Sudah sebulan Adnan hanya tinggal di rumah dengan perabot-berabot mahal milik Aileena. Dalam satu bulan ini Aileena hanya satu kali menelpon dan tiga kali membalas pesan beruntun yang Adnan kirim membuat Adnan semakin galau merana memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dua bulan ke depan. Istriku adalah sumber cuanku: Aku masih hidup Itu balasan Aileena ketika Adnan mengirim pesan beruntun seminggu yang lalu membuat Adnan beristighfar dalam hati. “Mas, espresso satu,” ucap seorang bepakaian kantor rapih. Adnan langsung terkesiap dari lamunannya. Sudah dua minggu semenjak Aileena ke Manhattan. Adnan bekerja di sebuah coffe shop yang ada di dekat gedung perkantoran besar. Adnan benar-benar tidak ingin membuat pororonya busung lapar sampai-sampai dia melamar

