Bab 5 : Edelweiss & Tragedi Lawu [Flashback Bagian III]

5762 Kata

Sunrise pukul 05.40 di Pos Watu Gede itu pun menumbuhkan perasaan hangat, di antara selimut hawa dingin udara. Sebab, sengat bau belerang menjadi terabaikan berkat pemandangan menakjubkan itu. Seoranye belewah, seperti lukisan Claude Oscar Monet yang membawa pesan pada setiap anak adam bahwa—ada begitu banyak pagi untuk disyukuri oleh kita. Atap troposfer yang menaungi kelangsungan hidup manusia dengan oksigen dan nitrogen, menganugerahi lewat angin sepoi yang membelai. Yup, segala proses pembentukan cuaca kan—terjadi di sana. Tuhan memang selalu hadir di tengah-tengah mereka, dan kini Dia tengah menunjukkan salah satu kekuasaan-Nya. “Beritahu aku jika bahumu sakit lagi, aku sanggup menggendongmu sampai Hargo Dumilah.” Saif menawarkan kebaikan hati, maksudnya, membawa Nobelia sampai punca

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN