Debur Perasaan.

1123 Kata

Meski menghabiskan seiris roti panggang, perut Lana masih bertabuh keroncongan. Althaf sampai terkekeh sebelum akhirnya bangkit ke dapur. Kakinya menapak lembut ke lantai kayu, lalu merebus mie instan pedas. Ia taburkan cabai halus, membiarkannya mengental, lalu menaruh sepotong telur goreng. Wajah kusut kecapekan Lana berubah cerah. Ia suapkan mie hangat itu ke mulutnya. "Mau ke pantai habis ini?" pertanyaan Althaf segera diangguki. Ia usak rambut Lana gemas. Meski matahari mulai hangat, udara sekitar masih sejuk. Suara burung camar melayang di atas kepala mereka. Mereka duduk di ceruk bebatuan ditemani bir dingin kalengan. Menghirup udara laut asin yang sungguh tenang. "Saya nggak mau pulang." Althaf mengamati gulungan ombak. "Di sini memang indah." "Maksudnya, saya nggak mau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN