Sesampainya di Jakarta papa dan Ayi menaiki taxsi dengan tujuan perumahan permata no 5 . Banyak taxsi yang menawarkan jasanya Papa Andre tertuju pada pria baruh baya yang sedang duduk dibawah pohon yang rindang menghampirinya
" Bapak taxsi. Antarkan kita ke perumahan Permata no 5 ya. " seru pak Andre
Dengan cepat pemilik taxsi menutup koran yang di bacanya dan membawakan 2 koper yang dibawanya menuju bagasi mobil.
Taksi berjalan 30 menit dari stasiun sampai di rumah Ayu dengan cepat pak tua taksi mengeluarkan barang papa Andre dan Ayi
Dindong !!!!
tak ada jawaban dari dalam rumah membuat Ayi memencet kembali belnya
Dindong!!!
Dengan terkejutnya mama Diana melihat mantan suaminya dan anaknya berada di depan rumahnya sedan wajah sembabnya Mama Diana memeluk papa Andre dengan tangisan yang mulai membanjiri pipinya
" Udah ini bukan salahmu menjaga Ayu tapi memang preman b***t itu yang menodai anak kita " papa Andre mengusap punggung mama Diana
" Ayoo kita lihat Ayu " ajak mama Diana yang membawa koper papa Andre
sapa ramah dari Indah
" Selamat siang tuan. mau saya buatkan kopi atau teh " tanya Indah
" Kopi saja tapi saya mau lihat Ayu dahulu " jawab papa Andre
langkah demi langkah Papa Andre , mama Diana dan Ayi menuju kamar Ayu dengan terbelalak Papa Andre melihat Ayu yang menangis dengan pandangan kosong sembari menutup dadanya dengan kedua tangannya yang di sikakan. Ayi langsung memeluk Ayu tanpa balasan pelukan
" Ayuu mengapa hal seperti ini harus terjadi padamu" Ayi sembari mengusap air mata Ayu
papa Andre melepaskan pelukan Ayi pada Ayu . papa Andre menenangkan Ayu namun pikiran ayu yang masih terbayang oleh hal yang membuat nya tak ingin berada di posisi itu . Ayu yang menjerit dan histeris
"aaaaaaaaaaagh hiiiikzz hiiiiikzzz aaaaaaaaaaaa" teriakan ayu terdengar melengking di telinga papanya
" Cup cup cup cup anak papa ada papa di sini dan Ayi disini juga. Jangan takut Yuu, papa akan berusaha ada untukmu kapanpun di manapun " papa Andre sambil mencium rambut Ayu yang wangi
Indah membawakan tamu untuk Ayu dan keluarga . Rendi dan teguh membawa seorang dokter yang teman Ayu masa kuliah
" Permisi om tante" sapa Rendi dan Teguh bersamaan
Pandangan mereka tertuju pada seorang yang mengenakan jas putih . Ayu yang kembali berteriak dan histeris membuat Lina menyuntikan obat penenang
" Aaaaaaaaaaaaaagh hiiiiks hiiiiikss aaaaaaaaaaaaagh " kepala Ayu yang di acak acak olehnya
Setelah Lina menyuntikan pada Ayu hingga membuatnya tertidur di bahu papanya.
" Om maafkan Rendi " pandangan tertunduk ke bawah dengan rasa menyesal
" Udah kaka. jangan menyesali yang terjadi ini. Ayu pasti mengerti keadaan ini jika ia sadar. " Ayi yang mengusap punggung tangan Rendi
Suasana yang tegang berada di kamar Ayu dengan sikap Teguh yang aneh
" eeeh. eeeeh kalian ada dua" Teguh yang mencubit Rendi
" aaaaaau sakiiit main cubit gua bukan kue cubit tau " rendi yang menjitak kepala Teguh
" Hehehe iya kak kita kembar. Dokter kalian siapa " tanya Ayi yang menaikan alisnya
" perkenalkan Saya Teguh dan Ini Rendi kita dosen kampus bibit Unggul sebelumnya saya tidak pernah melihat Ayu di kampus " jawab Teguh
Tak berapa lama Ayu yang terbangun dari tidurnya kembali menangis kembali kini dengan melihat Lina dan Rendi membuatnya memanggilnya
" Linaa, Kak Rendi " Ayu yang mengukurkan ke dua tanggannya
uluran tangan Ayu terbalas oleh tangan Rendi dan Lina membuat merka ikut duduk di tempat tidur Ayu
" Ada apa sayang kamu memanggilku " tanya Lina yang memeluk Ayu dan mengusap rambut Ayu
" Ada saya di sini . apa yang bisa kami bantu untukmu " tanya Rendi
" Jangan tinggalin aku sendirian. nanti preman itu datang kemari " ucap Ayu
" Iya iya kita tidak meninggalkanmu sendirian di sini ada kaka kamu, papa kamu, mama kamu, Dokter Lina, Teguh, dan kembaran kamu yang selalu ada di sini untukmu " jawab Rendi yang memegang tangan ayu dan menggelus elusnya
Elusan tangan Rendi dibuang saja oleh Ayu yang membuatnya langsung teringat
" kamu kenapa ayu?" tanya Rendi
hanya balasan tanggisan yang ada di diri Ayu sekali lagi Rendi memegang tangan dan mengelus tangan ayu dengan perlakuan yang sama di buang begitu saja. Karena penasaran Teguh pun melakukan apa yang di lalakukan Rendi pada Ayu dengan balasan yang sama pula. Papa Andre yang penasatan pun mencobanya namun hasilnya sama saja
" Dari sini kita tahu om. Tante pelaku awalnya memegang tangan Ayu dengan mengelus punggung tanggannya dari kaka Rendi, kak Teguh dan papanya di buang begitu saja. Coba kita cari tahu apa yang terjadi membuat ayu semakin takut " ucap Lina
Teguh berfikir sejenak dan mengingatnya di peristiwa tersebut
" Aaaahaaaa" teriak Teguh
" Kagetin aja ngomong jangan di telinga bisa gak " rendi yang memukul bahu Teguh
" apa" tanya indah
" Baru ingat soalnya baju Ayu kemarin terbuka beberapa kancing" ucap Teguh yang menekuk lengan bajunya
Indah mencoba melakukan pembukaan kancing baju pada Ayu dari kancing pertama tak ada masalah kancing ke dua mulai belaga aneh dan kancing ketiga Ayu mendorong Indah sekencang mungkin hingga Ayu menangis dan menekuk ke dua kakinya
" Kamu gak papa " tanya papa Andre
" Saya gak papa tuan . makasih tuan sudah membantu saya." ucap Indah
Indah yang berdiri di samping Mama Dinda membisiknya karena baru ingat dengan nakanannya
" bu, makan siang sudah siap tadi lupa kasih tahunya " bisik Indah
mama Dinda menjekan pesan Indah
" Ayo kita makan dan kopimu mas udah dingin pasi " ajak Mana Dinda
Semua menyusuri anak tangga hingga di meja makan dengan makan yang di masak Indah habis . Sembari bercerita sesudah makan, Ayi yang termedung dengan kebercandaan ini semua
" Andaikan mama dan mana seperti ini tingal dalam satu rumah Ayu dan Ayi akan senang banget yanh kita inginkan " gumam Ayu
" kamu bilang apa " Teguh bertanya
" Gak aku gak bilang apa apa kok kak " jawab ayu sambil tersenyum
Setelah berpamitan pulang Rendi dan Teguh , Ayu yang dari kamarnya menuruni anak tangga dengan seketika Ayu memeluk Rendi dari arah belang membuat Rendi kaget dengan mata sembabnya Ayu
" Ada apa Ayu" tanya Rendi membalikan badannya
" Jangan biarkan orang itu lolos kak. Cukup aku saja yang merasakannya jangan orang lain " ucap Ayu yang masih memeluk Rendi
" Kak kalau bisa masukan aja dia ke penjara" sahut Ayi
" Kaka janji akan mencari tahu keberadaan penjahat itu kan yang satu sudah ada di kantor polisi dekat dengan kampus. Jika om dan Tante mau lihat orangnnya mungkin masih di sana " ucap Ayu
" ooo ya makasih ya nak Rendi sudah membantu Ayu dan untuk melihat penjahat itu mungkin besok " jawab Papa Andre
Hari yang semakin sore Ayu dan Ayi menonton televisi untuk menghibur Ayu dengan traumanya saat ada sekilas berita berisikan tentang pelecehan guru terhadap muridnya membuat Ayu langsung pikirannya tertuju pada kasusnya Ayu saat di angkot
" Aaaaaaaaa jangan sentuh aku " teriak Ayu
Ayi yang di sebelahnya langsung memeluk Ayu dan mama papanya langsung menuju suara berada
" Udah tenang gak ada orang jahat lagi. Ada aku di sini jangan takut" usap lembut Ayi