Huuh. Jantungku sekarang terasa seperti ditalu-talu dengan kencang. Aku akan mempersiapkan diriku. Tak ada yang bisa menghancurkan rencanaku apalagi duo kunti itu. Siapa mereka ingin mengintrefensi aku?! Big No! Sore ini, dalam mobil mewah milik Dareen. Aku sedang mengatur nafasku. Rencana di otakku ini tak boleh melenceng. Dareen sedari tadi tak mengajakku bicara, entah apa yang di dalam pikirannya. "Aku mengira akan mengantarkanmu ke rumah seorang wanita lulusan Harvard bang." Tiba-tiba saja Dareen berkicau. Aku tak nyaman mendengar ucapannya. Sejak kemarin dia berusaha menggoyahkan pendirianku. "Aku melihatmu memberikan perempuan itu tas mewah, apa itu artinya, dia pantas untuk itu?" tanyaku berbalik. "Sekedar menjadi teman bukan sampai melampaui batasan," timpal Dareen. Rupan

