“Serius? Sejak kapan pria sepertimu bisa serius jika membicarakan mengenai masalah pernikahan? Kamu pikir aku wanita bodoh yang bisa dibohongi begitu saja?” sindir Bianca ketus, mengabaikan perubahan sikap Liam yang tampak di depan matanya. Bianca berusaha memantrai dirinya sendiri agar tidak jatuh ke dalam jebakan maut Liam untuk yang kedua kalinya, jika tidak, dirinya tidak akan pernah bisa keluar lagi. No way to back alias tidak ada jalan untuk kembali! ‘Fokus, Bianca! Jangan termakan bujukan pria breng-sek yang bernama Liam!’ Kalimat itu terus dirapal oleh Bianca dalam hati. Bagai jimat. Mantra. Atau apapun untuk menangkal diri dari godaan iblis! ‘Astaga! Wanita ini sungguh menguji kesabaranku!’ geram Liam dalam hati. “Aku tau kalau kamu tidak pernah bisa berpikir baik tentang aku

