Cup
Alzio mencium kening Azalea cukup lama. Azalea merasakan kecupan Alzio yang sudah lama ia rindukan.
"I love you My Azalea." Ucap Alzio dengan tulus.
"Ngga seharusnya kamu kayak gini kak. Aku mohon lupain semuanya." Ucap Azalea.
"Ngga akan pernah aku lupain Azalea. Aku hanya cinta sama kamu. Sampai kapanpun." Ucap Alzio.
Azalea memegang setir nya lagi. Percuma jika meladeni Alzio yang keras kepala. Ia melajukan mobilnya lagi. Alzio masih setia mengamati Azalea yang fokus menyetir.
"Kamu tambah cantik Azalea, kamu lebih dewasa." Ucap Alzio. Azalea hanya diam tidak menanggapi ucapan Alzio.
"Mau pulang kemana?" Tanya Azalea tanpa menatap Alzio.
"Apartemen." Ucap Alzio singkat.
"Kenapa ngga pulang ke rumah aja. Kan di sana ada istri dan anak kak Zio." Ucap Azalea dengan nada cemburu.
"Kamu ngomong apa sih Azalea. Aku tuh --"
"Kamu ngga perlu ngomong apapun kak. Aku udah tau." Ucap Azalea.
"Tau apa?" Tanya Alzio. Azalea diam tidak menjawab pertanyaan Alzio. Hatinya sakit jika mengatakan apa yang ada dipikirannya.
Setelah beberapa menit, Azalea menghentikan mobilnya. Ia membantu berjalan Alzio menuju apartemen miliknya.
"Istirahatlah." Ucap Azalea membantu membaringkan Alzio. Azalea membalikkan badannya dan berjalan menuju keluar kamar.
"Sini aja." Ucap Alzio mencekal tangan Azalea.
"Aku harus pergi." Ucap Azalea.
"Sini aja Azalea. Aku mohon." Ucap Alzio.
"Aku akan nelpon Raina untuk kesini." Ucap Azalea mengambil handphone yang berada di slingbag nya. Namun, Alzio menahannya.
"Aku mau nya kamu bukan dia." Ucap Alzio.
"Kalo kamu maunya aku, kamu ngga akan tunangan dan nikah sama dia." Ucap Azalea tajam.
"Kamu ngomong apa Azalea. Aku ngga nikah sama siapun." Ucap Alzio sedikit keras. Ia telah duduk bersandar di ranjang.
"Ngga usah bohong tuan Alzio. Aku tau semuanya. Raina istri kamu dan Azka adalah anak kamu. Kak Zio ngga perlu bohong!!" Ucap Azalea menatap tajam Alzio.
"HAHAHAHAHA...... " Tawa Alzio sambil memegangi perutnya. Azalea menatap aneh Alzio yang sedang tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang lucu sehingga Alzio tertawa seperti itu.
"Kak Zio gila ya, kak Zio masih mabuk." Ucap Azalea menatap ngeri Alzio.
"Iya aku gila. Aku gila karena kamu Azalea Belva Bellamy." Ucap Alzio menatap Azalea.
"Terserah. Aku mau pergi." Ucap Azalea membalikkan badannya, namun Alzio menarik tangan Azalea hingga ia terduduk di ranjang.
"Jangan pergi, aku mohon Azalea." Ucap Alzio memeluk Azalea dari belakang.
"Lepasin kak." Ucap Azalea sambil mencoba melepaskan tangan Alzio yang melingkar di perutnya.
"Ngga akan aku biarin kamu pergi lagi Azalea!!" Ucap Alzio tegas.
"Lepasin kak Zio. Aku ngga mau jadi orang ketiga, aku ngga mau disebut pelakor." Ucap Azalea.
"Pelakor?" Ucap Alzio.
"Kak Zio harusnya ingat udah punya anak istri. Ngapain masih bilang cinta ke aku." Omel Azalea. Alzio tersenyum menatap Azalea.
"Oh iya ya, aku kan udah ada anak istri ngapain sama kamu. Mending aku peluk Raina aja. Iya kan?" Ucap Alzio menggoda Azalea.
"Terserah. Aku mau pergi." Ucap Azalea melepaskan tangan Alzio dan berdiri dari duduknya. Ia sangat kesal dengan ucapan Alzio.
"Peluk aja istri kak Zio. Dia lebih berhak atas kak Zio. Kak Zio ngga perlu lagi dekat - dekat sama aku." Ucap Azalea sedikit emosi karena cemburunya.
"Hey kok jadi kayak gini sih." Ucap Alzio memegang tangan Azalea namun dihempaskan dengan cepat olehnya.
"Ngga usah pegang - pegang!! Aku mau pulang dan terserah kak Zio mau ngapain aku ngga peduli. Bilang aja sama istri tercintanya kak Zio." Ucap Azalea pergi meninggalkan kamar Alzio. Alzio langsung turun dari ranjangnya dan berlari mengejar Azalea.
"Tunggu Azalea." Ucap Alzio mencekal tangan Azalea dan membalikkan badannya agar menatapnya.
"Apa lagi?" Ucap Azalea dengan ketus.
"Aku tau kamu masih cinta sama aku Azalea." Ucap Alzio menatap Azalea begitu dalam.
"Kak Zio ingat kan ucapan aku. Aku ngga mau dicap sebagai pelakor. Jadi lebih baik kak Zio pergi dari hidup aku. Dan urus aja istri kam--"
Cup
Alzio mengecup pipi Azalea.
PLAKKKK
Alzio langsung memegang pipinya yang ditampar Azalea.
"Kurang ajar!! Ingat anak istri tuan Alzio." Ucap Azalea dengan tajam. Alzio menarik napasnya dalam dan menghembuskannya.
Cup
"Gemes banget sih." Ucap Alzio mencium pipi Azalea lagi, ia langsung memeluk Azalea dengan erat.
"Aku ngga punya istri Azalea. Raina bukan istri aku." Ucap Alzio. Azalea menaikan kedua alisnya bingung.
"Tapi Azka panggil kamu daddy terus panggil Raina mommy." Ucap Azalea. Alzio tersenyum melihat nya.
Flasback on
Malam ini Alzio pulang dari kantornya. Dengan wajah lelahnya Alzio mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Hujan yang mengguyur di kota ini membuat suasana jalanan sepi.
"Aku rindu kamu Azalea." Ucap Alzio lirih. Beberapa bulan ini Alzio mencari Azalea, namun ia belum menemukannya.
CITTTT.....
Alzio menghentikan mobilnya tiba-tiba. Ia dapat melihat seorang wanita dengan perut buncit nya berada tepat di depan mobilnya.
Tok... Tok... Tok...
"TOLONG SAYA, TOLONG." Teriak gadis itu dengan air mata yang mengalir di pipi nya.
Alzio menurunkan kaca mobilnya.
"Raina." Ucap Alzio lirih menatap wanita itu.
"Alzio." Ucap Raina terkejut.
"Alzio, tolong aku hiks... Hiks... " Ucap Raina terisak.
"Ada preman yang mengejarku. Mereka ingin membunuh anak ku yo. Tolong aku." Lanjut Raina. Alzio masih diam tanpa ekspresi. Disisi lain ia tidak ingin menolong Raina karena perbuatannya dan kedua orang tua Raina. Disisi lain ia merasa kasihan dengan keadaan Raina yang hamil tua itu.
"Alzio, aku tau aku salah. Aku mohon maaf. Aku juga tidak ingin melakukan hal itu, aku tidak ingin berbohong sama kamu dan orang tua mu yo. Tapi aku dipaksa sama papah dan mamah. Aku mohon tolong aku yo. Hanya anak yang aku kandung yang aku punya. Hiks... Hiks... Dia hidup ku yo. Tolong aku." Ucap Raina menangis.
"ITU DIA." Teriak seorang preman berpakaian hitam.
"Alzio tolong aku hiks... Hiks... " Ucap Raina penuh permohonan.
Alzio melihat ke arah preman yang berlari menuju ke arah Raina.
"Alzio aku mohon. Demi anakku. Tolong aku Alzio." Ucap Raina. Preman itu semakin mendekat ke arah Raina.
"Masuklah. Cepat." Ucap Alzio. Raina tersenyum mendengarnya. Ia berlari kecil ke arah menuju pintu kursi penumpang dekat Alzio. Ia langsung memasuki mobil itu. Alzio menancapkan gas nya meninggalkan tempat itu dengan cepat.
"Makasih Alzio." Ucap Raina dengan tulus. Alzio menganggukan kepalanya.
"Gue harus nganter lo kemana?" Tanya Alzio tanpa basa basi.
"Aku ngga tau yo. Aku diusir dari rumah dan aku ngga punya tempat tinggal." Ucap Raina.
"Diusir?" Ucap Alzio tanpa menatap Raina.
"Setelah kamu memutuskan pertunangan kita. Papah sama mamah mengusir ku dari rumah." Ucap Raina.
"Mereka tidak menerima ku dan anak ini. Bahkan preman tadi suruhan dari mereka. Mereka AKHHHHHHHH." Ucap Raina diakhiri dengan rintihan. Ia memegangi perutnya.
"Lo kenapa?" Tanya Alzio panik.
"Akhhhhh yo perut ku sakit. Akhhhh." Ucap Raina dengan menahan rasa sakit di perutnya. Alzio menatap nya dengan bingung.
"Akhhh kayaknya aku mau ngelahirin." Ucap Raina. Alzio membulatkan matanya panik.
"NGELAHIRIN.YA AMPUN." Ucap Alzio frustasi. Ia mengendarai mobilnya dengan cepat menuju rumah sakit. Ia bingung harus melakukan apa. Sedangkan Raina masih memegangi perutnya dan meringis kesakitan.
Pada hari itu telah hadir ke dunia seorang anak laki-laki bernama Azka Pradipta.
Flasback off
"Jadi Azka bukan anaknya kak Zio?" Tanya Azalea.
"Azka udah seperti anakku Azalea. Aku sangat menyayangi nya." Ucap Alzio dengan tulus.
"Apa kak Zio juga menyayangi mommy nya Azka?" Tanya Azalea.
"Tidak sama sekali." Ucap Alzio menatap mata indah Azalea.
"Yang aku cintai hanya kamu Azalea." Lanjut Alzio.
"Kak Zio beneran belum nikah sama Raina. Aku ngga nyangka kak." Ucap Azalea tidak percaya.
"Benar Azalea." Ucap Alzio. Azalea tersenyum menatap Alzio dan langsung memeluknya.
"Aku ngga nyangka kak. Aku kira kak Zio udah nikah sama dia dan hidup bahagia. Tapi ternyata hiks... Hiks... Maaf kak." Ucap Azalea meneteskan air matanya.
"Sssttt berhenti menangis Azalea. Aku sangat merindukanmu." Ucap Alzio mengeratkan pelukannya pada Azalea.
"Aku juga kak." Ucap Azalea menenggelamkan wajahnya di d**a bidang Alzio.
"Aku sangat cinta sama kamu Azalea. Jangan pernah tinggalin aku lagi." Ucap Alzio.
"Aku ngga akan ninggalin kamu kalo aku ngga liat kamu tunangan sama dia kak." Ucap Azalea.
Cup
"Maaf Azalea." Ucap Alzio setelah mencium kening Azalea.
Cup
Azalea mengecup pipi Alzio singkat.
"I love you My Alzio." Ucap Azalea.
"I love you too My Azalea." Ucap Alzio tersenyum menatap Azalea.
Drtttt.... Drtttt....
Handphone Azalea bergetar, ia langsung mengambil handphone nya dan membaca pesan itu.
From : Alvino
Lo dimana? Udah malam pulang.
"YA AMPUN." Ucap Azalea dengan keras. Alzio menatap Azalea bingung.
"Kenapa?" Tanya Alzio.
"Aku harus pulang kak. Udah malam banget ini. Hampir pagi." Ucap Azalea.
"Aku antar ya." Ucap Alzio.
"Ck, nganter pake apa. Kak Zio aja diantar sama aku. Mobil kak Zio kan masih di club. Maka nya kalo berbuat sesuatu tuh dipikir dulu." Omel Azalea.
"Maaf Azalea. Aku sangat cemburu liat kamu sama dokter itu." Ucap Alzio.
"Ngga seharusnya kak Zio minum alkohol. Aku tau kak Zio sering ke club buat minum kan? Ngga usah bohong lagi." Ucap Azalea.
"Cuma ngilangin stres." Ucap Alzio santai.
"Ngilangin stres tapi nyusahin orang lain." Ucap Azalea.
"Yaudah sekarang mau pulang apa ngga? Kalo ngga yaudah ngga papa." Ucap Alzio. Azalea menatap Alzio tajam. Bisa - bisanya Alzio sangat menyebalkan.
"Aku bisa pulang sendiri." Ucap Azalea dengan tegas.
"Sayangnya aku ngga ngizinin kamu Azalea. Sekarang kamu aku antar tanpa bantahan." Ucap Alzio dengan tegas.
"Dasar cowo pemaksa." Ucap Azalea.
"Ayo." Ucap Alzio menggenggam tangan Azalea keluar dari apartemen nya.
*****
Alzio mengendarai mobil Azalea dengan kecepatan sedang.
"Kak Zio." Panggil Azalea dengan lembut.
"Hm?" Ucap Alzio dengan mata yang fokus pada jalanan.
"Ngeselin banget sih." Ucap Azalea dengan ketus.
"Ada apa sayang?" Tanya Alzio melirik ke arah Azalea yang sedang cemberut.
"Ngga jadi." Ucap Azalea dengan ketus. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain menghindari Alzio.
"Kenapa? Maaf Azalea." Ucap Alzio dengan lembut mengecup tangan Azalea yang berada di genggamannya. Azalea hanya diam tidak menanggapi Alzio. Ia kesal karena Alzio mengabaikannya.
Setelah beberapa menit perjalanan. Alzio menghentikan mobilnya di halaman rumah Azalea.
"Ayo turun." Ucap Alzio dengan lembut pada Azalea. Azalea hanya diam. Alzio langsung menggerakan kepala Azalea agar menatapnya dan ternyata Azalea telah tertidur dengan pulas.
"Cantik." Ucap Alzio menatap wajah Azalea yang tertidur pulas.
Alzio keluar dari mobil dan membuka pintu Azalea, lalu ia menggendong Azalea ala bridal style.
Ting... Tong...
Alzio menekan bel rumah Azalea.
Ceklek
"Loh Zio." Ucap Alvino kaget.
"Azalea tidur." Ucap Alzio.
"Yaudah bawa masuk." Ucap Alvino. Alzio berjalan masuk ke dalam rumah Azalea. Rumah itu terlihat sangat sepi.
"Bunda sama ayah lagi ngga ada di rumah." Ucap Alvino. Alzio menganggukan kepala nya dan menaiki tangga menuju kamar Azalea. Alvino mengikuti Alzio.
Cup
Alzio mencium kening Azalea.
"Tidur yang nyenyak. I love you My Azalea." Ucap Alzio setelah menyelimuti Azalea sampai sebatas d**a. Alvino melihat semua yang dilakukan oleh Alzio.
"Ngapain lo kesini yo? Kok bisa Azalea sama lo?" Tanya Alvino.
"Tadi Azalea sama gue." Ucap Alzio singkat.
"Lo ngga boleh kayak gini yo. Lo udah punya istri dan anak. Jauhi adek gue. Gue mohon sama lo." Ucap Alvino.
"Gue ngga nikah sama Raina. Gue hanya cinta sama Azalea. Gue ngga akan jauhi adek lo Vin. Udah cukup Azalea ninggalin gue." Ucap Alzio.
"Lo serius? Bukannya Azka anak lo." Ucap Alvino terkejut.
"Azka bukan anak gue. Dia anak Raina." Ucap Alzio.
"Lah terus kok bisa manggil lo daddy?" Tanya Alvino.
"Ck, panjang ceritanya. Intinya gue bukan ayah kandungnya Azka." Ucap Alzio. Alvino mengangguk - anggukan kepala nya.
"Yaudah lo pulang sana." Usir Alvino pada Alzio.
"Iya gue mau pulang." Ucap Alzio. Alzio melangkah mendekati ranjang Azalea lagi.
"Aku pulang dulu ya, udah diusir sama Vino. I love you My Azalea." Ucap Alzio mengelus kepala Azalea dan mengecup kening Azalea sekilas.
Alzio dan Alvino keluar dari kamar Azalea. Alzio pulang ke rumahnya menggunakan mobil Azalea.