Di Tengah Duka

2172 Kata

Tangis Senja pecah saat ia melangkah masuk ke dalam rumah. Aroma khas bunga melati dan kayu gaharu dari dupa yang menyala samar memenuhi ruangan, bercampur dengan isak tangis pelan dari sanak saudara yang telah berkumpul. Di tengah ruangan, terbaring tubuh ibunya yang telah dibalut kain kafan putih, wajahnya terlihat begitu damai di bawah pancaran cahaya lampu temaram. Senja terhuyung mendekat, tubuhnya gemetar hebat. Tangannya ingin meraih, tapi ia ragu. Dadanya terasa begitu sesak, dan air matanya mulai mengalir tanpa henti. "Bu..." lirihnya, suaranya hampir tak terdengar. Ia jatuh berlutut di samping jenazah, matanya menatap tak percaya. Semua emosi yang selama ini ia pendam meledak. "Maafin Senja, Bu... maafin Senja..." isaknya, bahunya bergetar hebat. Ia terisak dalam-dalam, men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN