Jessica terus menggeliat saat tangan kelar Samudera terus meraba, dan menelusuri setiap lekuk tubuhnya, bahkan dengan sadar Jessica membuka lebar kedua kakinya, hanya agar Samudera lebih mudah untuk menjamahnya. "Ini gila Samudera! Benar-benar Gila," desah Jessica saat Samudera terus mencium setiap inci dari tubuhnya. "Kenapa? Apa kau tidak pernah merasakan hal gilia seperti ini dengan suamimu?" tanya Samudera yang malah sengaja membuat Jessica semakin tidak berdaya atas kuasanya. "Jangan bahas soal dia!" "Kenapa huh? Apa kau tidak suka, saat aku membahasnya ketika kita dalam posisi intim seperti ini? Apa kau ingat dia, dan merasa bersalah atas apa yang sudah kita lakukan di belakang nya?" tanya Samudera yang masih mengungkung Jessica dalam kuasanya. Mendengar ucapan Samudera, Jessica langsung merubah posisi mereka, hingga sekarang Jessica ada di atas Samudera dan dengan mata yang tajam Jessica menatap wajah lelaki muda itu. "Tidak! Aku tidak pernah menyesal dengan apa yang kita lakukan. Aku tidak ingin membahas dia, karena saat aku mengingat wajahnya, Mood ku selalu berubah menjadi buruk," Ungkap Jessica yang semakin begerak liar di atas tubuh Samudera.

"Apa uang itu belum cukup Nyonya Alisa? untuk membeli harga dirimu yang katanya mahal itu." ucap Alexander pada Alisa yang hanya bisa berdiri gemetar saat melihat setumpuk uang yang sang Tuan lemparkan tepat di depan kakinya. "Suamimu tidak akan tahu, Alisa. Jika kau tidak mengatakan pada suamimu, kalau kau tidur denganku," ucap Aleksander sambil berjalan mendekati Alisa dengan tatapan laparnya. Seolah Alisa adalah makanan lezat yang siap untuk dia santap.