Ws 3. Adam Ridges

886 Kata
Adam Ridges menilai wanita yang berdiri didepan mejanya dari atas sampai bawah. "Siapa namamu?" tanyanya. "Layna, Layna Ayres" jawab wanita itu, suaranya terdengar kecil dan lembut, tapi sangat jelas. Adam menyatukan jari-jarinya dan menopang kedua sikunya di meja, masih menatap dengan intens wanita bernama Layna Ayres itu, yang terlihat seperti anak kucing kecil ketakutan. "Lepaskan pakaianmu" katanya. "Eh?" Mata wanita itu melebar. Mencoba memastikan telinganya mendengar dengan benar. Adam menyadari wanita ini, Layna Ayres, benar-benar mengemaskan. Ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya mirip seperti anak kucing yang tengah di ganggu, semakin digoda semakin menyenangkan melihat ekspresinya. Adam Ridges sudah pernah menghadapi banyak jenis wanita, ada wanita jenis centil, kaku, dingin, munafik, menawan bahkan murahan, tapi ia belum pernah menghadapi wanita mengemaskan yang tak ubahnya seperti anak kucing kecil lucu, meski juga nampak keras kepala, mata besarnya yang bulat, besar, berair dan bersih membuatnya nampak agak lugu, dan juga nampak patuh di luar tetapi Adam Ridges skeptis. Layna Ayres kemungkinan adalah seorang pemberontak di dalam dirinya. "Aku tidak suka mengulang dua kali" cetus Adam Ridges dengan nada dingin. Layna bergidik, gugup. Tapi tidak benar-benar takut "Oh" dia bergumam. Ada semacam kilatan tekat di matanya, entah dia mencoba menyemangati dirinya dengan sejumlah hal di kepalanya atau mengumpat sebanyak yang ia bisa. Mata Adam Ridges tersenyum puas, menatap wanita yang berdiri didepannya, Dia menanggalkan satu persatu pakaian kerjanya dengan sedikit gemetaran. Mulai dari blazer, rok dibawah lutut yang ketat, lalu kemeja putihnya. Meski ia mencoba menyembunyikan kegugupan dan kegelisahannya tapi tidak lepas dari mata tajam Adam Ridges. Dia terlalu gugup, hingga jari-jarinya yang kurus dan panjang gagal membuka kancing kemejanya beberapa kali. Penampilannya yang panik, gugup, tapi keras kepala tidak mau menyerah apalagi memohon, benar-benar menghiburnya. Pipi berisinya makin memerah, bahkan ujung hidung dan telinganya mulai memerah karena malu. "Semuanya!" cetus Adam Ridges melihat dia terlalu malu, meninggalkan Sports bra dan celana dalam sutra berwarna krem yang benar-benar konservatif. Sangat menyenangkan untuk menggangunya. Adam Ridges tidak pernah menganggap dirinya kekanak-kanakkan, tapi kali ini menyadari bahwa sebenarnya dia punya sisi itu. Rasanya tidak buruk menjadi pengganggu, berbahagia di atas penderitaan orang lain. Wanita ini dikirim oleh ibunya. Bukan dia tidak tahu apa yang diinginkan ibunya, hanya saja banyak kiriman ibunya tidak ada yang benar-benar menarik perhatiannya. Kebanyakan kiriman ibunya adalah gadis tinggi, seksi dan menggoda mengunakan make-up tebal dan bahkan mungkin mandi dengan parfum sebelum bertemu dengannya. Beberapa bahkan juga anak perempuan kenalan yang berada di kalangan mereka, yang anggun dan bermartabat tapi Adam Ridges tahu mereka semua palsu. Kelembutan dan kecantikan yang di tunjukan hanya pertunjukan untuk dilihat semua orang bahwa mereka wanita dari kelas yang lebih tinggi. Dan tidak memiliki level yang sama dengan wanita yang lahir dari kalangan biasa. Tidak tahu kenapa ibunya kali ini mengirimkan wanita yang sama sekali tidak memiliki penampilan menarik apalagi seksi menggoda atau wanita dengan keanggunan dan kelembutan bangsawan, hanya wanita kecil yang nampak tak tahu dunia. Tapi, harus dia akui kali ini dia harus berterima kasih pada ibunya, mengirim anak kucing kecil yang benar-benar sesuai seleranya untuk bermain. Tapi pikiran hanya sekedar bermain tersapu setelah Layna Ayres menanggalkan pakaiannya. Adam Ridges terkejut, wanita itu terlihat seperti hadiah natal yang dibungkus kertas biasa, nampak biasa saja diantara tumpukan hadiah lainnya. Tapi ketika bungkusnya di buka, di dalamnya benar-benar harta karun yang tersembunyi. Adam Ridges mengerutkan kening ketika Layna masih berusaha menutupi aset tubuhnya "Awas tanganmu! Juga lepaskan rambutmu" Bukan karena dia tidak suka, hanya saja semakin dia mencoba menutupi semakin nampak menggoda jadinya. Hal-hal yang di tampilkan semuanya tidak akan terlalu menggoda, tapi dengan dia mencoba menutupi, bagian-bagian yang mencoba menyembul keluar diantara sela-sela jarinya nampak panas. Adam Ridges takut tidak mengontrol diri. Layna Ayres benar-benar patuh setelahnya, rambut panjangnya yang di lepas jatuh bagai air, pinggang ramping, d**a tidak terlalu besar, Cup-B, bentuk alami dan masih kencang, juga lingkaran pada disekitar putingnya tidak besar, kesukaannya. Nampak murni seakan belum pernah disentuh sebelumnya. Kulitnya halus dan mengkilap, pipinya yang agak berisi seperti pipi bayi sedikit kemerahan di bawah tatapannya yang panas, lehernya jenjang, dan memiliki tahi lalat yang membuatnya gatal ingin menggigitnya. Bibirnya mungil namun penuh. Wajahnya polos tanpa Make-up, hanya bibirnya saja yang dipolesi lipstick berwarna merah yang membuatnya makin menggoda. Dari atas hingga bawah semuanya sesuai dengan harapannya. Tubuhnya mungil, tapi kaki-kakinya kurus jenjang. Sangat jarang wanita pendek memiliki tubuh bagian bawah lebih panjang di bandingkan bagian atas. Semua bagian tubuhnya benar-benar cantik dan kecil, tetapi masih sangat cantik. Wajahnya bukan kecantikan mencolok yang akan menghancurkan kota, tapi nyaman untuk dipandang lama, tidak membosankan. Kecantikan yang menyenangkan. Dia milikku! Benar! Sebentar lagi aku bisa mencicipinya. Pikir gelap Adam Ridges mulai berkelebat. Dengan gugup Layna Ayres mengigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa, hanya membiarkan lelaki itu terus menatapnya. Dia tidak sengaja merusak tas seorang wanita kaya, yang juga bukan wanita kaya biasa. Dan wanita paruh baya itu meminta kompensasi. Dia benar-benar tidak punya uang untuk menganti sebuah tas edisi terbatas. Bahkan jika dia punya uang, tapi untuk barang-barang kelas atas, uang tidak cukup untuk membeli sesuatu yang terbatas. Dibutuhkan koneksi yang luas. Melihat dia benar-benar tidak mampu mengkompensasinya, wanita itu malah memintanya untuk menemui anaknya yang ternyata bos besar tempat dia bekerja. Adam Ridges, bos besar itu, berusia lebih dari tiga puluh tahun, lelaki matang yang sedang berada di masa jayanya, belum memiliki istri dan tidak ada tanda-tanda kekasih di sekitarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN