Sanya hanya semalam menginap di rumah orang tuanya waktu itu. Kini ia kembali pada rutinitas hidupnya seperti biasa. Hari berganti hari, Sanya tampak menikmati pekerjaannya. Ia tidak menghindari Ardika, hanya tidak melakukan hal-hal di luar job desk-nya lagi. Siang ini, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Ardika. Lelaki itu menghentikan langkah, seolah sengaja menunggu Sanya lewat. Namun Sanya hanya melintas begitu saja, sempat mengangguk hormat sebelum berlalu. Ardika menoleh, memperhatikan punggungnya menghilang di ujung lorong. Lelaki itu lalu masuk ke dalam lift dengan rahang yang tampak menegang. Berbeda dengan Sanya yang tenang menjalani kesehariannya, Ardika justru gelisah di kursinya. Entah karena apa, dia sendiri pun tak paham. Hari ini jadwalnya tidak terlalu padat dan itu me

