CINTA PANDANGAN PERTAMA

1109 Kata
Bab 2 "Ini pak minuman nya, silah kan diminum," ucap Andine menghidangkan kan minuman. "Silah kah nak Arman," tawar bapak kepada Arman. Andine ikut bergabung duduk bersama mereka, dan mendengarkan cerita bapak dan ibu nya yang memberi tahu tentang siapa Arman sebenarnya. "Ini Arman anak sahabat bapak, Andine," "Iya pak, Andine tau, tadi ibu udah kasih tau." Ucap Andine sambil tersenyum. "Arman akan menetap di sini, jadi kamu harus kasih tau dia tentang desa kita ini." "Baik, pak," jawab Andine. "Nah, adzan isya sudah tiba mari kita sholat," ucap ibu kepada bapak. Arman dan bapak keluar menuju mesjid, sedang kan ibu dan Andine sholat di rumah. Setelah melaksanakan sholat Andine dan ibu bergegas ke mesjid untuk mendengarkan ceramah. "Eh Andine, kamu datang juga," sapa Sasa yang menghampiri Andine. "Kan aku udah bilang tadi mau datang," "Ihh, kalian ini, ayo masuk kedalam, malah ngobrol di sini!" ajak ibuk. Sasa dan Andine masuk kedalam mesjid mendengar kan ceramah Ustadz Arman. Setelah ceramah berlangsung selama 2 Jam, ceramah pun di akhiri. Dan orang-orang berkeluaran dari mesjid secara teratur. "Asamualaikum Andine," sapa Arman. "Waalaikumsalam, eh Ustadz, ada apa?" tanya Andine. "Gak papa, cuma mau berbicara, sebelum sampai di rumah," "Bapak udah kasih tau belum rumah ustadz dimana?" tanya Andine. "Udah, tadi pas di perjalanan menuju mesjid. Jangan panggil ustadz, panggil saja Arman," "Ga papa nih manggil nama aja?" ucap Andine tersenyum. "Iya ga papa." "kamu ada kegiatan apa?" tanya Arman. "Gadak, cuma ngajarin anak-anak ngaji di sini," jawab Andine. "Itu sangat bagus Andine, kamu mengembangkan ilmu agama kepada anak-anak di sini." puji Arman tersenyum. "Insya Allah, Andine akan melakukan yang terbaik,yaudah Andine pamit pergi ya, toh rumah kamu udah dekat, Assalamualaikum," ucap Andine berlalu pergi. "waalaikumsalam," ucap Arman yang melihat Andine berjalan pergi. "kring, kring, kring,_!!" Arman mendengar suara handphone nya berbunyi, dan melihat pangilan sahabat nya Miksel. "Asamualaikum, Halo," ucap Arman. "Eh bro loe dimana ni?" tanya suara dari seberang. "Biasa kan dulu mengucap salam, sebelum berbicara, aku di kampung ××××, ada apa Miksel?" "Iya, iya, gue lupa! gue butuh bantuan loe nih, gue datang iya kesana? tungguin!" Miksel segera mematikan handphonenya dan menuju rumah Arman. "Miksel, Miksel, dari dulu ga berubah," ucap Arman. 30 menit kemudian Miksel sampai di kampung ×××× yang di beri tahu Arman sebelumnya. Miksel pun segera menemui Arman dan memohon agar bisa tinggal bersamanya saat ini. "Kamu kenapa? kok buru-buru seperti ini?" tanya Arman. "Aduh... gue dalam masalah besar nih, beberapa preman lagi ngejar-ngejar aku, perusahaan gue bangkrut, gue terlibat banyak utang." ucap Miksel Dangan nafas tersengal-sengal. "Dari dulu aku katakan padamu, jangan suka berfoya-foya, kamu tak pernah mau mendengar kan nasihat ku," ucap Arman. "Udah lah Man, semua itu udah lewat," cetus Miksel "Jadi apa tujuan kamu? mau apa datang kesini?" tanya Arman. "Hehehe..gue nginap di sini ya? gue gak bisa tinggal di rumah sekarang," pinta Miksel cengengesan. "Ga bisa!! aku ga mau kamu buat ulah di sini." cetus Arman. "Come on lah Man, masak teman kamu lagi kesusahan, kamu ga peduli.Kemana persahabatan kita 10 tahun yang udah terjalin selama ini, masak kamu lupa?" celoteh Miksel "Aku gak lupa! tapi aku ga mau kamu malu-maluin aku di kampung ini." ucap Arman serius. "Aku janji, aku akan berbuat baik di sini," Ucap Miksel dengan wajah memelas. "Yaudah, awas lu sampe buat ulah di sini, ayo masuk kedalam." ajak Arman membawanya kedalam rumah kontrakan. "Ini rumah siapa man? kecil banget." "Ini rumah teman papa aku, dia ngasih aku untuk tinggal sementara, untuk ngajar anak-anak di sini.Kamu tau gak?" tanya Arman. "Gak, kamu kan belum ngomong," Ucap Miksel dengan wajah lugu. "Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu, Masya Allah, dia terlihat cantik dengan cadar hitam nya," Ucap Arman membayangkan. "Eh, lu kok bisa jatuh cinta sama gadis yang loe bahkan gak liat sama sekali wajah nya?" Ucap Miksel sambil tertawa. "Kamu gak akan ngerti, ciptaan Allah itu sangat indah," Ucap Arman. "Hah, terserah kamu, gue pusing memikirkan cinta tentang kalian, gue mau tidur." "Besok pagi kamu harus bangun, kita sholat subuh bersama." Miksel hanya diam dan mendengkur, dia berpura-pura tidak mendengar kan Arman. Arman yang tau tabiat teman nya, pergi dan membiarkan nya tidur di atas sofa sendiri. Arman memeriksa ajaran-ajaran agama yang dia pelajari semasa di Mesir, dia mempersiapkan bahan untuk di ajar kan kepada anak-anak di kampung besok. Hampir 2 jam Arman mempelajari semua nya, kantuk pun menghampiri nya, Arman tak tahan lagi menahan kantuk nya, dia pun mengakhiri semua nya untuk segera tidur. *** Allahu Akbar, Allahu Akbar, Suara adzan terdengar merdu sahut menyahut di waktu subuh, Arman pun terbangun segera mengambil wudhu untuk menuju mesjid. saat Arman selesai, dia masih melihat Miksel tertidur lelap di ruang tamu. "hey!, hey!, Miksel ayo bangun! kita ke mesjid sholat Subuh," ucap Arman sambil menggoyangkan badan Miksel. "Hmm, apa Man!?" jawab Miksel dengan kantuk berat. "Ayo bangun kita ke mesjid, kamu ini kebiasaan, suka menunda-nunda waktu untuk beribadah." "Kamu deluan aja, nanti aku nyusul," Jawab Miksel dengan mata terpejam. "Beneran ya? awas kamu kalo sampe gak ke mesjid." "Iya,iya,iya, gue bakal datang." Arman pun berlalu pergi meninggalkan Miksel yang berbaring di kursi ruang tamu. Bukan Miksel nama nya, jika dia harus bangun di pagi-pagi buta, dia menghiraukan perkataan Arman bagai angin lewat, dan melanjutkan tidur nya kembali dengan liur yang mengalir di sudut bibirnya. *** Arman pun selesai menunaikan ibadah sholat subuh, dari kejauhan dia melihat ayah Andine, Arman pun menghampiri untuk memberitahu sesuatu. "Assalamu'alaikum, Pak," sapa Arman. "Waalaikumsalam,eh,Nak Arman, ada apa?" "Anu pak, Arman kedatangan teman tadi malam,dia berencana menginap beberapa hari di rumah." "Oh ndak apa-apa, asalkan dia pria," Canda pak Anton. "hahaha, iya lah pak, teman Arman pria, masak Arman memasukkan yang tidak muhrim." Tawa Arman. "Yaudah,jangan lupa ya! kamu ngajarin anak-anak dikampung sini." "iya pak, Arman ingat,Arman sudah menyiapkan materi yang akan di sampaikan nanti." "yaudah, bapak pamit pulang dulu." "Anu, bapak sendiri aja?" Tanya Arman sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal. "Loh iya sendiri, emang sama siapa lagi?" "Ngak papa pak, yaudah Arman pamit pergi." terlihat Arman yang salah tingkah. "Kamu mau nanya Andine?" ucap bapak melihat tingkah laku Arman malu. "Ngak kok,Pak!" Arman yang berusaha menutupi salah tingkahnya. "Yaudah, yaudah, nanti bapak sampai kan salam kamu sama Andine.," senyum bapak kepada Arman. Arman yang terlihat malu-malu dan cengengesan, kerena pak Anton bisa menebak apa yang Arman maksud. Arman dan pak Anton mengakhiri pembicaraan mereka, dan memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing. Bersambung..... Lanjut terus baca ya, Dukung Author untuk menerbitkan cerita yang lebih menarik happy reading ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN