bc

Semanis Empedu

book_age16+
1.2K
IKUTI
6.5K
BACA
goodgirl
powerful
comedy
sweet
humorous
serious
city
like
intro-logo
Uraian

Mengandung sendiri, melahirkan sendiri, dan membiayai sendiri.

Itulah yang dialami Akira saat ini, tanpa ada suami bahkan juga orangtua.

Bagaimana Akira bisa bertahan dengan keadaannya?

Sanggupkah Akira berjuang sendiri?

chap-preview
Pratinjau gratis
Satu
Citttt..brakkk... Suara decitan mobil yang mencoba berhenti karena sebuah mobil truk yang terbalik tepat di depannya. Naasnya, semua terjadi secepat kilat dan mobil tersebut langsung menabrak truk. Seorang wanita mencoba keluar dari mobil yang dibantu oleh warga sekitar, menangis histeris melihat kedua orangtuanya terkapar tak bernyawa di dalam mobil. Dengan cepat warga membawa wanita itu menjauh dan tak lama kemudia mobil langsung meledak. "Ibu, ayah. Ibu ayah hiks..hiks.. Ibu, ayah" Teriak Akira Anastasya bersamaan dengan dia langsung terbangun dan duduk di ranjangnya. "Huft, aku mimpi lagi" Ucap Akira sambil menghela nafasnya yang sedari tadi tak beraturan. "Ibu, Ayah. Akira rindu kalian, kenapa kalian tinggalin Akira? Hiks..hiks" Lanjut Akira. Akira menangis dan menutup wajahnya dengan tangannya. Akira kembali lagi bermimpi tentang kejadian yang menimpanya lima tahun silam. Dimana dia harus kehilangan dua orang yang sangat dia cintai di dunia ini. Sebuah kecelakaan mobil yang merenggut nyawa kedua orangtuanya, dan meninggalkannya seorang diri. Kejadian yang selalu menghantuinya lewat mimpi bahkan sampai saat ini, yang menurutnya selalu mengingatkan tentang dirinya yang kini hidup sebatang kara. Beruntung saat ini Akira di pertemukan dengan seorang pria yang sangat mencintainya, Tristan Aditia. Pria yang selalu menemani Akira, dan mengisi hari-harinya yang membuatnya terkadang lupa kalau dia hidup sebatang kara. "Kira, apapun yang terjadi, aku akan selalu ada untuk kamu. Jadi kamu jangan pernah mengatakan kalau kamu hidup sebatang santan, karena aku ada disini untuk kamu. Dan sampai kapanpun, aku akan selalu ada" Kata Tristan yang membuat Akira mengembangkan senyumnya. "Sebatang kara bodoh" Ucap Akira. "Kan kara itu santan, jadi sama saja kan sebatang kara dengan sebatang santan?" Kata Tristan yang membuat Akira tertawa. Kata-kata itulah yang selalu Akira ingat sehingga dia mampu bertahan sampai saat ini, menjalani hidupnya dengan ceria layaknya orang yang memiliki keluarga utuh dan dipenuhi kebahagiaan. Akira Pov Hari ini aku bersiap untuk berangkat kerja, aku bekerja di sebuah cafe. Sebenarnya aku bukan tak mampu untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar, karena aku memiliki otak yang jenius meskipun aku hanya menyelesaikan study-ku di SLTA. Hanya saja, aku ingin bekerja cukup untuk mencukupi kebutuhanku saja. Aku tak ingin bekerja untuk mengejar uang, uang dan uang. Aku hanya ingin menikmati hidupku, hidup yang menurutku sudah seharusnya mati tapi masih di beri kesempatan. Jadi aku harus memanfaatkan kesempatan ini untuk bahagia. Aku melangkahkan kakiku menuju cafe, disana sudah ada karyawan dan juga manager. Melihat mereka sudah berkumpul disana, aku merasa kalau aku sudah telat, padahal aku masih memiliki waktu sepuluh menit sebelum bekerja. "Lulu, kalian sudah pada ngumpul aja" Kataku pada Lulu. "Iya, soalnya bos baru kita datang hari ini" Jawabnya. "Bos baru? Memangnya bos kita yang lama kemana, cuti?" Tanyaku yang membuat Lulu tepuk jidat. "Aduh Akira, makanya apa-apa itu di update di dengerin. Jangan cuma dengerin omongan pacar kamu aja, jadinya gini kan, linglung" Ucap Lulu. Yah, memang benar apa kata Lulu. Aku tidak terlalu memikirkan kabar-kabar yang menurutku tidak penting, karena aku hanya perlu bekerja dengan baik. "Memangnya ada apa sih Lu? Bos kita kemana?" Tanyaku lagi. "Cafe ini kan sudah di jual sama bos kita yang dulu, jadi bos kita ganti lagi deh. Makanya sesekali kamu dekat tuh sama manager, supaya kamu tau sedikit informasi" Jawabnya. "Oh, sayang ya. Padahalkan bos kita itu tampan, setidaknya aku bisa cuci mata waktu gak ada Tristan" Aku langsung mendapat toyoran dari Lulu. "Kan cuma cuci mata Lu, bukan selingkuh. Hatiku sudah di miliki oleh Tristan, jadi gak ada ruang lagi untuk yang lain" Lanjutku. "Cuci mata itu pakai air, supaya mata cling. Ini malah di cuci dengan pria tampan, dasar sinting. Makanya kalau kamu cuci mata pakai air keran, jangan pakai air comberan, supaya mata kamu itu bersih dan gak perlu di cuci lagi dengan pria tampan" Celotehnya. Aku hanya terkekeh menanggapi Lulu, rekan yang selalu mengisi hari-hariku setelah Tristan. Tiba-tiba manager kami muncul dan menyuruh kami untuk berbaris menyambut sang bos baru. Kami tak lebih dari segerombolan orang yang ingin menyambut presiden, dan itu membuatku sedikit muak. Seorang pria berjalan ke arah kami, pria yang menurutku sangat tampan, bahkan bosku sebelumnya kalah dengan ketampanannya. Jangankan bosku, Tristan saja masih kalah, hanya saja cintaku tetap untuk Tristan. Dia hampir mendekat ke arahku, dengan cepat aku langsung berjongkok. "Sedang apa kamu?" Tanya pria itu yang tak lain adalah bos baru di cafe ini. " Mengambil hati saya yang terjatuh pak, hehe" Jawabku konyol sambil terkekeh. Sontak semua karyawan bahkan managerku tertawa melihatku. Bos baru menatapku aneh, tapi aku tidak memperdulikannya. Lalu dia berdehem yang membuat tawa semua karyawan terhenti. "Ehm, perkenalkan nama saya Rian Syahputra. Saya adalah bos baru disini, jadi saya berharap bisa bekerja sama dengan kalian." Ucapnya. "Baik pak" Jawab kami serentak, lalu pak Rian pergi ke ruangannya. "Gila kamu ya Ra, berani-beraninya kamu mengatakan itu pada bos kita" Ucap Lulu. "Memangnya salah? Kan aku mengatakan hal yang tidak melanggar norma. Bagaimana kalau tadi aku mengatakan kalau celanaku kedodoran, kan malu. Bisa-bisa si bos pingsan seperti lirik lagu" Ucapku yang membuat semua karyawan dan juga manager kembali tertawa. Aku tiba-tiba melihat sosok yang sedang kami bicarakan sedang menatap ke arah kami dengan tatapan yang tajam, yang membuatku bergidiki ngeri. Sepertinya pria itu mendengarkan semua yang kami bicarakan. 'Matilah aku, kalau sampai si bos mendengarnya' batinku lalu kembali bekerja. Belum lama aku bekerja, manager menghampiriku dan memintaku untuk menemui si bos ke ruangannya. "Tamat riwayatmu Ra, berdoalah kepada Tuhan supaya kau tidak di pecat" Ucap Kevin, salah satu karyawan cafe sambil terkekeh. Aku langsung melemparkan lap yang ada di tanganku ke wajahnya. "Doakan aku semoga tidak terjadi apa-apa, kalau sampai apa yang kau ucapkan kenyataan, maka aku akan mencabut nyawamu. Karena apa yang di ucapkan adalah doa, berarti kau mendoakanku" Kataku, yang di jawab dengan kekehan si Kevin gila itu. "Sudah Akira, jangan berdebat dengan Kevin terus, nanti bisa-bisa kalian berjodoh" Kata ibu Dewi, manager cafe. "Lah, Bu. Kalau saya berjodoh dengan si gila ini, lalu Tristan saya mau di kemanain bu?" Kataku yang membuat mereka tertawa lagi. "Kalau saya berjodoh dengan dia, sama saja saya melamar jadi perawat orang gila bu, dan gak lama saya yang menjadi gila" Lanjutku yang membuat mereka semakin tertawa. Lalu aku pergi menemui si bos, karena ibu Dewi sudah mengusirku dari sana. Aku memikirkan apa yang akan si bos lakukan padaku, sungguh tak bisa kubayangkan. 'Semoga saja dia tidak memutilasiku ya Tuhan' batinku berdoa sebelum mengetuk pintu ruangan si bos.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K
bc

KISSES IN THE RAIN

read
58.1K
bc

DOKTER VS LAWYER

read
1.1M
bc

Aira

read
93.1K
bc

Daddy Bumi, I Love You

read
36.0K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.9M
bc

Dear Pak Dosen

read
434.2K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook