Bab 5 Ayu di Lecehkan

2099 Kata
Ayu menyusuri anak tangga untuk berangkat ke butik Safana sebelumnya Ayu sarapan dahulu bersama mamanya dan kak Indah yang sekarang sudah tinggal bersamanya semenjak Ayu sakit dan peduli hanya kak Indah . Mama sudah memasak telor dadar dan mie goreng yang di buatnya hanya makanan sederhana karena menjelang siang mamanya kedatangan tamu dari ibu kota membuatnya bergegas untuk mengerjakannya " Ma, andaikan di sini Ayi dan papa pasti akan lebih ramai " ucap seketika Ayu " aaah itu tidak mungkin lagian papa kamu juga orangnya yang amat sibuk. Jadwalnya di sana Ayi saja bersama papa di hari sabtu dan minggu saja" jawab mama Ayu pun termenung dengan tangan di lipat si bawah dagu cukup lama hingga Indah menepuk bahu Ayu . " iiiiih kaka mengagetkan aku saja " ucap Ayu " Kok jadi kaka yang buat kamu kaget. kan Ayu sendiri yang melamun " ucap Indah Ayu hanya tertawa kecil dan tersenyum lebar. Mama membawakan segelas air putih hangat dan obat asam lambung Ayu . Setelah meminumnya mama bertanya pada Ayu " Yuu, kamu ingin menemui papamu ?" tanya Mama " iya ma, Ayu pengin ketemu papa dan Ayi " jawab Ayu " Coba kamu telefon papa bisa gak menjemputmu di stasiun " ucap mama Ayu membuka tas mamanya dan membuka ponsel mamanya dan mencari nama papa yang berada di deretan teratas Haloo papa Ayu apa kabar anak papa Ayu baik pa. Papa sibuk gak beberapa hari ke depan papa kelihatannya gak sibuk ada apa Ayu pengin ke rumah Papa dan Ayi. Ayu rindu papa juga Rindu sama Ayu. kapan kamu kesini kapan ma ayu ke rumah papa besok pagi mas Ayu aku antar ke stasiun . Jangan sampai telat kamu jemput ayu looh awas kalau sampai telat Siiap nyonyah akan saya usahakan Yu udah dulu ya papa mau berangkat kerja dulu Indah melihat orang tua Ayu yang masih harmonis namun sudah broken home dengan senyam semyumnnya " kamu kenapa Ndah " tanya bu Dinda " Gak papa bu. Hanya saja saya merasa senang keluarga ibu sudah broken home namun untuk anaknya merasa utuh dalam kehidupannya " jawab Indah Setelah selesai makan Indah, Ayu dan mamanya berangkat ke butik dengan di antar pak Budi supir mama. Di pejalanan mama meminta untuk cepat sampai di butik "Pak Budi untuk nanti malam bapak jangan pulang ya pak. Saya butuh jasa bapak besok pagi pagi sekali mengantarkan Ayu ke bandara . Sebelum subuh kita berangkat " ucap Mama " Baik bu akan saya ingat sebelum subuh sudah berangkat. Nanti saya izin ke istri saya" jawab Pak Budi Sesampainya di butik Mama dengan buru buru menuju ruang pribadinya untuk membereskannya dan Indah dan Ayu bertugas seperti biasanya ayu hanya melayani pembeli dengan kaki yang pegal setiap hari. Telefon kantor berbunyi dengan nyaring yang mengangkatnya Mama Selamat Siang dengan butik Safana ada yang bisa kami bantu maaf kami tidak berniat memesan bu. kami dari Universitas Bibit Unggul hanya memberi tahu untuk segera saudari Ayunda Wijayanti untuk datang ke kampus mengambil ijazah Baik pak akan saya sampaikan Ayu yang sudah mendengar telefon dari telefon kasir 1 . Ayu akan bertemu mamanya langsung namanya menyuruh ayu " Sanah ke kampus ambil ijazah " seru mama " iya maa tadi Ayu udah dengar semua" jawab ayu Setelah Ayu nengambil tas nya dan mencium punggung tangan mama dan Indah bergegas menuju kampus menaiki angkutan umum. " Lama banget angkutannya " gumam Ayu Ayu yang sudah di intai oleh orang suruhan Dewi melakukan hal yang di luar nalar. 30 menit Ayu menunggu angkutan datang. dengan penuh sesak Ayu duduk di belakang Supir . tak jauh dari butiknya 3 pemuda bertubuh besar masuk dengan menghampit Ayu membuatnya susah bergerak " Bang bisa geser gak " tanya Ayu pemuda hanya diam pura pura tak mendengar " bang tolong geser aku sesak sekali " ucap lagi Ayu dengan sikap pemuda yang masih tak menghiraukan " Baaaang geseeeer" teriak Ayu " ooh iya " jawab preman 1 Seorang bapak dan anak remajanya menarik tangan ayu untuk pindah tempat duduk " Sini kak dari pada di situ " ucap remaja " Makasih paman dan adik " ucap Ayu Tak berapa lama beberapa penumpang yang turun tinggalah Ayu dan ketiga preman yang bertubuh besar. Dengan melakukan aksinya di mulai mulai dari menempelkan pada tubuh Ayu " Awas don't touch me " teriak Ayu 2 pemuda merayu Ayu dengan kata manisnya namun Ayu tak tergoyahkan hingga di lampu merah Ayu melihat pengendara di mobil sebelah sedang memandang angkot yang Ayu naiki " Toloooooong Tooooooloooooong Tooooloooong " teriak Ayu " Tidak akan ada yang menolongmu sayang " ucap Preman 2 Dari seberang pemuda berusia agak tua dari Ayu melihat kejadian yang tak sedap di pandang membuat Ia dan teman yang di sebelahnya menarik tangan temannya menuju angkot yang Ayu naiki dengan membawa balok kayu untuk merusak angkot yang berada di tengah jalan " Turun !!!! Turunnn " teriak penolong 1 pyaaar pyaaar suara kaca angkot mulai di pukul oleh penolong 2 . Preman 3 dan 1 mulai membuka kancing baju Ayu dengan sembari Ayu yang menangis " Toooloooong toooolooooong " teriak Ayu " Awas kalian " teriak lagi Ayu preman 1 dan 2 keluar untuk berkelahi oleh penolong 1 dan 2 baaaaak Buuuuuk baaaaak buuuuuuk keributan di antara mereka sudah begitu jelas di dalam angkot dengan keadaan Ayu yang sudah menangis sekencang mungkin hingga salah satu preman mulai tak sadar diri. " Heeeei kalau berani jangan sama perempuan Sinih turun " teriak penolong 2 sambil memukul kaca angkot Namun preman 3 mendorong penolong 2 dan menarik preman yang masih sadar hingga mereka kabur. penolong 1 membawa preman yang pingsan itu ke kantor polisi dengan menelefon kantor polisi . Sebelum sadar penolong 1 mengikat tangan dan kaki di pahon yang besar. Ayu yang masih menangis dengan syoknya membuat penolong 2 membuka jaket hitamnya untuk menutupi kancing Ayu yang terbuka dan menggongnya ke mobilnya " Udah udah kenalin aku rendi dan ini temanku Teguh kamu aman dengan kami kak" ucap Rendi yang membelai rambut Ayu " A a ayu" ucap terbata bata Ayu " Oooo Ayu mau kemana?? kancing dahulu pakaianmu . aku berbalik badan " ucap Rendi Ayu mengancing baju nya yang terbuka dengan tersedu sedu " Udah belum Ayu" tanya Teguh " u u udah " jawab Ayu " Kamu mau kemana ?" tanya Rendi " ke ke kampus Bi bi bibit U u unggul " jawab Ayu yang masih menangis " Ya udah kita ke kampus Bibit Unggul dan kita juga ada kelas di Bibit Unggul " ucap Teguh Dengan jaket kulit yang masih melekat pada tubuh Ayu . Sesampainya di kampus Rendi menutup Ayu dengan Jasnya agar tidak terlihat oleh orang kalau Ayu sedang kacau " kamu mau kemana" tanya Rendi " Ruang administrasi mau ambil ijazah " jawab Ayu yang mendekat pada tubuh Rendi Dengan masih menutupi dengan Jasnya Rendi dan Teguh sampai di ruang administrasi dan meletakan Ayu di sebuah sofa dosen " Kamu sini dulu. Saya panggilkan salah satu administrasi sebentar " seru Teguh Teguh memanggil salah satu staf administrasi Rendi mengambil teh hangat yang berada di meja nya " Kamu minum dulu biar lebih tenang.tapu panas " ucap Rendi yang menyodorkan minuman Ayu mengambil gelas yang Rendi bawakan padanya dan Ayu meminumnya. Teguh bersama Dahlan menuju Ayu " Ayu " sapa pak Dahlan " Dosen Rendi Dosen Teguh apa yang terjadi dengan Ayu? Kalian belakunya " tanya Pak Dahlan " Bu bu bukan pak.kita menolong Ayu yang ada penjahat berniat melakukan pelecehan sosial " jawab Rendi " Kamu kesini naik apa Yu " tanya Pak Dahlan " na na naik angkot " ucap Ayu yang masih terbata bata " Pak bawa saya kemana laah Saya gak mau pulang dulu " Ucap Ayu memohon Dengan wajah yang agak pucat dan mata yang memelas pada Rendi " Okeh okeh saya akan bawa kamu ke rumah saya . tapi kamu tenangkan kamu disini, sembari menunggu saya ada kelas mengajar " ucap Rendi " Ayu ini ijazah kamu dan transkip nilai yang sudah di siapkan " ucap Pak Dahlan pak dahlan, Teguh dan Rendi akan meninggalkan Ayu sendirian namun Ayu menggapai tangan Teguh dan Rendi dengan kedua tanggannya " Jangan tinggalkan saya di sini pak" ucap Ayu Dengan bingung Rendi dan Teguh harus berbuat apa mencari seseorang yang harus menemaninya padahal jam mengajar Rendi akan segera tiba Tiba saja asisten dosen lewat depan ruang dosen " Mas mas sinih" " ucap Rendi yang melambai tanggannya Dimas dan Pak Rektor menuju Rendi berada " Looooh Ayu kamu habis diapain. Mama kamu tahu kamu seperti ini " ucap pak rektor yang sambil jongkok di depan Ayu " Belum pak. gak mau pulang dulu dengan kejadian tadi " jawab Ayu " Dimas tolong gantiin kita ya karena Ayu akan kita antar ke suatu taman dekat sini untuk menenangkannya " ucap Teguh Setelah berpamitan Ayu, Rendi dan Tehuh menuju taman yang tak jauh dari kampusnya di sore hari yang cerah mendukung untuk bersantai. Tanpa kata mereka di sana hanya menikmati anggin sore. " Kamu udah tenang " tanya Rendi " Kamu mau pulang sekarang " tanya Teguh " iya aku mau pulang tolong antarkan saya ke Perumahan permata no 5 . Tidak mungkin jam segini mama dan Kaka masih di butik " jawab Ayu lemas " ayoo cepat " ajak Rendi Dengan Rendi membawa kendaraan Ayu yang berada di samping Rendi dan Teguh berada di belakang. Sembari melihat keadaan Ayu dan menyetir dengan rasa takut dan khawatirnya terhadap Ayu Di tengah perjalanan Ayu menjadi pingsan dengan panik Rendi " Ayuu Yuuu Ayuuu sadar yuu" ucap Rendi yang tangan satu menepuk pipi Ayu " Ren, loe perhatian banget sama Ayu . baru kali ini gua liat loo perhatian sama wanita" ucap Teguh " Brisik waktunya gak tepat " teriak Rendi Rendi menancap gasnya dengan cepat menuju rumah Ayu waktu sudah petang membuatnya agak sulit mencari rumah Ayu no 5 Dengan pelan. pelan Rendi mencari rumah dengan no 5 sesampainya di rumah yang nomor 5 Teguh memencet bel rumah Ayu dengan gadis muda yang keluar dari balik pintu " Apakah ini rumah Ayunda Wijayanti " tanya Teguh " iya betul. tapi belum pulang ayu " jawab Indah " Tolong pintunya di buka lebar agar kita bisa masuk " seru Teguh Indah membuka kedua pintunya dengan lebar dan Rendi mengangkat tubuh Ayu dari dalam mobil. " Ini ayu kenapa " tanya Indah " Nanti saya jelaskan kak. sekarang mana kamarnya " ucap Rendi Indah mengantarkan Rendi dan Teguh berada ke kamar Ayu. Setiba di kasur Ayu, Ayu langsung sadar dari pingsannya " Kamu makan dulu ya. Apa kamu maghnya kambuh atau ada hal yang kamu pikirkan " tanya Indah Tanpa Ayu menjawab , Ayu hanya makan yang Indah berikan beserta Vitamin " Ya udah saya pamit ya Yu. cepat sehat ya " ucap Teguh Dengan rasa penasaran Indah mengantarkan Teguh dan Rendi ke ruang tamu dengan jamuan mama Diana yang sudah di sediakan " Silahkan di makan nak. Makasih looh sudah mengantarkan Ayu " sapa Mama Diana " Apa yang sebenarnya terjadi dengan Ayu " tanya Indah " Disini aman gak ? Ayu dengar gak kiranya " tanya Rendi " Kayaknya si jauh Ren dari kamar Ayu ya aman . loo aja yang cerita " jawab Teguh " Perkenalkan tante saya Rendi dan ini teman saya Teguh dari kampus Bibit Unggul saya melihat Ayu mengalami pelecehan sosial di dalam angkot dengan saya dan Teguh berkelahi dengan preman tersebut......." ucapan Rendi terputus " Sebentar Randi kamu ceritakan juga ke Papanya Ayu sebentar saya. sambungkan " ucap mama Diana telefon tersambung Halooo Yuu Mas ada yang mau bicara " Haloo om saya mau membuat kesaksian yang telah terjadi dengan ayu tadi siang. Perkenalkan om saya Rendi dan ini teman saya Teguh dari kampus Bibit Unggul saya melihat Ayu mengalami pelecehan sosial di dalam angkot dengan saya dan Teguh berkelahi dengan preman tersebut setelah selesai menghajar ke tiga preman saya melihat keadaan Ayu yang sudah menangis histeris dengan kancing baju bagian atas terbuka . Sungguh saya tak melihat apapun dari Ayu dan langsung saya beri jaket saya om . Maaf anak om tadi sempat histeris dan pingsan " ucap Rendi mama ayu yang menangis mendengar kesaksian Rendi di peluk oleh Indah juga ikut menangis " Ya udah tante , saya pamit juga sudah malam nanti kapan kapan saya kembali melihat kedaan Ayu " ucap teguh yang memegang ke dua tangan Mama Diana dan Indah Sambungan telefon masing tersambung Mas, sepertinya aku gak jadi antar  ayu ke stasiun . Ayu masih syok  dengan kejadian ini Sembari menenangkan diri sendiri Indah dan Mama Diana berusaha kuat namun air mata mereka selalu mengalir dengan keadaan Ayu yang dialaminya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN