ALENA WALANAE

Setelah peristiwa tempo hari di studio itu, gadis itu tidak pernah lagi kelihatan ceria. Dia menyembunyikan rapat-rapat peristiwa itu dari kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Ia tidak masuk sekolah dan mengikuti bimbingan belajar selama tiga hari dan seolah tidak peduli lagi dengan ujian akhir sekolahnya yang sudah dekat itu. Gadis itu menjadi lupa dengan kegiatan belajarnya, dia tidak pernah lagi menyentuh buku-bukunya. Sikapnya itu tiga ratus enam puluh derajat berubah dari sebelum-sebelumnya. Gadis ceria yang manja kesayangan semua anggota keluarga itu kini terlihat murung dan selalu menyendiri di dalam kamar. Gairah makannya hilang, ia tidak semangat menjalani hari-harinya yang membuat suasana dalam rumahnya juga ikut hening. Dia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi dengannya. Wajah lelaki agresif itu selalu saja membayanginya. Berbagai cara yang ia lakukan untuk menghapus wajah lelaki itu dari ingatannya, tapi malah sebaliknya. Wajah laki-laki itu selalu muncul tanpa mengenal waktu lagi. Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari. Saat ia tidur, saat ia bangun, saat ia belajar, saat ia makan, saat ia mandi, saat ia beres-beres kamar dan rumah, saat ia bercengkrama dengan keluarga, saat ia menonton televisi, saat ia membaca buku komik, saat ia bersolek menggunakan alat-alat kecantikan milik sang kakak. Dia begitu membenci peristiwa itu, dia membenci lelaki itu. Tapi disisi lain ia tidak ingin menceritakan kejadian itu kepada anggota keluarganya. Ia tidak ingin lelaki itu akan mendapatkan, jika keluarganya tahu apa yang telah ia lakukan terhadapnya. Alena tidak tahu apa yang terjadi dengan. Ia seperti tidak tega membuat laki-laki itu ada di dalam masalah. Padahal orang itu asing baginya dan apa yang dilakukannya itu sudah masuk dalam tindak pidana, tidak bisa dibenarkan. Ada gejolak batin terjadi dalam diri Alena. Semakin hari bayangan lelaki itu semakin mengikutinya, bahkan sudah menguasai pikirannya, ia sudah berusaha sekuat tenaga yang di milikinya untuk berusaha menumbuhkan dan memupuk rasa bencinya pada laki-laki yang sudah mengacaukan dirinya itu, namun malah sebaliknya. Rasa benci itu berubah menjadi rasa suka bahkan mulai seperti candu yang membuatnya ketagihan. Rasa ingin menemui kembali lelaki itu bergejolak di dadanya. Apa yang dilakukan lelaki itu kepadanya bak candu yang membuatnya ketagihan. Hasratnya mulai bergelora. Ia merasa ingin selalu melihat wajah lelaki itu dan berada di dekatnya. Gadis itu mulai bermain dengan api. Sisi lain keluarganya yang begitu protektif terhadapnya, tentu tidak akan membiarkan lelaki itu lolos jika tahu kejadian itu. Apalagi dirinya baru duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas. Bukan waktunya bermain cinta tapi waktunya berpacu dengan pelajaran untuk bisa lulus dengan baik dan lanjut ke universitas impian yang sudah ditunjuk oleh keluarganya. Perubahan sikapnya yang aneh membuat seisi rumahnya merasa juga merasakan keanehan. Terutama bagi kakak perempuannya yang sangat dekat dengannya. Hampir tidak ada satupun rahasia dia sembunyikan dari kakaknya itu, sejak ia kecil. Melihat adiknya yang seperti itu, sang kakak mencoba mencari tahu dengan mengajaknya berbicara empat mata. Naamun dia tidak berhasil membuat sang adik mengungkapkan masalahnya, yang membuatnya makin penasaran dan yakin kalau adiknya itu menyembunyikan sesuatu. Kakaknya itu mencoba masuk dalam kamarnya dan memeriksa barang-barang miliknya. Dia mencari petunjuk dari buku-buku catatan. Akan tetapi dia juga tidak menemukan sesuatu. "anak itu sedang jatuh cinta" gumam sang kakak yang ketika hendak beranjak keluar dari kamar itu tanpa sengaja melihat lipstik merah miliknya ada di atas tempat tidur sang adik lengkap dengan cermin kecil dan sebuah sisir. Hanya cinta yang bisa mengubah sikap seorang gadis remaja secara drastis. Itulah yang terjadi pada gadis itu. Kakaknya mulai menyadari hal itu, dan tentu saja dia sudah bisa membayangkan masalah apa yang menunggu adiknya itu jika keluarganya sampai tahu. Prinsip yang ditanamkan ayah mereka, pantang mengenal dunia percintaan sebelum berhasil menjadi orang sukses. Bahkan sang ayah sudah memberikan target yang harus dicapai. Anak-anaknya tidak boleh memilih jalan hidupnya sendiri, seperti pendidikan, pekerjaan, pernikahan. Semuanya harus mengikuti keinginan orang tua mereka. Bermain cinta di usia remaja akan menjadi petaka bagi keluarga mereka. Kakak perempuan gadis itu, kehidupannya tampak lurus-lurus saja. Sekolahnya lancar, kerjanya bagus dan pernikahannya bahagia. Tentu saja semua itu berdasarkan pilihan orang tua. Sang anak tinggal menjalani saja. Terlarang bagi mereka untuk menolak apalagi membantah keinginan orang tua. Itulah menjadi resep utama membuat keluarga mereka rukun dan tentram saja. Anak-anak harus patuh pada orang tua. Orang tua memegang kendali hidup sang anak, dari lahir sampai setelah menikah. Bahkan urusan tempat tinggal, jumlah cucu yang harus diberikan, semua harus sesuai kata mereka. Anak-anak yang patuh adalah kebanggaan setiap orang tua. Begitu pula sebaliknya. Anak-anak yang pemberontak akan membawa petaka bagi keluarga. Kakak dari gadis itu mencoba menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Ia menangani masalah adiknya sendiri dengan cara berusaha mengalihkan perhatian sang adik dengan membawanya jalan-jalan dan liburan. Sang adik sengaja ia sibukkan dengan menugaskannya berbagai pekerjaan rumah. Namun itu tidak berhasil juga. Si adik bungsu makin hari makin hilang keceriaannya. Tingkahnya juga makin aneh. Dia mulai meresahkan. Kakaknya sudah hampir kewalahan menyembunyikan apa yang terjadi dengan adiknya itu pada keluarganya. Sebelum orang tuanya mengetahui kalau perubahan sikap adiknya itu karena sedang kasmaran, maka sang kakak mulai mati-matian mengungkap misteri di balik adiknya mengalami hal itu. Dia mencari tahu, adiknya jatuh cinta pada siapa. Pencariannya dimulai dari mendatangi teman-teman sekolah sang adik, untuk tahu adiknya dekat dengan siapa. Akan tetapi tidak seorang temannya yang tahu. Karena di sekolah ia tidak pernah terlihat berjalan bersama teman sekolahnya yang laki-laki. Sang kakak bingung, ruang gerak adiknya itu sangat terbatas, hanya saja bermain dengan keluarga, sekolah, dan tempat bimbingan belajarnya. Tapi tidak satupun yang tahu kalau adiknya dekat dengan seorang lelaki di lingkaran itu. Akhirnya, kecurigaannya mengarah pada orang yang tidak mereka kenal. Dia curiga jika adiknya itu sudah jatuh cinta pada orang asing. Orang yang tidak pernah ditemui di ruang lingkup pergaulan sang adik. Sang kakak mulai menyusuri jejak-jejak langkah sang adik. Dengan cara mengamati kegiatan sehari-hari sang adik sebelumnya. Mulai dari keberangkatan sang adik ke sekolah jam tujuh pagi hingga pulang dari tempat bimbingan belajarnya jam lima sore. Dari situlah kakak perempuan gadis itu menemukan petunjuk. Ada satu tempat yang luput dari pengawasannya, yaitu sebuah g**g sempit atau lorong kecil yang ada di belakang kompleks rumah mereka yang sering dilewati sang adik, sore hari sepulang dari tempat bimbingan belajarnya sendiri, yang bermula saat dia pergi berbulan madu dengan sang suami. Sudah menjadi tugas kedua kakaknya untuk mengantar jemput adiknya bunsunya tersebut ke sekolah dan tempat bimbingan belajarnya. Akan tetapi ada satu waktu di mana kedua kakaknya tidak ada di rumah untuk jangka waktu lama. Itu membuat ayahnya mengambil alih tugas kedua anaknya itu, tapi karena pertimbangan umur dan kesehatan sang ayah yang tidak mungkin melakukan itu setiap hari, akhirnya mereka mencarikan cara agar gadis itu bisa berangkat dan pulang sendiri dari sekolah dan tempat bimbingan belajarnya. Dari situlah sang adik memulai petualangannya. Petualangan baru seorang gadis remaja yang baru saja mengenal dunia luar. Perjalanan cinta si adik bungsu juga dimulai. Ia jatuh cinta pada lelaki penghuni g**g sempit atau lorong kecil, padat penduduk yang sering dilewatinya itu. Kecurigaan sang kakak, akhirnya terbukti dengan menemukan beberapa petunjuk yang mengarah ke lelaki penghuni lorong kecil itu. Gadis manis, cantik yang polos itu jatuh cinta pada lelaki yang salah menurut standar ketetapan yang sudah dibuat oleh keluarganya secara turun temurun. Perjalanan cintanya di mulai di sebuah g**g sempit di belakang kompleks rumah mereka. Gadis itu bernama Alena Andrita.