Gue tanpa lo itu hanyalah sebutir debu
-David Alcander Alexis-
***
Cia tersenyum kecil menatap Vero yang kini sedang menghabisi porsi kedua dengan lahap. Cia diam-diam memotret Vero yang sedang makan lahap itu dan lagi-lagi dia kepikiran untuk mengirim ke David.
Alicia Fernita
Sent a photo
Alicia Fernita
Ganteng yak?
David Alcander
TERSERAH!
David Alcander
Gue pikir lo kirim foto lo lagi, tahu-tahunya malah kirim foto cowok lain -__-
Alicia Fernita
Loh? Kok capslock-nya jebol? Gue 'kan cuma nanya dia ganteng apa gak
Alicia Fernita
Dasar, cowok sensi!
David Alcander
Gantengan gue lah!!!
Alicia Fernita
Pede banget sih, Vid
David Alcander
Wajib pede lah, ngapain gue gak percaya diri? Gue itu dilahirkan untuk menjadi orang ganteng
Alicia Fernita
Lo salah makan apa deh?
David Alcander
Salah makan apanya?
Alicia Fernita
Gak jadi Vid :)
David Alcander
Jangan lama-lama baliknya, gue gak tahan mau meluk
Alicia Fernita
Dih, belum sah ._.
David Alcander
Kangen :)
Alicia Fernita
Gue tahu kok gue orangnya selalu bikin kangen bahahaha
Alicia Fernita
Sent a photo
David Alcander
Cantik amat
David Alcander
Tapi lebih cantik kalau lo fotonya bareng gue bukan sama dia :)
David Alcander
Gue gak suka lihat lo dekat-dekat sama cowok lain, Cia
David Alcander
Lo cuma boleh dekat sama gue aja
Alicia Fernita
Posesif!!!
Alicia Fernita
Kita belum jadian aja lo udah posesif gini, entar kalau udah jadian, bisa-bisa gue gak boleh foto bareng kakak gue
David Alcander
Lo ngode mau ditembak?
David Alcander
Gue sih dari kemarin ngebet mau nembak lo, tapi lo 'kan bilang kita temen dulu
Cia tersenyum kecil melihat pesan yang dikirim David untuknya.
Alicia Fernita
Iya, masa kita baru kenal dua hari yang lalu langsung jadian
Alicia Fernita
Gue bukan cewek murahan
Alicia Fernita
Kalau lo emang sayang sama gue, lo mesti tunjukkin ke gue
David Alcander
Gue selalu tahu kalau lo cewek baik-baik, gue bakalan rela nunggu lo sampai kapan pun
David Alcander
Gue harap perjuangan gue buat lo gak berujung sia-sia ya ❤️
Cia tersenyum lebar lalu meletakkan ponselnya di atas meja dan kembali menatap Vero yang masih sibuk dengan kegiatannya sendiri, yaitu makan.
"Ngapain tuh? Dari tadi gue merhatiin lo senyam-senyum sendiri," ledek Vero di sela makannya.
Cia terkekeh sebelum berkata, "Kepo deh, gak baik kepoin urusan orang."
Vero mendengus sebal sebelum berucap, "Suka lo aja deh."
Cia terkekeh mendengar balasan Vero. "Tadi gue chat sama teman gue."
Vero menaikturunkan kedua alisnya sembari berucap, "Teman apa teman nih?"
"Teman tapi dia posesif, Ver," kata Cia sembari tersenyum kecil mengingat pesan yang dikirim David kepadanya.
Vero hanya manggut-manggut lalu kembali makan makanan yang berada di depannya. Cia yang merasa bosan melihat Vero yang sibuk sendiri memutuskan untuk melihat ke sekitaran.
Cia menghela napas ketika dia teringat pertemuan kemarin dengan kedua orang itu. Mengapa setelah sekian lamanya dia tidak bertemu dengan mereka, kini dia dipertemukan kembali?
Varo kecil menarik-narik tangan Cia membuat Cia mendengus. "Varo mau ngapain sih?"
Varo tersenyum sembari berucap, "Nita harus ikut sama Varo sekarang. Varo mau bawa Nita ke tempat spesial dan tentunya hari ini akan menjadi hari yang paling bahagia buat kita semua."
Cia hanya pasrah ditarik-tarik oleh Varo ke suatu tempat yang bahkan dia tidak tahu di mana. Varo melepaskan genggaman mereka ketika mereka sampai di sebuah taman dengan air mancur yang berada di tengah-tengahnya.
Varo memetik setangkai bunga berwarna ungu lalu dia berlutut di depan Cia membuat jantung Cia berdegup semakin kencang. Tangan kanan Varo meraih tangan Cia sedangkan tangan kirinya masih mengenggam setangkai bunga itu.
Dia menatap manik mata Cia dalam membuat Cia gugup bukan main.
"Varo sayang sama Nita. Varo pingin jadi satu-satunya cowok yang bisa bahagiain Nita. Varo pingin jadi satu-satunya cowok yang selalu menjadi sandaran buat Nita. Varo pingin Nita selalu tersenyum karena Varo. Varo sayang sama Nita. Nita sayang engga sama Varo?" tanya Varo membuat tubuh Cia gemetar.
Apa Varo tidak bercanda dengannya? Varo benaran menyatakan cinta kepadanya setelah sekian lamanya mereka hanya berstatus sebagai sahabat?
"Nit—"
Varo terbahak sebelum berucap, "Nita kok serius gitu sih? Varo 'kan jadi gugup."
"Huh?" tanya Cia bingung.
Varo melirik jam yang melingkar di tangan mungilnya itu. "Sekarang mendingan Nita pulang deh. Nita gak boleh di sini, soalnya Varo mau nembak Mutia. Varo takut nanti Nita gangguin Varo sama Mutia."
"Ja-jadi tadi itu Var-Varo mau nemb-nembak Mutia, buk-bukan Nita?" tanya Cia sembari menahan rasa sesak yang luar biasa di dadanya.
Varo tertawa kencang sebelum berucap, "Ya, jelas bukan lah, Nit. Varo 'kan sayangnya sama Mutia, bukan sama Nita."
Tanpa berniat mendengar apa pun lagi dari mulut Varo itu, dia langsung berlari dengan air mata yang mengalir deras dari kedua pelupuk matanya.
Setitik air mata keluar dari pelupuk mata Cia membuat Cia langsung menyeka air mata itu.
"Lo nangis?" tanya Vero dibalas gelengan Cia.
"Gak, gue gak nangis. Ta-tadi ada debu masuk ke mata, makanya keluar air mata deh," kata Cia berbohong sembari tertawa.
"Oke deh, sekarang kita pulang yok. Udah malam juga," ujar Vero dibalas anggukan Cia.
Mereka berdua memberhentikan taksi setelah membayar makanan mereka. Cia memejamkan matanya begitu rasa kantuk melandanya. Vero tersenyum kecil menatap Cia yang kini mulai masuk ke alam mimpi.
Vero menggendong Cia ke kamar Cia begitu mereka sampai di hotel. Cia sempat menggeliat di dalam gendongan Vero. Vero merebahkan tubuh Cia dengan pelan-pelan ke kasur. Dia menyelimuti Cia sebelum berucap, "Goodnight, princess. Gue emang gak tahu alasan lo sampai refreshing ke sini. Tapi, gue harap masalah yang lagi lo hadapi bakalan cepat selesai."
Vero pun berjalan menuju kamarnya yang tepat berada di seberang kamar Cia.
***
Cia mengucek kedua matanya saat sinar matahari mulai menembus gorden yang berada di kamarnya.
"Udah pagi?" gumamnya.
"Bukannya tadi gue masih di taksi ya? Kok sekarang gue bisa di kasur?" tanya Cia.
Cia mengambil ponselnya yang masih berada dalam tas selempangnya.
David Alcander
Cia?
David Alcander
Kok gak dibales sih? Lo sibuk ya?
David Alcander
Bales dong, masa cowok seganteng gue dicueki sih?
David Alcander
Ah, mungkin lo udah tidur kali ya karena kecapekan?
David Alcander
Ingat ya, dia bukan siapa-siapa lo!
David Alcander
Jangan sampai tidur sekamar ya!!!
David Alcander
Goodnight, Alicia Fernita! Have a sweet dream, Sayang
David Alcander
Morning, Baukk ❤️
David Alcander
Belum bangun ya? Chat gue dari kemarin gak dibalas-balas
David Alcander
Gue tanpa lo itu apa ya?
David Alcander
Gue tanpa lo itu hanyalah sebutir debu ❤️
David Alcander
Ah, gue kenapa jadi gak waras gini sih?
David Alcander
Cinta sama lo ternyata bisa bikin gue gak waras, Cia
David Alcander
Tapi, gak papa deh apa pun jadi buat dapetin hati lo ❤️
David Alcander
Lagi ngapain sih lo? Kok chat gue gak dibalas?
David Alcander
Mandi kali ya? Kalau iya, mandinya yang bersih ya, banyakin pakai sabun biar gak baukk
Cia tersenyum penuh arti. David tidak berhenti mengirim pesan untuknya padahal dia tidak membalas pesan itu dari kemarin malam karena ketiduran.
Alicia Fernita
Morning jugaa, Kentut ❤️
David Alcander
Kok kentut sih?
Cia terkekeh melihat David yang langsung membalas pesannya.
Alicia Fernita
Karena gue tau dari mama lo, kalau lo itu hobi kentut HAHA!
Alicia Fernita
Ganteng-ganteng tapi tukang kentut, jorokk!
David Alcander
Orang ganteng mah bebas!
Cia tersenyum geli. Dia jadi merindukan David. Dia jadi ingin David berada di sampingnya sekarang. Dia jadi ingin memeluk David dan ingin menceritakan semuanya kepada David.
Tetapi, dia sadar bahwa David untuk sekarang hanyalah temannya. Dia tidak boleh langsung percaya kepada orang kalau tidak ingin merasakan sakit hati dalam waktu dekat.
Dia merasakan ponsel yang di genggamannya bergetar menandakan ada yang menelepon. Dia tersenyum kecil melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Tanpa berpikir dua kali, dia langsung menerima panggilan dari orang itu.
"Kangen."
"Bukannya bilang halo kek, atau apa. Langsung bilang kangen," ucap Cia sembari terkekeh kecil.
David di ujung sana tertawa kecil mendengar balasan dari Cia.
"Gue kangen banget sama lo."
"Baru juga dua hari gak ketemu udah kangen, gimana kalau setahun gak ketemu?" tanya Cia dengan jahil.
David mengerucutkan bibirnya kesal.
"Jangan ngomong gitu, ish. Lo gak setahun 'kan di sana?"
Cia tertawa geli sebelum berucap, "Kalau gue setahun di sini, gimana?"
"Gue ngejar lo sampai ke sana. Lo 'kan yang bilang gue harus buktiin ke lo kalau gue benar-benar sayang sama lo bukan cuman buat jadiin lo mainan."
Jantung Cia berdegup lebih kencang mendengar perkataan David. Tanpa dia sadari, pertahanan yang dia buat selama ini untuk menghindari ada laki-laki yang masuk ke dalam hatinya kini mulai runtuh secara perlahan karena David.
"Vid," panggil Cia membuat David di ujung sana bergumam tidak jelas.
"Senyuman lo sama dia itu mirip banget," ucap Cia menghela napas.
David tersenyum kecil.
"Kalau dengan ngelihat senyuman gue, lo bakalan terluka, gue gak bakalan senyum lagi selama gue masih hidup."
Cia dengan cepat menggeleng seakan David bisa melihatnya padahal jelas-jelas David tidak mungkin dapat melihatnya menggelengkan kepala.
"Jangan kayak gitu, Vid," lirih Cia.
"Izinin gue jadi obat buat nyembuhin luka yang dia torehin di hati lo. Biarin gue menggantikan luka itu dengan kenangan manis yang bakalan gue torehin di hati lo,"
Cia tersenyum penuh arti sebelum berucap, "Entah kenapa sekarang gue jadi senyam-senyum sendiri, Vid."