Entah mengapa Rengga memilih untuk mengantarkan Asti pulang. Padahal kasur di rumahnya sudah menunggu untuk ditiduri. Sejak tadi, Rengga belum menikmati waktunya untuk beristirahat. Namun karena ada jamuan makan malam yang sebenarnya tidak penting itu sudah membuatnya terpaksa datang. Ya, awalnya Rengga berusaha datang karena menghormati saja, tetapi nyatanya makan malam itu sedikit menyimpan maksud terselubung. Perempuan di sampingnya bahkan diam saja sejak mereka berangkat sampai setengah perjalanan. Tidak ada yang membuka suara, bahkan Rengga memilih untuk menatap jalanan yang sepi dengan sedikit penerangan dari lampu redup di beberapa sisi jalannya. Sayangnya, banyak sekali lampu yang sudah mati sehingga jalanan yang berkabut kadang tidak terlalu tampak. Ditambah lagi udara dingin

