Menatap langit-langit kamar dengan pandangan buram karena air mata. Ranu merasa jika tubuh dan hatinya sudah remuk redam. Perasaannya benar-benar babak belur saat ini. Tak mau hanya terdiam seperti mayat hidup dalam dekapan Dewa. Ia akhirnya bergerak secara perlahan. Melepas pelukan posesif pria itu dipinggangnya. Lalu beringsut turun dari atas tempat tidur. Meninggalkan sosok yang masih terlelap, setelah semua hal mengerikan yang pria itu lakukan padanya. Dengan getir, Ranu mengedarkan pandangan di mana semua baju miliknya dan Dewa berserakan di lantai. Membungkuk, Ranu meraih pakaiannya yang terlihat menyedihkan. Ia membekap mulut untuk menghalau suara isakannya yang bisa saja mengusik tidur Dewa yang masih pulas. Tak bisa mengharapkan pakaiannya yang sudah hancur dikoyak Dewa. Ranu

