Ardhan sampai di kafe milik sahabat nya, rasanya sudah lama ia tidak kesana karana urusan bisnis nya yang membuat nya sibuk.
Di malam minggu kafe terlihat ramai. Mata Ardhan menjelajah mencari sosok sahabat nya yang katanya telah menunggu nya. Benar saja, Yoga sedang duduk di sudut kafe tersebut sambil melihat laptopnya, Ardhan pun menghampiri nya, sambil sesekali melirik sosok yang ia tunggu, namun belum ketemu juga.
"hai bro apa kabar, lama lo gak kesini!" sapa Yoga
Ardhan tersenyum, lalu duduk di hadapan Yoga, namun matanya tak henti berkeliling.
"minum apa bro?"
"apa aja lah, yang penting bisa di minum"
"ok gue pesenin yang spesial. hey Anton! " yoga memanggil salah satu pelayan terdekat
"ya bos?" tanya Anton.
"mana Aira?"
"lagi layanin lantai dua bos, ada apa bos?" tanya anton sungkan
"panggil dia, suruh buatin kopi biasa 2 ya, sementara lo gantiin dia dulu sampe selesai" titah Yoga
"siap bos" Anton langsung bergegas kelantai 2 mencari Aira.
"By the way, ngapai kemari?" tanya Yoga
"main aja, gak boleh emang? Suntuk gue!"
Yoga tertawa.
"ya tumben kan, CEO perusahaan besar bisa nongki nongki di cafe"
"haha bisa ae lu. Gua cuma mau main, lagian kan kalo ada apa apa biasanya gue nyuruh elu ke tempat gue" kata Ardhan beralasan
Yoga menganguk anggukan kepala tanda mengerti
Tak lama Aira datang membawa nampan berisi 2 cangkir kopi.
"2 cangkir kopi, ada lagi yang bisa saya bantu ?" tanya Aira pada tamu bos nya
"kayaknya udah sih, tapi... Dhan lo mau pesen apa lagi?"tanya Yoga, alis nya bertaut karna melihat teman nya yang diam memandang aira tanpa berkedip.
"akhm.." goda Yoga, Ardhan yang sedang memperhatikan airanya tergagap-gagap
"kentang goreng aja sama roti bakar" kata Ardhan kikuk
"Baik, kentang goreng sama roti bakar ya, segera datang, mohon ditunggu" kata Aira ramah, yang langsung bergegas menuju dapur untuk mengambil pesenan tamu bosnya. Sebenarnya Aira merasa pernah melihat tamu bos nya itu, tapi ia lupa dimana, dan ia pun tak ingin memikirkan nya, mengingat pelanggan kafe ramai sekali hari ini.
Sementara itu, Ardhan tidak berhenti menatap punggung Aira. Yoga pun kembali terheran-heran, pasalnya temannya yang satu ini gak pernah memperhatikan lawan jenis sampai segitunya, kecuali mantan kekasih nya bbrapa tahun yang lalu.
"lo kenapa Ardhan ?" tanya Yoga
"hah ? enggak !" jawab Ardhan sekena nya, sambil terus melihat Aira, sampai Aira menghilang di balik lalu lalang orang orang.
"kenapa sih ngeliatin Aira sampai segitunya ?" tanya Yoga masih heran.
"Aira... nama yang bagus" Ardhan menerawang,
"wah.. temen gue udah gila kayanya. Tumben bener merhatiin cewe sampai segitunya."
Ardhan kembali tersenyum "sebenernya gue kesini mau cari dia" aku-nya
"what ?? serius lo ? dateng kesini cuma mau cari si Aira ? tumben lo cari cewe" tanya Yoga bertubi, tak percaya dengan apa yang ia dengarkan.
"iya gue cari dia" jawab Ardhan sekenanya, yah berhasil membuat yoga makin mengheran.
"Dia udah pernah nyelamatin gue, waktu itu gue nggak sengaja jatuhin tas gue yang isinya dokumen-dokumen penting semua dan dia nolongin gue dengan ngembaliin tas gue, tapi anehnya dia nggak mau sama sekali buat nerima permintaan terima kasih dari gue,, makanya gue cari dia ke sini, karena waktu itu gue sempet lihat dia pakai seragam dari kafe Lo " kata Ardhan menjelaskan
"Oo gitu.. ya dia emang baik orang nya, makanya jadi salah satu karyawan best gue"
"Tapi gue liat yang lain deh, gw liat kaya nya lo suka sama dia? " Tanya yoga menggoda, yang di balas gelakan tawa Ardhan
"Emang !" Kata Ardhan dengan wajah serius
Yoga menautkan alisnya bingung, lalu tersenyum
"Gak aneh sih, dia cantik, udah gtu baik, gue juga suka dia kok" kata Yoga yang langsung membuat Ardhan melongo.
"What ? Trus... tunangan lo?" Tanya Ardhan setengah tak percaya.
"Ya itu dia,, " yoga menghela nafas berat di tengah pembicaraannya "kalo aja gue nemuin Aira dulu sebelum Raisa, pasti gue milih Aira" lanjut yoga
"Ya tinggalin aja si Raisa, trus sama Aira kan gampang" kata Ardhan enteng
"Iya sih, tapi.."
"Tapi lo udah telat.. sekarang gue yang bakal perjuangin dia habis habisan" Ardhan menyela
Yoga menghela nafas berat "lo yakin?"
"Ya, lo tau gue kan, kalo mau itu, ya harus dapet itu. Lagian gue gak mau di jodohin nyokap," jawab Ardhan
Yoga tahu, bahwa Ardhan memang sedang di kejar ibu nya yang entah kenapa kepengen anaknya segera menikah, padahal usia Ardhan baru 25tahun.
"Apa nyokap lo bakal nerima Aira ?" Tanya Yoga, Ardhan diam
"Lo belum kenal dia sepenuh nya Ardhan !" Yoga mengingat kan.
Ardhan menghela nafas berat. "Tapi gue suka dia" tukas nya
Seorang pelayan datang membawa pesanan Ardhan.
"Loh, kok bukan Aira ?" Tanya Yoga
"Aira lagi nanganin lantai atas bos, lagi rame banget" jawab chika salah satu karyawan Yoga.
"Oh.. baiklah," kata Yoga. Karyawan nya pun pergi meninggalkan bos dan tamunya.
"Kalau lu yakin dia orang yang tepat, gue support lu dhan" tukas Yoga.
"Thanks ga" kata Ardhan.
"Terus lu mau gimana? Kalo sekarang Aira lagi sibuk, gue gak bisa ngasih waktu dia ke elu" tanya Yoga
"Ya udah lah, tunggu aja."jawab Ardhan sekena nya.
Yoga tersenyum, Ardhan memang begitu jika sudah bertemu mau nya, tidak pernah ingin mundur.
Tiba tiba Hp Ardhan berdering, tertuli di layar nama "mama", ia pun mengangkat nya.
"Iya ma" jawab Ardhan
"Tapi Ardhan lagi di tempat Yoga mah, lagi ada yang di omongin" kata Ardhan
"Ya udah iya, Ardhan kesana." Ardhan pun menutup telpon nya
"Kenapa?" Tanya Yoga
"Nyokap, nyuruh balik, ada yang penting katanya" jawab Ardhan
"Terus Aira?" Tanya Yoga
"Nanti - nanti gue balik lagi, gue pulang ya..." jawab Ardhan pamit.
Yoga pun hanya mengangguk, melihat kepulangan temannya. Yoga harus melepas Aira, wanita yang slalu ia jaga dari kejauhan. Kesalahan nya selama ini, mencintai 2 wanita sekaligus.