BAB 4

1319 Kata
Sena bergegas berangkat kuliah. Anaknya tadi pagi rewel sekali. Sehingga ia harus menenangkannya dahulu sebelum kuliah. Sena mengikuti jam mata kuliahnya seperti biasa. Selesai kuliah ia menyusui anaknya dan pergi ke tempat gym. Tepatnya di atas apartemen yang ia tinggali itu. Selesai ngegym. Ia langsung mandi sebelum memandikan putranya. Setelah memastikan kedua putranya tampan Sena menyusuinya kembali sebelum pergi ke mini market di bawah sana untuk membeli popok putranya. Disisi lain, Aldric bersama teman-temannya pergi ke tempat pijat refleksi. Sebenarnya Aldric tak ingin pergi. Tapi, Reza dan Brahms sialan itu menyeretnya sampai disini. Andai saja ia tau.  Tak lama Ryan sampai. Jelas Aldric melihatnya penasaran. “Lo ngapain kesini?” Tanya Aldric ke Ryan. “Gue yang telfon. Yuk ah, pijet. Ntar malem kita olaharaga lagi loh.” “Olahraga apaan Za?? Di atas ranjang?” “Anjing amat mulut lo Brahms.” Decak Reza. “Lo kesini emang Sena tau Al?” Tanya Ryan. “Udah ah masuk. Lo juga Yan ga usah bocor.” Saut Lois. Kini mereka masuk ke tempat pijat itu. Aldric menghela napas. Oke.. Ini hanya tempat pijat biasa. Bukan tempat aneh-aneh. Ia berdoa, semoga Sena tidak mengetahui jika ia datang ke tempat pijat seperti ini. Semoga, Aldric sangat menikmati pijatan di tubuhnya. Tak hanya Aldric, teman-temannya yang lain juga. Bahkan Reza, Ryan dan Melvin sudah tertidur tenang. Lois sendiri menggoda perempuan yang memijat punggungnya. Brahms berteriak kesakitan. Tak lama Aldric mulai tertidur. Dan itulah tindakan yang sangat disesali oleh Aldric dan Reza nanti. Brahms sengaja membuat snap di akun sosmednya. Brahms sendiri mendapat job untuk mempromosikan tempat pijat yang baru saja dibuka. Berhumbung teman-temannya ini pada goodlooking semua jadi cocoklah dijadikan wadah promosi. Terlebih Aldric yang terkenal playboy dulu. Tapi sayang, Brahms lupa jika Caca sedang dalam masa perang dingin dengan Reza. Ketika melihat snap itu.. Caca hampir membanting handphonenya. Sedangkan Sena, ia masih belum mengetahuinya. Sena tak tau apa yang salah dengan dirinya sedari tadi banyak orang yang meliriknya dan menatapnya kasian. Jika Sena membalas menatapnya, para orang-orang disana akan diam atau menggelengkan kepalanya. Sena bingung karna hal itu. Memangnya dia kenapa?? Perasaan nggak ada yang salah dengannya hari ini. “Sen, yang sabar ya ...” Tegur salah satu teman Sena ketika akan mengikuti kelas. “Sabar kenapa?” Tanya Sena bingung. “Lo nggak tau Sen??” Saut salah satu temannya lagi. “Mangkanya gue bingung ... Emang ada apa sih?” “Ya ampun Sen ... Sini gue tunjukin nih,” Kata temannya yang kini membuka handphonenya. Ia menunjukan sebuah video yang di unggah oleh Brahms teman Aldric. Banyak wajah familiar di video itu yang sedang tertidur menikmati pijatan. Terlebih yang memijat mereka adalah perempuan yang cantik-cantik. Dan Aldric tidak pernah memberitahunya tentang asal-usul tukang pijat ini. “Lo nggak curiga Sen?? Mana si Aldric kan playboy banget dulu.” “Cowok kebanyakan gitu loh Sen, istrinya sibuk jaga anak, eh mereka malah jajan keluar.” Sena tersenyum. “Oh ini ya, gue tau kok. Badannya emang pada pegel semua karna kerja sambil kuliah. Belum lagi kalau di rumah bantuin gue.” Bela Sena. “Oh.. Gitu ya Sen.. Tapi kalau gue jadi lo gue pasti bakalan cemburu. Mereka cantik. Sedangkan gue sibuk ngurus anak jadi ga sempet ngurus diri sendiri. Eh si suami malah enak-enak an pijet ke perempuan cantik. Padahal yah, tukang pijet banyak. Kenapa nggak pijet yang tukang pijetnya itu cowok.” Bohong jika Sena tidak memikirkan itu. “Yaudah sih gapapa. Thanks ya, udah khawatirin gue.” Kata Sena. “Eh Sen... Katanya Caca putus ya sama Reza?? Serius?” Tanya salah satu temannya. “Hah? Kata siapa?” “Di Ignya Caca udah ga ada fotonya si Reza.” “Oh, pantes si Reza kemaren-” Sena tak mendengarkan perkataan itu lagi. Ia langsung masuk kedalam kelas dan mengikuti kuliah. Ia juga mengirimkan pesan ke Caca bertanya tentang hubungannya dengan Reza. Tapi Caca masih belum membalasnya. Sampai akhirnya selesai kuliah, Sena mencari Caca dan Gea ke kantin karna memang hari ini mereka tidak sekelas. Sena telat krs.an waktu itu. Sena menoleh ke kanan ke kiri tapi tidak menemukan siapapun di Kantin. Akhirnya ia pergi mencari di taman kampus yang memiliki gazoba. Biasanya Caca juga suka ke tempat itu. Dan dugaannya tepat, akhirnya ia menemukan Gea yang sedang berusaha menenangkan seseorang. Sena tau orang itu. Caca. Ada beberapa teman Aldric. Dan Aldric juga disana. Terlihat Reza juga sedang berbicara dengan Caca. Sepertinya mereka sedang berdebat. Sena tau itu. Pasti soal pijat. Aldric yang melihat kedatangan Sena berjingkat kaget. Apa istrinya itu juga sudah tau?? Apa Sena akan memarahinya seperti yang saat ini dilakukan Caca dan Reza. Aldric benar-benar tak bisa berfikir dengan tenang. Apa yang akan dilakukan istrinya itu. “Sayang ...” Panggil Aldric. Sena hanya meliriknya sekilas sebagai respon. “Gua chat juga dari tadi.” Kata Sena. “Gue nggak buka handphone. Sorry!” Balas Caca ketus. “Udah Ca, relax!! Contoh tuh Sena dia sans aja sama Aldric.” Kata Brahms. Aldric menatap Brahms kesal. Ia menendang kaki temannya itu agar tidak berbicara lebih jauh lagi. Mungkin saja istrinya itu tidak tau apa-apa. “Kata siapa gue sans?” Tanya Sena dengan tersenyum. “Gue cuma lagi nggak mood berantem sekarang.” Tambahnya. “Sayang, aku di ajakin. Di paksa sama mereka.” Kata Aldric dengan memegang lengan Sena. “Udah Al, nggak usah bikin pembelaan. Aku males dengerin kamu ngomong.” Balasnya sinis. Sena langsung mengajak Caca pergi dari tempat itu dan melanjutkan kuliahnya. Lain halnya dengan Aldric, kejadian itu tak bisa ia tebak. Ia bingung memperkirakan apa yang akan dilakukan Sena padanya nanti. Apa ia suruh saja Sena ke salon saja ya, spa atau creambath. Biar istrinya itu tidak marah lagi. Apa ia perlu mengajak istrinya itu belanja juga?? Atau menggantikannya mengurus anak kembarnya?? Oke.. Mari ia gunakan semua nanti agar istrinya itu tak marah lagi. Aldric berdoa sebelum memasuki Apartemennya. Terlihat Sena yang sedang memasak. Itu artinya kedua putranya sudah bermimpi indah. “Sayang.” Panggil Aldric. Sena tak memperdulikannya. Aldric pun mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Tapi Sena dengan cepat menampik tangan nakal itu. “Apa sih Al,” “Aku kangen istriku tau.” Ucap Aldric dengan cemberut. “Kangen?? Kalo kangen mana sempet pergi ke tukang pijat. Mana yang mijatin cantik-cantik pakeannya seksi-seksi juga.” “Nggak ada yang cantik mereka. Jelek-jelek Sen. Sumpah! Cuma kamu doang yang yang kelihatan sangat cantik.” Gombal Aldric. Sena hanya tersenyum miring. Setelah itu ia mengambil piring dan mulai memindahkan masakannya. “Mau makan?” Tanya Sena. Aldric menganguk. Sena lalu mengambilkan Aldric makan. Ketika Sena hendak pergi, Aldric memegang tangannya. Meminta untuk di temani. “Minta temenin cewek tukang pijet itu aja.” Balas Sena dengan tersenyum. “Kan yang istriku kamu bukan orang itu.” “Istri?? Bener juga aku kan istri kamu.” Balas Sena dengan tersenyum. Sena melepaskan genggaman tangan Aldric. Lalu berjalan pergi meninggalkan Aldric. Aldric menyusul Sena. “Sen ... Sorry!!” “Sorry?? Buat apa?? Kamu punya salah ke aku?” Tanya Sena. “Sena ... Jangan kayak gini dong.” “Kayak gini gimana?” “Aku tau aku salah ... Maaf. Aku beneran nggak akan datang ke tempat kayak gitu lagi.” “Datang aja lagi. Gapapa.” Kata Sena yang langsung menghindari Aldric. Sena masuk kedalam kamar. Mengambil baju-baju kotor miliknya, dan Aldric. “Biar aku aja.” Kata Aldric yang kini mengambil baju-baju di pegang Sena. “Nggak usah!” Kata Sena yang langsung merebut balik bajunya. “Kamu nggak mau nyalon?? Spa gitu atau apapun deh yang kamu mau. Biar aku yang urusin anak-anak dulu.” Rayu Aldric yang berdiri di samping Sena. “Aku lebih suka uangnya di pake buat keperluan Elios sama Elias.” Jawab Sena. “Tapi kan.. Kamu perlu buat Q-time sama diri kamu sendiri. Biar aku yang jagain mereka.” Desak Aldric lagi. “Nggak usah!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN