Setelah mendengar semua penuturan Rachel kemarin siang, aku sama sekali tidak bisa melupakan semuanya begitu saja. Aku terus kepikiran dan kepikiran hingga akhirnya tidak bisa fokus pada pekerjaan yang menanti untuk diselesaikan. Aku menghela napas gusar dan mengacak rambut frustasi untuk menyalurkan rasa kalut yang lagi dan lagi aku rasakan. Aurora Liandra Prameswari. Lagi lagi gadis itu selalu berhasil mencuri kewarasanku dan membuatku akhirnya menjadi laki laki bodoh dan tidak masuk akal. Aku menatap nanar pada setumpuk berkas yang menanti untuk ditandatangani. Namun pikiranku saat ini tidak tenang. Aku terus kepikiran dengan kondisi psikis Lian. Pasti gadis itu tengah ketakutan sekarang. Aku tidak bisa membayangkan seberapa khawatirnya ia sekarang. Oke, sekali lagi aku sudah bertindak

