Nino, Adel dan Lani sama tak kuasa menahan haru menyaksikan salah satu episode kehidupan Dira. Adel sampai sesenggukan melihat Dira dan ayahnya yag masih berpelukan. “Sudah cukup, mari kita tinggalkan mereka sendiri,” kata Nino sembari menghapus ingusnya. Pemuda itu tidak menangis, tapi matanya berkaca-kaca dan ingusnya mbeler. Adel menatap kakak kelasnya itu dan teringat pada sentakannya pada cowok itu minggu lalu. Jujur saja Adel juga belum berbicara pada cowok itu sejak hari itu. “Kak... maaf ya, kemarin aku sempat membentak Kakak,” kata Adel. Nino tersenyum tipis. “Nggak apa-apa, kamu justru menyadarkan aku,” akunya. Lani mencebik melihat keakraban kedua orang itu. Bagaimanapun dirinya masih merasa cemburu. Suara ocehan bayi membuat

