“Shittt! Shittt! Shittt!” umpat Liam berulang kali, memaki kecerobohannya sendiri malam ini yang tanpa sengaja menumpahkan lahar panasnya ke dalam rahim Bianca. Bagaimana bisa dirinya lupa? Bukan hanya satu dua kali, dirinya ber-cinta tanpa pengaman, tapi baru kali ini Liam lupa harus menarik keluar ju-ni-ornya sebelum mencapai puncak! Breng-sek! Bianca meringkuk menjauh dengan tubuh yang masih polos, tidak ingin terkena amukan Liam. Amukan dari pria yang masih memaki kebodohannya sendiri. Jujur, Bianca tidak peduli, toh dirinya memang sudah hamil jadi tidak akan ada bedanya! Tapi beda halnya dengan Liam yang belum mengetahui rahasianya. “Aku akan meminta Albert membeli pil pencegah kehamilan!” putus Liam dan bergegas mengenakan pakaian, tidak ingin menunda terlalu lama, takut pasukan

