bc

Mualaf

book_age16+
26
IKUTI
1K
BACA
forbidden
family
badgirl
self-improved
bisexual
betrayal
self discover
spiritual
naive
novice
like
intro-logo
Uraian

Kisah seorang wanita penghibur yang tanpa sengaja tinggal bersama keluarga Muslim, Membuat ia merasa tertarik dengan Islam dan menemukan jati diri serta kedamaian hati. Lika-liku perjalanan hidupnya yang kelam membuat ia menginginkan sebuah keluarga. Ia pikir, dengan mendapatkan suami yang baik dan benar akan membuat ia menemukan kebahagiaan. Namun, semua berujung pada peristiwa pemerko**an yang meninggalkan benih dalam rahimnya, hingga keputus-asaan menimpanya. Datanglah seorang laki-laki yang menyelamatkan keputus-asaannya itu, namun berujung pada konflik dimana ia menjadi pencetus hancurnya hati seorang istri.

chap-preview
Pratinjau gratis
Part 1
Aku Adelina, biasa di panggil Delin. Usiaku 24 tahun, aku hidup sebagai penghibur jalanan. Dari tempat hiburan satu ke tempat hiburan lainnya. Aku sengaja meninggalkan kedua orang tuaku sejak kecil, yaaa karena aku larut dalam pergaulan di masa aku masih SMP. Dengan tamatan SD, sudah tentu sulit mencari pekerjaan. Mengandalkan keberuntungan dan paras cantik serta gemoynya tubuhku, aku mulai mengikuti jalan ini. Sudah 9 tahun aku menggeluti pekerjaan ini, yang sudah pasti membuatku tak tahu adab. Tak tahu apakah orang tuaku mencariku saat ini ? meninggalkan orang tua beserta ketiga saudaraku di pulau seberang. Kini, aku hidup di Batam sedangkan keluargaku berada di Jawa, tepatnya Surabaya. " Del, Lo ada job jam segini ? kok udah rapi?" tanya Lina, teman satu rumahku. Memang jam menunjukkan pukul 02.00 pagi, tapi mau bagaimana lagi kalo ada panggilan uang di jam segini ? mau tidak mau ya harus mau. Ku naikkan ujung bibir kananku seraya tersenyum pada Lina. " Lo jangan ngoyo gitu Del, ingat kesehatan! kasihan juga tu meki kalo tiap hari Lo forsir buat kerja, kerja dan kerja mulu" Sambung Lina sambil merebahkan badannya di ranjang. " Yaaah gimana lagi, biar cepet kaya. Orang kaya sudah pasti di hargai orang lain, karena uang adalah segalanya." kataku, sambil beranjak keluar kamar. Taksi online yang ku pesan sudah menunggu di depan rumah. Segera aku melaju menuju hotel dimana aku sudah di booking. Setelah sampai tujuan, segera ku masuki kamar nomor 17 di lantai dua. Itu adalah kamar yang selalu kami pakai. Yaaa, selalu. Karna dia adalah pelanggan setiaku. Dia terlalu fanatik padaku, sering kali dia mengajakku menikah. Sudah jelas aku menolaknya, aku lebih senang berfoya-foya dan menikmati pekerjaanku ini. Ku buka pintu kamar itu, sudah jelas Hery menungguku disana. Dia lelaki lajang berusia 25 tahun, seorang Pengusaha kosmetik. Dia tampan dengan d**a bidang dan kulit putih. Kini ia tengah duduk bersandar di ranjang mengenakan handuk kimono putih. Melihat kedatanganku dia segera berdiri dan menyambutku, sesekali ia mengecup bibirku. " tiga hari tak merasakan tubuhmu, rasanya aku mati rasa." ucap Hery. " memangnya sibuk apa selama tiga hari ini ?" tanyaku sambil duduk di sofa. " Ada meeting di Jakarta." jawab Hery sambil ikut duduk di sampingku. Aku menjalankan tugasku segera. Seusai subuh, aku bergegas pulang untuk beristirahat. Kriiing... suara ponselku berbunyi, kulihat itu mama Ajeng. Dia adalah seorang muc***ri yang selama ini membantuku dalam mendapatkan pelanggan. Dengan suara malas aku menjawab panggilan Mama. " aaarrrggg.. iya,Ma." " Sekarang kamu siap-siap, kita dapat tender besar. Kamu di sewa selama 4 hari dengan mahar 100 juta+ bonus pelayanan. Kalo dia puas, akan di kasih tambahan 10 juta." ucap Mama Ajeng, seketika mata ngantuk ku menghilang. " Yang bener Ma ? emang siapa yang booking ?" " Dia itu milyader, Namanya Kim Jie. Dari korea, dia tertarik dengan kamu." Sejenak aku berpikir, tapi ini uang besar masak mau di tolak? aku meng-iyakan tender itu. " Yaudah kamu siap-siap, soalnya kita akan terbang ke jakarta segera!" perintah Mama. Aku segera mandi dan memasukkan barang-barang yang aku butuhkan. Setelah pukul 10.00, kami segera menaiki pesawat dan meluncur ke jakarta. Kini kami telah menginjakkan kaki di Jakarta. Segera saja kami menuju hotel bintang 5 yang ada disana. Yaaa beginilah pemandangan kota Jakarta, hanya kendaraan yang berlalu lalang dan sebuah kolam besar berbentuk bulat, entah apa itu namanya. Kami menunggu di restauran Hotel. Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki tinggi dan putih, hanya sudah lebih tua dariku. Yaa,, sekitar 40 tahunan lah ya. Kami berbincang-bincang sebentar lalu lelaki itu menyodorkan sebuah surat perjanjian. Mama Ajeng dan aku segera saja menandatangi surat itu tanpa kami baca. Karna pikirku, 4 hari itu waktu yang singkat bukan? " Baiklah, jadi sudah deal ya. Mama Ajeng sekarang bisa ikut bodyguard saya menuju Bank untuk pencairan dana dalam cek ini. Selanjutnya, Mama akan diantar ke Bandara." ucap Kim Jie Apa? Bandara ? apakah ini tandanya aku akan di tinggal sendiri disini ? aku radak ngeri sih sebenarnya. Ahh masa bodo, kan cuma 4 hari. Batinku saat itu Aku mulai berjalan di samping lelaki itu, kini tinggiku sedagunya dengan bantuan high heels yang kupakai. Dia membuka kamar nomor 47 AA, kamar yang sangat mewah. Kamar itu berada di lantai 3. " Sebelum di mulai, aku berhak atas kamu. Maka, ku minta serahkan ponsel kamu. " ucap Kim Jie. Sebenarnya aku ragu melakukan ini, tapi aku mencoba mengikuti permainan ini. Kuserahkan ponselku pada lelaki itu. Kami memulai permainan itu hingga selang 30 menit. Setelah beristirahat sejenak, terdengar suara ketukan pintu. Kim Jie membuka pintu tersebut. Mereka nampak akrab sekali, hingga Kim jie mempersilakan mereka masuk. Aku takut, karena ada dua lelaki seumuran Kim Jie yang berada di kamar itu sekarang. " kamu akan bermain dengan mereka dulu, aku lelah. layani dengan baik!" perintah Kim Jie yang lalu duduk di sofa melihat aksi kami. Aku takut, mereka kini bermain dengan kasar. Aku di gilir oleh dua orang itu. Setelah selasai, aku merasa sangat kelelahan. Badanku lemas, kulihat dua lelaki itu memberi uang pada Kim Jie. Apakah ini artinya dijual lalu terjual lagi ? Aku ingin membersihkan tubuhku, namun dilarang oleh lelaki b***t itu. Aku terus saja di gilir oleh teman-temannya. Rasanya ingin sekali aku kabur dari tempat itu, tapi tak ada kesempatan. Sehari ini aku di gilir 10 orang, dengan jeda istirahat 10 menit per sesi. Aku sudah tidak kuat, rasanya ingin sekali lompat dari atas sini. Biar mati sekalian, aku putus asa. Suara pintu terdengar di ketuk. Aku sudah putus asa, aku pasrah bila itu adalah teman Kim Jie lagi. Setelah di buka, ternyata itu polisi. Aku cukup senang karena bukan teman Kim Jie lagi. Lebih baik aku di penjara, daripada harus di gilir begini terus. Aku dan Kim Jie di gelandang menuju mobil polisi. Saat berada di lantai 1, Alarm kebakaran berbunyi begitu pula dengan polisi yang lengah mendengar alarm itu. Itu kesempatan untuk kabur, Kim Jie menarik tanganku dan membawaku lari. Para polisi itu mengejar kami hingga kini aku dan Kim Jie terpisah. dor dor Suara tembakan polisi, aku tak menggubrisnya. Aku terus lari dan lari. Hujan datang dengan derasnya, membuat suasana menjadi lebih hiruk pikuk. Entah apa yang harus aku lakukan saat ini. Aku terus lari hingga kurasakan ada yang menubrukku. Benda itu terasa padat, kepalaku pusing dan aku semakin shock melihat darah mengucur di jidatku.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
52.2K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

Setelah Tujuh Belas Tahun Dibuang CEO

read
1.2K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook