Panggung Pelaminan

1852 Kata

Diam. Hanya itu yang bisa dilakukan Tiara ketika lelaki itu pamit pulang. Membicarakan apa yang seharusnya mereka bicarakan dua tahun lalu. Meminta maaf, membesarkan hati dan mengakui kesalahan. Itu yang sebenarnya ditunggu Tiara sejak dulu. Namun lelaki itu baru berani datang padanya sekarang. Bukan dua tahun lalu. Tak apa, gumam Tiara. Mungkin memang ini adalah waktu yang tepat. Bukan dua tahun lalu. Disaat hatinya belum belajar menerima kenyataan. Kini hatinya telah belajar. Hatinya telah lapang. Menerima semua kenyataan demi keikhlasan dalam melupakan. Satu pelajaran yang bisa dipetik Tiara hari ini adalah ternyata sakit itu bisa sembuh seiring berjalannya waktu. Meski awalnya amat sangat perih namun kini tidak lagi. Bukan karena waktu yang menyembuhkan melainkan sebuah penerimaan.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN