Meski kaki sakit, aku tetap memasak di dapur restoran. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku hanya karena kakiku keseleo. Aku membalik ikan gurami yang sudah garing. "Aawww..." minyak panas malah meletup dan beterbangan mengenai wajahku. Aku segera ke wastafel dengan langkah terseok-seok dan membasuh wajahku dengan air yang mengalir dari kran. Aku mengambil piring yang terbuat dari plastik dan mengipasi wajah. Keningku sakit sekali. Rasa perih dan panas menjadi satu. "Kamu kenapa?..." Andin yang baru saja masuk ke dapur setelah mengantar makanan pada pelanggan, kini menghampiriku. Ia terlihat cemas melihatku. "Kecipratan minyak panas," jawabku sembari meringis perih. "Mana lihat!..." Andin menyingkirkan tanganku, dan menilik cedera di keningku, "Ya ampun Yuka, sampai melepuh begini!

