Rayyan mengerjap beberapa kali ketika cahaya matahari dengan usil mengusik tidur nyenyaknya. Semua itu karena Gwen menyibak tirai jendela kamar tamu yang ditempati lelaki itu. Rayyan meregangkan otot-ototnya sebelum membuka mata dengan sempurna. "Nyenyak tidurnya?" Suara berat itu kontan membuat Rayyan terjaga sepenuhnya. "Aa." Rupanya di dalam kamar sudah ada Gwen, Ara, Ibel, dan Raka yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang ... entahlah. "Ke ... kenapa kalian bisa di sini?" Rayyan kembali bersuara. "Tadinya gue pengen nonjok lo, tapi karena lihat lo tidur nyenyak kayak gitu gue jadi gak tega." Rayyan meringis, bibirnya mengerucut. "Raka, gak boleh gitu," tegur Ara. Ibel terkekeh melihat ekspresi adik bungsunya. Ia berjalan lebih dekat pada sang adik kemudian mengucap lembut

