-06-

1911 Kata
Pagi harinya, Azalea sudah berada di rumah sakit. Saat ini ia sedang duduk di sebuah kantin bersama dengan Adilla untuk sarapan bersama. "Le, tumben lo ngga makan di rumah?" Tanya Adilla. "Lagi malas aja." Jawab Azalea. "Lo lagi ada masalah ya? Lo bisa cerita ke gue." Ucap Adilla yang duduk di hadapan Azalea. "Gue benar-benar bingung dil, tiga bulan lalu dokter Rafa ngelamar gue dan parahnya gue ngga tau. Ayah sama bunda setuju kalo gue sma dokter Rafa. Mereka nerima lamaran itu." Ucap Azalea. "Kok lo bisa ngga tau? Terus lo baru tau gitu?" Tanya Adilla penasaran. "Mereka ngga ngomong apa-apa ke gue. Gue taunya tadi malam." Ucap Azalea. "Yaudah lo terima aja dokter Rafa. Dia kan baik le." Ucap Adilla dengan santai. "Ck, masalahnya gue ngga cinta sama dia." Ucap Azalea kesal. "Karena masa lalu lo itu?" Tebak Adilla. "Iya, gue masih cinta sama dia." Ucap Azalea. "Bukannya dia udah nikah sama cewe lain?" Tanya Adilla keheranan. "Ngga jadi." Ucap Azalea singkat. "Terus lo mau balikan sama dia gitu? Yaudah balikan aja, gue mah selalu dukung lo." Ucap Adilla. Azalea menghembuskan napasnya kasar. Sahabatnya yang satu ini memang sangat santai dalam berbicara. "Gue sama dia masih saling cinta. Tapi ayah ngga setuju karena masih kecewa masalah dulu." Ucap Azalea. Adilla menganggukan kepala nya sambil mengunyah makanannya. "Percuma gue cerita sama lo!!" Ucap Azalea ketus. Adilla hanya tersenyum memperlihatkan gigi nya.  ***** "Gue harus bisa dapatin Azalea. Azalea hanya milik gue." Ucap Alzio fokus mengendarai mobilnya. Ia akan menemui Azalea di rumah sakit. Alzio menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar bisa bertemu dengan pujaan hatinya. "Apapun akan ku lakukan Azalea." Ucap Alzio.  ***** "Dokter, ada yang ingin menemui dokter Azalea." Ucap perawat bernama Bella. "Suruh masuk ke ruangan saya." Ucap Azalea yang duduk di kursi kerjanya. "Baik dok." Perawat itu keluar dari ruangan Azalea. Tok... Tok... Tok... "Masuklah." Ucap Azalea yang masih fokus menulis sesuatu. "Ehem." "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Azalea menatap orang itu. "Kak Zio." Ucap Azalea terkejut menatap Alzio yang sedang tersenyum menatapnya. "Selamat sore bu dokter." Ucap Alzio mendekati kursi Azalea. "Kak Zio ngapain disini?" Tanya Azalea. "Mau ketemu sama calon istri aku." Ucap Alzio tersenyum menatap Azalea. "Calon istri yang mana? Si Raina itu?" Ucap Azalea dengan sinis. "Tentu saja Azalea." Ucap Alzio. "Bukannya tadi malam sama Raina." Ucap Azalea dengan nada sinis nya. "Hah?" Ucap Alzio bingung. "SILAHKAN KALO KAK ZIO EMANG MAU SAMA SI RAINA." Bentak Azalea. Ia sangat kesal dengan Alzio. "AKU MAU KITA MEMPERBAIKI SEMUANYA KAK. AKU MAU KITA HIDUP BERSAMA. TAPI INI APA? KAMU MALAH SAMA CEWE ITU. AKU JADI NGGA PERCAYA SAMA KAMU KAK!!" Bentak Azalea berdiri di hadapan Alzio. "AKU NGGA ADA APA-APA SAMA RAINA. KAMU HARUS PERCAYA ITU AZALEA. HATI DAN CINTAKU CUMA BUAT KAMU AZALEA. JANGAN PERNAH RAGUKAN ITU!!" Ucap Alzio dengan tegas. "Hiks... Hiks... Aku cuma takut kak hiks... Hiks... " Ucap Azalea sambil menangis. Alzio menarik Azalea ke pelukannya. "Kita akan hidup bersama Azalea. Aku akan membuat ayah percaya sama aku. Aku cinta kamu Azalea. Selamanya." Ucap Alzio "Aku juga cinta sama kak Zio. Selamanya. Aku ngga akan bisa buka hati untuk siapapun." Ucap Azalea di pelukan Alzio. Deg Mereka berdua tak mengetahui bahwa ada yang mendengar perbincangan mereka. "Mungkin kamu tidak bisa mencintai saya Azalea." Ucap Rafa dalam hati. Ia mendengar semua pembicaraan antara Alzio dan Azalea. Rafa tidak kuat lagi. Ia pergi meninggalkan tempat itu. "Mau jalan-jalan ngga?" Tanya Alzio melepaskan pelukan Azalea. "Jalan-jalan kemana?" Tanya Azalea. "Ke suatu tempat." Jawab Alzio tersenyum menatap Azalea. "Yaudah ayo, kebetulan pekerjaanku udah selesai." Ucap Azalea tersenyum menatap Alzio. Cup "Cantik banget sih." Ucap Alzio mencium pipi Azalea. Lalu, Alzio menggenggam tangan Azalea berjalan keluar dari rumah sakit itu. "Silahkan masuk tuan putri." Ucap Alzio membukakan pintu mobil untuk Azalea. "Terima kasih pangeran." Ucap Azalea masuk ke dalam mobil Alzio. Alzio mulai melajukan mobilnya. Tangannya menggenggam erat tangan Azalea. Azalea tersenyum menatap Alzio yang fokus menyetir. Ia ingin hari-harinya selalu bersama Alzio.  ***** "Maaf jika kedatangan saya mengganggu ayah dan bunda." Ucap Rafa. Saat ini Rafa berada di rumah Hadrian. Ia ingin membicarakan hal penting pada Hadrian dan Nadia. "Tidak sama sekali. Ada apa Raf?" Ucap Hadrian. "Sebelumnya saya minta maaf. Saya tidak tahu apa yang saya lakukan ini benar atau tidak. Saya ingin membatalkan pertunangan saya dan Azalea. Saya rasa--" "KAMU JANGAN BERCANDA RAFA!!" Ucap Hadrian dengan keras. "Ayah dengarkan penjelasan Nak Rafa dulu." Ucap Nadia dengan lembut menenangkan Hadrian.  "Maaf ayah, bunda. Saya rasa cinta Alzio dan Azalea begitu besar. Mereka telah melewati berbagai masalah. Namun, rasa cinta mereka tidak pernah pudar sedikitpun. Mungkin juga Tuhan mempertemukan mereka kembali karena kisah cinta mereka yang belum usai, karena Tuhan ingin mempersatukan mereka. Jadi saya kesini ingin membatalkan semuanya. Saya tidak ingin merampas kebahagiaan mereka. Memang saya sangat mencintai Azalea, namun yang dibutuhkan Azalea bukan cinta saya tapi cinta Alzio." Ucap Rafa panjang lebar. "Tapi ayah tidak percaya lagi sama Alzio!!" Ucap Hadrian dengan tegas. "Saya yakin Alzio akan menjaga Azalea dan tidak pernah menyakiti nya. Semua masalah yang terjadi bukan sepenuhnya karena Alzio. Alzio itu korban dari keegoisan kedua orang tuanya. Saya harap ayah dan bunda memberi kesempatan untuk Alzio. Ini demi kebahagiaan Azalea." Ucap Rafa. Hadrian hanya diam mendengar ucapan Rafa. "Gimana sama Nak Rafa?" Tanya Nadia penuh khawatir. "Bunda tidak perlu khawatir. Saya akan mencoba membuka hati untuk perempuan lain." Ucap Rafa tersenyum menatap Nadia. "Ayah, ini semua demi Azalea. Azalea sangat mencintai Nak Zio begitupun sebaliknya. Kita harus memberi kesempatan untuk Nak Zio. Yang diucapkan sama Nak Rafa benar yah, semua masalah yang dulu bukan kesalahan Nak Zio. Nak Zio dan Azalea sebagai korban yah." Ucap Nadia. "Ayah permisi." Ucap Hadrian menaiki tangga menuju kamarnya. "Bunda, saya harap ayah memberikan kesempatan untuk Alzio." Ucap Rafa. "Iya Nak Rafa. Terimakasih ya. Kamu pria yang baik." Ucap Nadia memeluk Rafa selayaknya anaknya sendiri. Sudut mata Rafa mengeluarkan air mata. "Semoga keputusanku benar." Ucap Rafa dalam hati.  ***** "Kita kesini lagi kak?" Tanya Azalea tersenyum menatap pantai yang selalu menjadi saksi kisah cinta mereka. "Kamu suka kan aku bawa kesini?" Ucap Alzio memeluk Azalea dari belakang dengan sangat erat. "Sangat suka." Ucap Azalea. Alzio membalikkan badan Azalea agar menatapnya. "Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi Azalea. Aku sangat mencintai kamu." Ucap Alzio menatap dalam mata Azalea. "Aku juga mencintai kak Zio." Ucap Azalea dengan tulus. "Di pantai ini yang selalu menjadi saksi kisah cinta kita. Aku Alzio Aezar Elver akan melamar kamu Azalea Belva Bellamy untuk yang kedua kalinya. So, will you marry me Azalea Belva Bellamy?" Ucap Alzio berlutut di depan Azalea. "Kak Zio aku--" Alzio langsung berdiri di hadapan Azalea. "Aku mohon kali ini kamu serius Azalea. Aku ngga mau kamu kayak dulu. Bilang laper lah ini lah itu lah. Aku mohon Azalea. Kamu tuh selalu--" Cup "Bawel banget sih." Ucap Azalea mencium pipi Alzio. Alzio tersenyum dan menyentuh pipi nya yang dicium oleh Azalea. "Jadi apa jawabannya Azalea?" Ucap Alzio. "Yes, I Will." Ucap Azalea tersenyum menatap Alzio. Cup "I love you Azalea." Ucap Alzio mencium kening Azalea. "I love you too kak Zio." Ucap Azalea tersenyum menatap Alzio. Alzio menarik tangan kanan Azalea dan memasangkan sebuah cincin di jari manis Azalea. "Cincin yang dulu juga masih ada kak." Ucap Azalea menatap cincin yang diberikan Alzio. "Dimana? Kok dilepas?" Tanya Alzio menatap Azalea. "Di rumah, kan waktu itu kak Zio tunangan sama Raina maka nya aku lepas cincinnya." Ucap Azalea. "Yaudah nanti dipakai lagi." Ucap Alzio. "Berarti punya dua dong?" Tanya Azalea. Alzio menganggukan kepala nya. "Tapi kak, gimana sama ayah dan bunda? Mereka belum setuju sama kak Zio." Ucap Azalea dengan lesu. "Kamu tenang aja Azalea. Aku yakin ayah dan bunda akan memberi kesempatan untukku." Ucap Alzio penuh keyakinan. "Yakin banget." Ucap Azalea diakhiri kekehan kecil. "Harus dong. Karena kita ditakdirkan untuk bersatu." Ucap Alzio menatap dalam Azalea. "I love you My Azalea." Ucap Alzio menarik Azalea ke pelukannya. "I love you too My Alzio." Ucap Azalea mengeratkan pelukan Alzio. Nada dering ponsel Azalea berbunyi. Azalea melepaskan pelukan Alzio dan mengambil handphone nya yang berada dalam slingbag. Tertera nama 'Ayah' di layar. Azalea langsung mengangkatnya. "Halo yah." Ucap Azalea. "Dimana kamu?" Tanya Hadrian dengan tegas dan tajam. "Emmm di pantai yah." Ucap Azalea sedikit ragu. "Di pantai? Sama siapa Azalea?" Tanya Hadrian dengan nada tegasnya. Azalea merasa takut mendengar suara Hadrian. "Sama emm sa-sama kak Zio yah." Ucap Azalea. "Pulang sekarang!! Dan bawa Alzio kehadapan ayah." Perintah Hadrian. "Baik yah." Ucap Azalea. Hadrian langsung mematikan telponnya. "Kenapa?" Tanya Alzio yang sedari tadi mendengarkan Azalea berbicara. "Disuruh pulang sama ayah. Kak Zio juga disuruh kesana sama ayah." Ucap Azalea. "Yaudah ayo." Ucap Alzio menggenggam tangan Azalea. Azalea masih diam ditempat. "Aku takut kak." Ucap Azalea menatap Alzio. "Ngga ada yang perlu ditakuti Azalea." Ucap Alzio menatap dalam Azalea. "Aku takut kalo kita ngga boleh bertemu lagi. Aku takut kak." Ucap Azalea dengan nada penuh ketakutan dan kekhawatiran. Alzio menarik Azalea ke pelukannya. Ia memeluk Azalea sangat erat agar Azalea lebih tenang. "Tenang Azalea, semua akan baik-baik aja. Kamu ngga perlu khawatir. Kita akan selalu bersama." Ucap Alzio mengelus kepala Azalea. "Kak Zio janji kan kita akan selalu bersama? Aku takut kak." Ucap Azalea. Cup Alzio mengecup puncak kepala Azalea. "Aku janji Azalea." Ucap Alzio. "Ayo." Ucap Alzio melepaskan pelukan Azalea dan menggandeng nya berjalan menuju ke mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Alzio melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Azalea. "Aku ngga akan ngelepasin kamu Azalea." Ucap Alzio dalam hati. Itulah kalimat yang selalu diucap oleh Alzio dalam hati selama perjalanan menuju rumah Azalea. Setelah beberapa menit perjalanan. Alzio menghentikan mobilnya di halaman rumah Azalea. "Kak Zio, aku benar-benar takut." Ucap Azalea. "Kamu tenang aja sayang. Semua akan baik-baik aja. Percaya sama aku." Ucap Alzio menggenggam tangan Azalea untuk menenangkannya. Azalea menganggukan kepala nya pelan.  "Ayo." Ucap Alzio keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Azalea. Alzio menggenggam begitu erat tangan Azalea selama berjalan memasuki rumah Hadrian. Ting... Tong... Alzio menekan bel rumah Hadrian. Ceklek. "Udah ditungguin tuh sama ayah dan bunda." Ucap Alvino. Alzio dan Azalea masuk kedalam rumah diikuti oleh Alvino. "Assalamu'alaikum om Hadrian, bunda." Ucap Alzio mencium tangan Hadrian dan Nadia yang duduk berdampingan. Azalea mengikuti Alzio. "Wa'alaikum salam. Duduklah." Ucap Nadia mempersilahkan mereka duduk. Alzio dan Azalea duduk berdampingan berhadapan dengan Hadrian dan Nadia. Sedangkan Alvino duduk di sebelah Nadia. "Darimana kamu Azalea??" Tanya Hadrian dengan tegas. "Dari pantai yah." Jawab Azalea dengan nada lirih. "TANPA IZIN AYAH? BAHKAN KAMU PERGI SAMA LELAKI INI." Ucap Hadrian dengan keras. "Maafin Azalea yah." Ucap Azalea menundukkan kepala nya. Tangan Alzio menggenggam tangan Azalea lebih erat. "BERANI-BERANINYA KAMU MEMBAWA PUTRI SAYA TANPA IZIN!!" Bentak Hadrian. "Saya minta maaf om." Ucap Alzio. "NGAPAIN KAMU BAWA PUTRI SAYA ALZIO?" Ucap Hadrian dengan keras. "Saya hanya memberi kejutan untuk Azalea, saya melamar Azalea." Ucap Alzio. "Melamar? Kamu kira saya akan setuju!!" Ucap Hadrian dengan tegas. "Saya akan membuat Anda setuju dan memberi kesempatan untuk saya." Ucap Alzio. Hadrian diam menatap Alzio. "Kalo saya memberi kesempatan sama kamu apa yang bakal kamu lakuin supaya saya percaya Alzio?" Tanya Hadrian dengan tajam. "Saya akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Azalea dan tidak mengecewakan om Hadrian dan bunda. Saya akan membuktikan itu." Ucap Alzio dengan tegas. "Saya mohon om Hadrian dan bunda memberi saya kesempatan lagi. Saya minta maaf atas semua yang terjadi dulu." Lanjut Alzio dengan tulus. Hadrian diam menatap tajam Alzio. Alzio menggenggam erat tangan Azalea. "Saya akan memberi kesempatan untuk kamu Alzio." Ucap Hadrian. Alzio, Azalea, Nadia, dan Alvino tersenyum mendengar perkataan Hadrian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN