang meeting.”
“Baik.”
.
Suasana di ruang meeting sangat ramai, tetapi tetap hening dan sunyi karena semua orang di sini mengedepankan kedisiplinan. Ada banyak orang dari berbagai manca negara di sini, mungkin mereka adalah investor yang paling banyak menginvestasikan uangnya pada perusahaan.
Mereka meeting menggunakan bahasa inggris, dan itu tak terlalu menjadi beban untuk Lucas karena bahasa inggrisnya sudah seperti native speaker. Kini satu persatu orang penting perusahaan mengemukakan pendapat mereka, dan orang lainnya menghargai pendapatnya. Mereka membicarakan tentang masa depan perusahaan Sun Entertainment jika melakukan merger dengan perusahaan Smith Life Insurance. Mereka semua memuji tentang betapa hebat dan besarnya perusahaan Smith Life Insurance, perusahaan yang akan menyatu dengan perusahaan entertainment ini. Lucas tentu saja merasa tersanjung, dia menanggapi pujian itu dengan balik memuji perusahaan entertainment ini.
Satu jam telah berlalu, dan mereka telah menyelesaikan meeting. Lucas merasa bangga pada dirinya sendiri karena saat meeting dan mengemukakan pendapat tadi, dia tak pernah melakukan kesalahan apapun. Bahasa inggris yang sempurna dan kemahirannya berbicara di depan publik membuat dirinya tampil memukau di hadapan para kolega kerja yang berasal dari manca negara, mulai dari China, Amerika, Inggris, Jerman, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan lainnya. Terlalu banyak orang dari manca negara di sini.
Suasana sangat ramai, Lucas cukup menikmatinya. Tetapi jauh di pikirannya ia masih memikirkan tentang gadis misterius itu. Hati dan pikirannya sudah dibuat berbeda oleh wanita itu. Otak yang dulunya selalu memikirkan perusahaan dan karrier sekarang malah memikirkan wanita, wanita, dan wanita.
Hanya satu wanita yang ada di pikiran Lucas, yaitu Emma.
“Hei Lucas, senang bertemu dengamu.”
Seorang pria berjas hitam dan dasi merah terlihat seperti etnis kulit putih. Dia menggunakan bahasa inggris dan menyapa Lucas dengan menjabat tangan Lucas. Setiap dia memikirkan Emma pasti ada saja yang mengganggu dan membuyarkan lamuannnya. Lucas menatap pria itu dengan ramah, menanggapi setiap ocehan yang keluar dari mulut pria itu.
“Bagaimana menurutmu tentang Sun Entertainment?”
Pertanyaan bodoh.
Lucas tetap tersenyum menanggapi pertanyaan itu dan menjawabnya dengan ramah,
“Ya, menurutku Sun Entertainment merupakan perusahaan yang sangat maju dan memiliki banyak potensi. Saya tak memiliki keraguan sedikit pun saat melakukan merger dengannya.”
“Benarkah?"
Lucas mengangguk.
“Tapi saya pernah mendengar bahwa perusahaan ini bekerja sama dengan organisasi gelap dunia.”
Mendengar perkataan pria keturunan eropa itu, Lucas menyerit kebingungan dan tak paham. Apa maksudnya bekerja sama dengan organisasi gelap dunia? Apakah dia sedang membuat lelucon?
“Apa maksudmu?”
“Entahlah, saya hanya mendengarkan itu dari gosip yang beredar di internet. Sepertinya itu tak benar ... hanya berita hoax yang beredar di internet.” Pria itu tampak melihat jam dinding dan kembali berkata, “Baiklah, saya pergi dulu ya ... sampai jumpa di lain waktu."
Pria itu melenggang pergi, meninggalkan Lucas dengan seribu satu pertanyaan yang kian bertambah. Dalam hatinya ia mengutuk pria sialan itu, yang hanya datang untuk menambah beban pikiran di kepala Lucas. Lucas melihat ke sekeliling, semua orang sedang asik mengobrol dengan yang lainnya, menikmati waktu istirahat yang telah diberikan selama 30 menit.
“Aku harus menemui Emma.”
Ia kemudian pergi keluar dari ruangan itu, dan berjalan menuju ruang makeup yang berada dua lantai di bawah dari tempat Lucas berada saat ini. Ia mengetahui tentang keberadaan Emma atau Anna saat ini karena pria sopan yang tadi pagi menyapanya. Pria itu mengatakan bahwa jam segini, Anna ZE sedang berada di ruang makeup untuk persiapan syuting. Sembari berjalan Lucas terus saja memikirkan Emma, dalam pikirannya ia berpikir mungkin saja pertemuannya dengan Emma di hutan waktu itu adalah bagian dari proses syuting.
Hahaha ...
Lucas tertawa kecil menanggapi kebodohan pikirannya, “Dasar bodoh, mana ada proses syuting di tengah hutan pada malam hari namun tak ada kameramen, sutradara, atau lampu penerang untuk perlengkapan syuting. Haish, sampai saat ini aku masih penasaran dengan dia.”
Dia bermonolog hingga sampai di depan lift. Lift yang tertutup itu membuat Lucas menunggu beberapa saat untuk bisa memasukinya. Ia menunggu hingga lift terbuka, dan perlahan ... apa yang ditunggunya mulai terjadi.
Lift terbuka perlahan, ada wanita cantik di sana. Dalam hati Lucas dia berdecak kesal ... di perusahaan ini terlalu banyak orang-orang dengan penampilan luar biasa, Lucas harus membiasakan diri dengan pemandangan indah seperti ini setiap harinya.
Tapi setelah melihat wajah wanita yang berada di dalam lift itu, Lucas seketika terpatung dengan mata membelalak.
“Emma?!” Seru Lucas dengan bersemangat, namun beberapa saat kemudian ia menggeleng, “Maksudku, Anna? Kau Anna kan?”
Wanita itu ... wanita yang kerap disapa Emma oleh pria tak dikenal di depannya tampak memutar kedua bola matanya malas dan berjalan keluar dari lift,
“Iya, aku Anna ZE. Ada apa ya? Sepertinya Anda memiliki hal penting untuk disampaikan kepada saya?”
Wanita itu berusaha menjaga sikap, karena telah diberitahu oleh atasannya bahwa pria di hadapannya ini merupakan CEO dari perusahaan asuransi yang akan melakukan merger dengan Sun Entertainment, perusahaan yang membuat dirinya menjadi bintang besar saat ini. Walaupun merasa muak terhadap Lucas, ia harus tetap bersikap sopan. Terlebih lagi karena dia adalah motivator terkenal bagi banyak orang. Kisah suksesnya yang berkarir dari nol, dari orang tak mampu yang memiliki keterbatasan ekonomi kemudian berubah menjadi aktris dan penyanyi tingkat global membuat banyak orang kagum, dan itu membuatnya menjadi motivator sukses kebanggaan banyak orang.
Lucas dan Anna terus saja bertatapan. Bukannya menjawab pertanyaan Anna, Lucas justru terdiam mengangumi Anna. Dan itu membuat Anna merasa risih.
“Saya rasa tak ada hal penting yang ingin Anda sampaikan. Jadi ... bisakah saya pergi?”