"Sial, dia berhasil membunuh dua pengawalku lagi!" Argos bergumam pada dirinya sendiri. Dia terlihat sangat kesal karena Cronos bisa mengalahkan dua pengawal terbaiknya. "Aku harus mengerahkan semua pengawalku sebelum Cronos memulihkan kembali kekuatannya," gumam pada dirinya sendiri.
"Semua pengawalku! Cepat habisi dia, jangan biarkan dia hidup!!" Seru Argos berteriak pada pengawal yang tersisa.
Argos mulai takut akan kemampuannya. Dia tidak memungkiri kehebatan Cronos, tapi itulah yang membuatnya takut Cronos akan melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan saat ini terhadap kerajaan temannya. Karena itu, Argos lebih dulu mengkhianati surat perjanjian serta perdamaiannya dengan Manusia Serigala. Kemampuan dan kehebatan Cronos sebenarnya jauh di atas rata-rata dari semua bangsa dan klan di dunia ini.
Mata Argos tidak berkedip melihat pertarungan Cronos dengan pengawalnya. Bagaimana dia mengelak, menangkis, dan meningkatkan kecepatannya membuat Argos gugup dengan apa yang dia lihat hari ini.
Untuk waktu yang lama, Cronos tidak seperti ini, kekuatan dan kehebatan teknik bertarungnya berada di bawah Argos. Bahkan Argos masih hebat dibanding Cronos. Namun keduanya diangkat menjadi raja di klan masing-masing. Argos dengan kesombongannya, tapi Cronos dengan kerendahan hatinya. Dia terus melatih kekuatan insting, fisik, dan kemampuan bertarungnya sebagai raja.
Kini, Cronos menunjukkan semua kemampuan yang dimilikinya. Seberapa cepat dia menghindari pedang penjaga Argos. Kecepatan gerakan Cronos membuat Argos tercengang, lalu ia mengerutkan kening. Menunjukkan taringnya. Dan mengepalkan tinju dengan sangat erat.
Kuku-kukunya yang tajam juga dengan sangat cepat merobek setiap inci kulit para pengawal Argos. Darah mengalir bebas saat luka membuka kulit arinya. Cairan itu tidak lagi merah, tetapi hitam. Warnanya sangat kental dan sedikit berbau busuk. Darah vampir, makhluk abadi yang suka menghisap darah. Mereka bisa melihat kebusukan sendiri dari setiap tetes darah yang keluar. Sampai pedang di tangan mereka terlepas.
Di setiap kesempatan, Cronos dengan cepat melancarkan serangannya ke para pengawal Argos. Ketajaman kukunya berhasil menembus d**a para penjaga Argos. Mencengkeram jantung para penjaga satu per satu secara bergantian ketika satu jantung meledak, menghancurkan tubuh para pengawal Argos, Raja Cronos menusuk tubuh para pengawal Argos yang lain.
Debuaar.
Hancur berkeping-keping. Menempel pada salju putih, ternoda oleh darah hitam vampir. Demikian juga, pada bulu-bulu di tubuh Cronos, darah hitam para pengawal-pengawal juga menempel di kuku runcingnya. Nafasnya sedikit kelelahan. Asap putih tampak mengepul di udara, lalu menghilang bersama hembusan angin yang sangat dingin.
Cronos menatap tajam ke arah Argos yang masih dijaga kedua pengawalnya.
"Sialan!! Apa aku juga harus turun tangan untuk menangani Cronos?" Raja vampir itu sangat kesal melihat kekalahan pengawal terbaiknya. Dia bangkit dari tempat duduknya. Dia meregangkan tangan, tubuh, dan lehernya.
"Akhirnya kita akan bertarung lagi, Cronos. Dan aku melihat kekuatanmu luar biasa, mempunyai kemajuannya sangat pesat!" Kata Argos sambil menyipitkan matanya. Kemudian, ia menunjukkan taring dan kukunya yang panjang. Argos juga berlari sambil berteriak.
"Ayo lakukan Cronos! Sampai salah satu diantara kita mati kelelahan!!" Dia menarik tangannya kebelakang.
Cronos, dia menatap tajam kearah serangan Argos. Berlari kemudian, emosinya terpancing oleh kata-kata Argos. Keduanya menunjukkan kuku dan taringnya yang tajam. Mereka berdua melompat ke atas, bertarung dengan sangat cepat dan tidak terlihat.
"Aku tidak akan kalah darimu, Argos! Aku akan membalas semua yang telah kamu lakukan pada rakyat dan kerajaanku, Argos!!" Teriak Cronos penuh emosi, amarah yang menggebu, dan juga perasaan kecewa pada Argos.
Raja Vampir pengkhianat menghindari serangan Cronos, matanya terlalu tepat untuk melihat peluang terbuka di tubuh Cronos yang tidak dilindungi oleh apapun. Tangan Argos ditarik ke belakang, lalu dia mendorongnya dengan kekuatan penuh. Kuku-kuku tajam mulai menusuk perutnya, lalu perlahan-lahan mulai merobek kulit luar perutnya. Cronos melihat apa yang dilakukan Argos. Matanya terbuka lebar dengan ekspresi wajah yang kaget dan kesakitan. Sayangnya, Cronos terlambat mengelak. Tangan Argos sudah merobek kulit ari perut Cronos dengan kuku-kuku tajamnya.
Cronos berusaha menahan rasa sakit itu, dia mendorongnya, matanya masih melihat tangan Argos perlahan keluar dari perutnya. Lalu berusaha menghindar sebelum kuku Argos merobek perutnya kembali lebih lebar lagi. Cronos mundur secepat yang dia bisa.
Keringat bercucuran. Dia meringis kesakitan dengan napas terengah-engah. "Sial, ini sangat menyakitkan!" Cronos menggerutu sambil memegangi perut kirinya. Ia berusaha menghentikan pendarahan di perutnya. "Ternyata, apa yang sudah aku pelajari untuk menjadi lebih kuat tidak cukup mengalahkan b******n itu!" Dia menggerutu lagi. Pandangan matanya mulai kabur dan memudar. Dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah tersenyum Argos. Senyuman kecut dan menjijikan ia arahkan pada Cronos.
"Oh, ayolah Cronos, ayo selesaikan pertempuran ini. Atau kamu mau tawaranku ini? Kamu lawan aku sampai salah satu dari kita mati, atau menyerah dan biarkan kerajaanmu dan tanahmu menjadi milikku, Cronos!" Ucapan Argos begitu antusias ingin memiliki dan merebut tanah serta kerajaan milik Cronos, temannya. Dia mulai melangkah maju sambil menjilati darah Cronos di kuku dan tangannya. Baginya, darah manusia serigala adalah darah yang paling enak dibandingkan dengan klan lain.
"Pemikiran bodoh, Argos! Sampai kapanpun aku tidak akan menyerahkan kerajaan ini kepada siapa pun, terkecuali kamu! Jadi, jangan pernah kamu bermimpi aku akan memberikan tanah dan kerajaanku padamu, Argos!!" Sergah Cronos sangat membenci Argos sekarang. "Ingat! Selama nyawaku masih ada di tubuh ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun memiliki kerajaan ini!!" Dia berkata lagi, baginya, kerajaan ini terlalu berharga. Kerajaan yang ia bangun dari seluruh jiwa, keringat, dan juga perjuangan seluruh rakyatnya hingga tetes darah penghabisan. Jadi, Cronos akan selalu melindungi kerajaan ini meski nyawa jadi taruhannya.
Argos tertawa. Baginya, kata-kata Cronos adalah lelucon. Kondisi Cronos cukup parah, bagaimana ia bisa mengalahkannya dan mempertahankan kerajaannya yang sudah berada di ambang kehancuran. Dan justru bagi Argos, Cronos lah yang berpikir bodoh untuk bisa menang melawannya.
"Oke, Cronos! Jika itu yang kamu inginkan! Ayo selesaikan, aku akan mengambil nyawamu dan memerintah kerajaan dan tanah ini!" Argos berkata, dia mulai menyerang. Cronos belum siap menerima serangan Argos. Tubuhnya terlalu lemah untuk menghindari serangan Argos yang dua kali lebih cepat darinya.
Kuku Argos melukainya lagi. Dia berhasil melukai d**a Cronos yang sudah lemah, tubuhnya berputar dan jatuh ketanah akibat serangan keras dari Argos. Tanpa memberi Cronos kesempatan untuk melawan serangannya, Argos terus menyerang Cronos tanpa ampun dan berhenti sejenak.
"Ayo Cronos, apakah kamu akan selalu menghindari seranganku tanpa sedikit pun melakukan perlawanan padaku?" Godaan Argo untuk membangkitkan gairah bertarung Cronos, apapun maksud Argos, dia menginginkan pertarungan sengit antara dia dan Cronos. "Atau apakah kamu selalu selemah ini, Cronos?" Kata Argos menambahkan lagi, memancing emosi Raja Crono agar emosinya semakin membesar. Kemarahannya mulai terpancing oleh perkataan Argos yang menghina dirinya sebagai raja para manusia serigala.
"Aku akan membunuhmu, Argos!!" Dia berteriak. Cronos, kemarahannya mulai meningkat. Dia mulai menyerang balik Argos.
"Bagus, ini lebih baik! Ayo serang aku, Cronos!" kata Argos, tak henti-hentinya ia memancing amarahnya. Dia menghindari serangan Cronos yang terburu-buru tanpa berpikir. Ada banyak celah yang seharusnya bisa mempercepat kematian Cronos dengan mencabik-cabik tubuh Raja manusia serigala dari bagian tubuhnya yang sangat mudah untuk lukai.
Tapi dia ingin bermain dulu dengan emosi Cronos yang tidak bisa di kendalikan sendiri. "Sekarang saatnya aku mengakhiri hidupmu, Cronos!" Argos mengatakan bahwa dia sangat percaya diri untuk membunuh Cronos dengan sangat mudah.
Cakar Cronos hendak melukai wajah pucat Argos. Namun sayang, Cronos tidak melihat adanya celah yang mudah ia lukai di tubuh Argos. Argos menurunkan tubuhnya sekali lagi. Kemudian, tangan itu mulai menjangkau tepat ke d**a yang sedari tadi Argos incar. Jantung. Sangat cepat kuku-kuku mulai merobek d**a Cronos, yang sangat bebas untuk Argos lukai.
Bersamaan dengan teriakan Cronos, jantung yang ada di genggam di tangan Argos. Kemudian ia merobek punggung Cronos. Darah mengalir dari tangan Cronos dan luka di dadanya.
Raungan terakhir Cronos terdengar memilukan hingga sampai ke telinga Rhea dan Matheus, yang sedang berjalan jauh dari istana di tengah dinginnya salju yang mulai turun dari langit.
Rhea, dia menghentikan langkahnya, dia melihat ke arah istana. Dia merasakan apa yang terjadi pada suaminya, Raja Cronos. Begitu juga Matheus.
****
Bersambung.