Rayuan sang Tuan.
"Bagaimana Nyonya Alisa, apa kau mau menerima tawaran ku?" tanya Aleksander pada Alisa yang tidak lain adalah pelayanannya sendiri, pelayanan yang dari pertama kali Aleksander lihat sudah mampu membuatnya terpanah.
Sambil menundukkan kepalanya didepan Aleksander, Alisa berkali-kali meminta maaf. Karena Alisa tidak mungkin menerima tawaran Aleksander untuk tidur dengannya. Sebab Alisa berstatus seorang istri.
"Aku jamin suamimu tidak akan pernah tahu apa yang kita lakukan, jika kau tidak mengatakan apa yang terjadi dengan kita, padanya." bujuk Aleksander sambil menatap Alisa seperti seekor Srigala yang sedang menatap mangsanya.
"Maaf Tuan, tapi saya tetap tidak bisa." Alisa sudah hendak pergi meninggalkan Aleksander. Tapi langkah kaki Alisa terhenti karena Aleksander melemparkan setumpuk uang yang dia jatuhkan tepat di depan kaki Alisa.
"Ambil uang itu! Karena aku tahu kau sedang butuh itu, bukan?" tanya Aleksander pada Alisa yang hanya menatap sekilas uang yang ada di depan kakinya.
"Ambil!" perintah Aleksander tegas. Tapi Alisa tetap diam. Karena Alisa tahu jika dia mengambil uang itu, maka dia harus melakukan apa yang Aleksander mau.
"Maaf Tuan, sekali lagi saya tidak bisa menerima uang itu," jawab Alisa sambil melangkahi uang didepannya.
Aleksander yang sudah berkali-kali mendapatkan penolakan dari Alisa sama sekali tidak gentar. Karena semakin sulit wanita yang dia dapatkan, maka akan berkali-kali lipat kenikmatan yang akan dia rasakan saat berhasil mendapatkan wanita tersebut, dan sekarang Alisa adalah incarannya.
Aleksander bukan tidak tahu jika Alisa sudah menikah. Karena dari awal Alisa melamar pekerjaan di rumah Aleksander, Alisa sudah mengatakan jika dia sudah memiliki suami. Tapi akibat kecelakaan yang menimpa suaminya beberapa bulan lalu, yang membuatnya tidak bisa berjalan. Alisa terpksa menggantikan peran suaminya untuk mencari nafkah untuk keluarga mereka.
Hari ini bukan pertama kalinya Aleksander mencoba merayu Alisa untuk tidur dengan nya. Karena sebelumnya Aleksander juga pernah melakukan hal yang sama. Tapi dengan tegas Alisa menolaknya. Karena Alisa tidak ingin merusak kepercayaan suaminya.
Alisa yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan sang majikan sempat meminta untuk berhenti dari pekerjaannya di rumah Aleksander. Tapi berkas perjanjian yang sudah Alisa tandatangani membuat Alisa tidak bisa behenti begitu saja. Karena salah satu poin di perjanjian tersbut adalah. Alisa yang tidak bisa behenti bekerja dengan alasan apapun sampai kontak kerja mereka berakhir.
"Kenapa lagi?" tanya Maira pada Alisa. Maira adalah salah satu pelayan di rumah Aleksander. Tapi dari pertama Maira bekerja di rumah itu, Maira tidak pernah sekalipun di goda oleh Aleksander. Karena yang ada malah Maira yang selalu berusaha untuk merayu dan mendekati Aleksander. Tapi tidak sedikitpun Aleksander tergoda oleh wanita muda yang juga tidak kalah cantik dari Alisa.
"Tidak apa," saut Alisa bohong. Karena Alisa tidak ingin Maira tahu apa yang selalu sang Tuan coba lakukan padanya.
"Kau yakin tidak apa-apa?" Maira bertanya untuk memastikan jika Alisa baik-baik saja. Karena sikap Alisa yang berubah setelah dia keluar dari ruangan pribadi sang Tuan.
"Aku tidak apa, aku hanya lelah." saut Alisa bohong.
Melihat Alisa yang pucat dan berkeringat. Maira jadi merasa tidak tega, hingga Maira menyarankan Alisa untuk istirahat saja dan semua pekerjaan Alisa, dia yang mengerjakan.
"Aku baik-baik saja. Jadi tidak usah khawatir padaku, kau juga banyak pekerjaan. Jadi kerjakan saja pekerjaanmu, biarkan pekerjaanku, aku yang bereskan." ucap Alisa.
Maira sudah kembali sibuk dengan pekerjaannya, dan sekarang Maira sedang berada di lantai dua rumah mewah Aleksander yang sudah seperti istana di negeri dongeng saking besar dan mewahnya rumah itu.
Alisa pikir setelah penolaknya tadi, Aleksander akan berhenti untuk mendekati dan merayunya lagi. Tapi ternyata dugaan Alisa salah. Karena sekarang Aleksander malah sudah ada di dapur bersama dengan Alisa.
Aleksander berdiri di samping Alisa yang sedang sibuk mencuci piring bekas Aleksandar sarapan tadi."Kau sedang apa?" tanya Aleksander pada Alisa yang sama sekali tidak menoleh padanya.
"Cuci piring," saut Alisa ketus. Karena seharusnya Aleksander tidak harus bertanya padanya. Sebab apa yang sedang Alisa lakukan sekarang sudah sangat jelas.
"Aku hanya berusaha ramah padamu. Tapi kenapa kau begitu ketus padaku? Apa kau marah?" tanya Aleksander pada Alisa. Pertanyaan yang lagi-lagi tidak penting. Karena siapapun yang ada diposisi Alisa pasti akan marah jika di perlakuan seperti itu.
"Tuan, saya sedang bekerja. Jadi jika Tuan tidak ada kepentingan lain, tolong pergi dari sini."
Mendengar Alisa mengusirnya di rumahnya sendiri tentu saja Aleksander marah. Hingga Aleksander menatap Alisa tajam, kemudian dengan cepat sebelah tangan Aleksander merengkuh pinggang Alisa. Hingga Alisa tidak bisa ke mana-mana.
"Tu_Tuan," panggil Alisa yang bahkan sampai terbata. Karena takut.
"Kau benar-benar menguji kesabaranku, Alisa!" ucap Aleksander sambil mendekatkan wajahnya pada Alisa.
"Tu_Tuan jangan!"
"Hanya satu kali Alisa, satu kali saja. Setelah itu kau boleh pergi,"