Aku tidak pernah menyangka dan tidak pernah bermimpi , bahwa lelaki yang ku kagumi akan menjadi suamiku
hari ini adalah hari pernikahanku
aku tegang, gugup , dan sangat senang ,
sekaligus sedih karena memikirkan bahwa pernikahan ini adalah karena keterpaksaan pada malam itu ,
dan lelaki yang akan menjadi suamiku adalah bos ku sendiri di tempatku bekerja sehingga dia tidak ingin pernikahan ini sampai di ketahui oleh orang lain selain keluarga kita saja ,
" haaahhh ya tuhan , apakah memang ini yang terbaik yang telah engkau pilihkan untuk hidupku " ucapku dalam hati sambil wajahku di rias oleh MUA yang terkenal di kota ini
seandainya saja pernikahan ini karena rasa yang sama kumiliki saat ini
mungkin aku menjadi orang yang paling bahagia saat ini ,
"tok, tok ,tok " pintu di ketuk dari luar
" hai ka , apakah sudah selesai , semua tamu sudah menunggu Kaka "
ucap adik tiri perempuannya Robin
namanya raya , umurnya 20 , meskipun raya dan Robin beda ibu , tapi mereka berdua saling menyayangi satu sama lain seperti saudara kandung ,
raya begitu mendukung pernikahan kami , dan begitu baik kepadaku , apapun kebutuhanku yang tidak aku perlukanpun raya sediakan ,
MuA ini juga raya yang memilihkan serta gaun pengantin yang indah ,cantik , anggun inipun raya yang sudah mempersiapkan nya ,
" ya ampun Kaka ku ini sangat cantik sekali , ka Robin sangat beruntung mempunyai istri secantik Kaka "
pujian raya sambil memegang pundaku di depan cermin
" terimakasih raya , kamu baik sekali " ucapku sambil tersenyum kepada raya
" aku senang melihat ka Robin bahagia , tersenyum , dan semenjak ka Robin mengenal ka Nadira , sifat ka Robin berubah menjadi lebih baik , ayahpun senang dengan perubahan ka robin , karena itu aku, ibu , mamah, ayah , sangat sayaaaanggg sama ka Nadira "
raya menjelaskan sambil memegangi tanganku
" haaahhh, dari kapan Robin seperti itu, perasaan aku bersama Robin baru kemarin malam , waktu kejadian itu "
ucapku dalam hati dengan bingung
" jaga ka Robin ya ka , jangan hianati dia , ka Robin itu orangnya memang begtu dingin , tapi sangat baik , dan penyayang "
pinta raya
aku hanya tersenyum tidak berkata apapun
" ayo kita turun ka, semua orang sudah menunggu Kaka di bawah "
raya meminta ku turun dan sambil memegang tanganku
tapi aku sendiri masih bingung dengan ucapan raya
maksudnya apa ?
kapan Robin mengenalku
aku sendiri baru kenal dengan pak Robin 2 bulan yang lalu saat aku melamar pekerjaan di perusahaannya
dan selama bekerja pak Robin tidak pernah melirikku apalagi mendekatiku
ah raya pasti mengarang biar aku senang mendengarnya
kemudian aku turun bersama raya , ku lihat semua menoleh ke arahku
termasuk Robin
ya ampun saat melihat Robin
seperti pangeran2 yang ada film2
gagah, Maco , tampan , dan mempesona dengan memakai stelan putih dengan dasi kupu2 putih juga , rambut rapih belah samping , badannya yang kekar dan tinggi , serta kumis yang tipis dan bulu2 di janggutnya , alis yang tebal , mata kecoklatan ,
" oh ya ampun , inginku memeluknya dan menciumnya , hihihihi, aahh apa2an sih aku ini , Robin saja tidak pernah menginginkanku "
terus terusanku bicara dalam hati untuk memuji kesempurnaan Robin
orang ini , yang berdiri di hadapanku
,orang yang ku kagumi saat pertama melihatnya
saat ini , detik ini , sudah menjadi suamiku yang sah
ingin rasanya ku teriak saking bahagianya
setelah selesai acara pernikahan kami
Robin memintaku untuk bersiap pindah ke rumah yang telah ia siapkan
sebenarnya aku tidak mau , karena aku tahu , di sana Robin sudah menyiapkan kamarku yang berbeda dengannya
tapi kalau di rumah ini kita dalam satu kamar
"aahh rasanya malas sekali , jika harus pindah malam ini , padahal aku masih ingin melihat Robin saat keluar dari kamar mandi yang hanya memkai handuk dengan rambut basahnya , uihhhh sangat sexy Dan Maco hahahaha ,
ya ampun berpikir apa aku ini ya "
lamunanku di buyarkan oleh Robin yang memintaku untuk cepat agar tidak kemalaman , bahkan Robin memintaku tidak berganti pakaian yang ku bawa hanya koper yang sudah di siapkan oleh raya adiknya ,
robin menungguku di mobilnya dan memintaku untuk turun dalam waktu 10 menit , dengan wajah yang datar dan dingin dia memintaku untuk cepat2
" haaahhhh, model begini orang baik , raya buta kali ya, Robin itu kaya es batu keras dan dingin " gerutuku dalam hati
"aahhh malaasss sampai rumah itu pasti Robin langsung mendiamkan ku , pasti kami saling tidak bicara dan sendiri sendiri , udah kebayang deh akan seperti apa " sepanjang perjalanan terus saja ku menggerutu dalam hati
robin pun tidak bicara sama sekali denganku , tatapannya yang lurus kedepan seperti tatapan orang yang tidak mempunyai warna kehidupan ,
takut sendiri aku melihat Robin , bisa bisanya aku menikah dengan dia
tapi bahagia juga sih bisa menikah dengan pria yang kita idolakan
***
sesampainya di rumah
Robin menyuruhku untuk mandi duluan
daaann begitu terkejutnya aku pas Robin memintaku tidur di kamarnya alias kita tidur bersama
tapi ternyata kamarku sedang di perbaiki saja
" huuuuhhhh aku pikir dia benar-benar menginginkanku tidur di kamarnya berdua dengannya , huuuhhhhffftt " ku menghela nafas panjang
setelah selesai mandi ku coba buka koper yang sudah di persiapkan raya adiknya
begitu terkejutnya aku saat melihat isi dari koper tersebut yang isinya hanya beberapa baju tidur yang tipis dan sexy
" apa apaan ini " teriakku
" baju ku mana , ko isinya ini semua "
sambil ku acak acak isi dalam koper itu
"masa iya aku harus pake baju ini, nanti kalau pak Robin berpikir aku menggodanya bagaimana , huhuhu" sambilku garuk garuk kepalaku,
ku pilih pakaian berwarna merah yang tidak ada lengannya dan sangat minim
lalu ku dengar ada yang datang di depan rumah ,
saat aku lihat ternyata pengantar makanan
ternyata Robin memesankan makanan ,
langsung aku buru2 turun untuk membantu menyiapkan makanannya
tanpa di sadari pakaianku seperti ini ,
tapi ah ya sudahlah , di rumah ini kan hanya ada Robin
toh Robin sudah menjadi suamiku,
aku tau tatapan robin seperti tidak biasa tapi aku bersikap pura pura tidak tahu saja
aku teruskan menyiapkan makanan di atas meja ,
****
saat mau tidur Robin menyuruhku untuk tidak tidur di kasurnya
Robin malah menyuruhku tidur di sofa dekat jendela
sangaaattttt kesaalll , tapi karena kecerobohanku menarik selimut yang tersangkut akhirnya aku jatuh menabrak Robin sehingga aku jatuh di atas tubuh Robin
"ya tuhaaaannnnn , hatiku berdetak begitu cepat , sedekat ini aku dan Robin , ya tuhan , tolong hentikan waktu seperti ini sebentar saja agar aku dan Robin terus bisa sedekat ini " ocehanku dalam hati
tiba hujan turun dengan lebat dan mati listrik oh ya ampun, aku langsung refleks memeluk Robin karena memang aku takut sama gelap di tambah lagi dengan turunnya hujan dan petir bergelegar
tapi Robin hanya menggodaku dengan rasa ke ge erannya ,
uihhhh udah kesel sih di buatnya
di ruangan yang gelap di tambah hujan , petir menyambar beberapa kali, dan di dalam kamar bersama Robin dengan segala ke angkuhannya itu ,
" oh tuhan , lengkap sekali penderitaan ku "
ku coba menerangkan Susana yang gelap dengan menggunakan center hp ku tapi tidak begitu lama , handphone ku lowbet , karena memang dari kemarin tidak di charge ,
ku lihat Robin menemukan lilin tetapi hanya ada satu
dan di letakkan di meja dekat tempat tidurnya ,
dan Robin langsung tidur tanpa memikirkan aku disini yang sedang ketakutan karena gelap ,
ku coba untuk membangunkan Robin dan meminta lilinnya agar di pindahkan di dekat meja sofa , tetapi Robin sepertinya tidak pernah memperdulikan ku ,
aku berusaha untuk menahan rasa takutku , setelah beberapa saat akhirnya lampu pun menyala kembali ,
aku putuskan untuk ke dapur untuk mengambil air minum ,
sebelum keluar kamar , kulihat ke adaan Robin yang sepertinya Robin tidur dengan sangat lelap ,
" mungkin karena dia lelah , makanya tidurnya kaya orang mati "
lalu ku bergegas pergi ke dapur,
sebelum ku pergi , ku tutupi bantal dengan selimut agar tidak terlihat berantakan ,
******
di dapur aku terus menggerutu tentang Robin
" bisa bisanya Robin tidur begitu nyenyaknya padahal ada aku yang sedang ketakutan karena gelap , ohh ya Tuhan kenapa aku di takdirkan dengan orang sekeras batu dan tidak ada rasa kasihan sedikitpun terhadapku ,
tapi meskipun begitu , aku merasa bahagia bisa menjadi istri Robin , hihihihi "
setelah selesai minum , langsung ku bergegas masuk ke kamar dengan terburu buru , karena takut jika ada mati lampu susulan ,
ku buka pintu dengan tergesa gesa ,
" gubraakk "
ko pintunya seperti menabrak sesuatu
saat ku lihat di belakang , ada Robin yang sedang memegangi hidungnya , lalu Robin malah marah marah ,
saat aku lihat hidungnya Robin ternyata mengeluarkan darah , aku coba untuk membantunya tetapi Robin sok jual mahal tidak mau aku tolong bahkan Robin malah menyalahkan ku ,
setelah selesai membantu Robin mengelap darahnya , aku langsung bergegas pergi tidur di sofa yang telah di pilihkan Robin ,
kesel sih, seharusnya yang tidur di sofa itu dia ,
tega banget liat cewek tidur di sofa
huuuuhhhh , sabar sabar Nadira ,
sambil terus ku menggerutu dalam hati ,
Robin masih mengoceh , tapi aku tidak mendengarkannya , mataku seperti di ganduli berkilo kilo beban berat sehingga tidak kuat lagi aku menahan rasa kantuk ini ,