LELAKI JUJUR

1061 Kata
“Ah kenapa aku pindah ke sini sih, kan jadi aku tepat di depan dia. Ih nggak banget kan.” Acha jadi menyesal kenapa dia pindah ke sebelah mama dan maminya, karena tepat di seberang sana terlihat Bhumi beserta ayahnya, tapi tak terlihat pak Anjana di sana. Tanpa sengaja Acha akhirnya bolak-balik melihat sosok Bhumi, tapi dia selalu membantahkan bahwa Bhumi itu cool, macho atau segala macamnya lah, kalau smart Acha nilai memang Bhumi smart, terlihat dari cara bicara juga cara memberikan keterangan atau ulasan. Itu terlihat sangat beda dengan orang yang tidak punya knowledge. Acha kesal ketika dia mengangkat wajahnya lagi ternyata Vivienne sudah ada bersama dengan Bhumi. Terlihat Vivienne sepertinya habis ambil minum dan dia duduk sebelah Bhumi, lalu dia menegur Bhumi membuat Acha makin kesal “Ih gatel banget sih,” kata Acha. Aneh kenapa dia marah padahal dia tak ada hubungan apa pun dengan lelaki yang baru dia kenal beberapa jam lalu itu. Tapi dia nggak suka saja lihat Bhumi dipuja-puja oleh Vivienne dan Yvonne dan sekarang Vivienne jelas-jelas mendekati Bhumi karena tadi dia sudah memuji bahwa Bhumi itu cool, macho, dan lain sebagainya. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈  “Enggak apa-apa kok, itu memang kosong,” kata Bhumi ketika Vivienne bertanya apakah dia boleh duduk di sebelah Bhumi, karena memang bangku di sebelah kanan Bhumi kosong. “Aku kayaknya baru lihat kamu deh. Selama ini aku sering datang ke acara keluarga nggak pernah lihat kamu. Kamu keluarga dari pihak mana? Atau kamu kerabatnya Lizette?” tanya Vivienne. “Tidak saya tidak tahu, saya bukan kerabat siapa pun. Saya hanya mengantar papa saya. Kebetulan papa saya sopir dan beliau sedang mengantar tuannya. Jadi saya ikut saja,” jelas Bhumi. Dia memang tidak berbohong. papanya adalah sopir dan kebetulan beliau memang duduk di sebelah Bhumi. “Ini papa saya, majikannya duduk di depan sana bersama dengan ibu Marlene.” “Nggak mungkin kan kamu anak sopir,” kata Vivienne. “Nggak mungkin apanya? Yah, ini nona ini tanya Ayah siapa,” Bhumi memegang lengan Asoka. “Kenapa Non? Saya Asoka Jaya, saya papa kandung lelaki ini. Demi Tuhan dia anak kandung saya. Ada apa ya Non?” tanya Asoka Jaya. “Kayaknya nggak mungkin deh, dari penampilanmu kayaknya nggak mungkin kamu anak sopir,” jawab Vivienne. “Tapi memang saya anak sopir. Mau diapain dong? Memang nggak boleh ya anak sopir berpenampilan seperti saya? Memang penampilan saya kenapa? Saya pakai baju biasa saja tuh. Enggak mahal, semua orang bisa beli. Sepatu saya sepatu murahan, apanya yang aneh? Nggak ada yang aneh,” kata Bhumi. ‘Ah dia bukan anak orang kaya, tapi keren banget,’ kata Vivienne dalam hatinya. Dia sungguh menyesal. “Lho Vien, kamu di sini?” tegur Yvonne yang menyusul Vivienne. Tentu saja dia juga tak mau ketinggalan untuk berkenalan dengan lelaki macho yang tadi mereka bicarakan. “Iya aku baru kenalan, namanya katanya Bhumi dan dia anak sopir. Itu papanya di sebelahnya. Mereka lagi antar tuannya yang duduk di sebelah tante Marlene,” jelas Vivienne. Tak seperti Vivienne, Yvonne langsung tak minat begitu tahu Bhumi hanya anak sopir. “Kamu masih mau duduk di sini atau balik ke tempat kita tadi,” tanya Yvonne. “Ayo balik ke tempat kita,” kata Vivienne. Mereka pun segera pamit pada Bhumi untuk basa-basi. Bhumi langsung bisa menebak kalau posisi anak sopir terlalu rendah untuk kedua perempuan tersebut. Untungnya dia menyebut profesi itu. Kalau tidak pasti perempuan-perempuan itu akan mendekatinya. Apalagi kalau tahu dia adalah anak dari Anjana Mavendra. Bisa-bisa dua perempuan tersebut akan mengejarnya. Terlebih kalau tahu dia anak tunggal dari Anjana Mavendra pasti semua perempuan akan mengejarnya. Itulah sebabnya sehari-hari Bhumi lebih suka mengaku bahwa dia anak Asoka Jaya yang seorang sopir, sehingga orang yang mau berteman dengannya adalah orang yang benar-benar tulus, bukan melihat h4rta dari Anjana Mavendra. Dan selama ini Bhumi belum mengenal perempuan yang bisa membuatnya jatuh cinta tapi tertarik sama anak Asoka Jaya. Ada yang membuat dia jatuh cinta tapi tidak tertarik padanya karena dia anak Asoka Jaya. Itu yang membuat Bhumi langsung mundur. Perempuan-perempuan yang tertarik kalau dia anak dari Anjana Mavendra itu banyak, tapi dia tidak mau. Mereka harus mau kalau dia adalah anak Asoka Jaya, berarti cinta dia betul-betul tulus. ≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈ “Pak Asoka, mari lho silakan makan,” tawar Acha. Dia memang sudah beberapa kali bertemu dengan Pak Asoka karena sejak dulu Pak Asoka yang mengantar Anjaya, baik ke kantor mamanya mau pun ke rumah. “Iya Non Acha, tenang saja,” balas Asoka. Dia suka pada Acha yang selalu ramah pada orang kecil sepertinya. Semua sopir kenalan kedua orang tuanya dia kenal dengan baik dan semau dia hormati. “Pak Asoka itu sejak dulu kalau nggak dipaksa nggak makan. Ayolah Pak makan nggak usah malu-malu seperti itu,” kata Acha. “Iya Non. Non itu sejak dulu tukang maksa,” kata Pak Asoka. Tentu saja keduanya tertawa karena memang seperti itulah Acha. Walau jutek sama laki-laki tapi kalau sama orang tua Acha itu paling perhatian. Memang dia sangat perhatian pada semua orang tua, bukan hanya Pak Asoka saja. Bhumi memperhatikan bagaimana Acha menghormati ayahnya. Tak risih bicara bahkan bercengkerama. “Itu beneran sopirnya bapak yang di sana ya?” tanya Vivienne pada Acha saat pak Asoka menjauh. “Benar dia sopirnya Pak Anjana. Kenapa memangnya?” kata Acha. “Memastikan saja. Bener nggak dia sopirnya dan apa benar dia punya anak laki-laki.” “Bener banget. Dia sopirnya Pak Anjana dan dia punya anak laki-laki. Kalau nggak salah tadi dia datang ke sini atau mungkin kalian sudah kenalan atau sudah ketemu. Aku juga tadi lihat sih, tapi entah ke mana,” kata Acha. “Oh itu beneran anaknya, aku bilang laki-laki tadi bohong bilang katanya dia anak sopir. Ternyata benar dia hanya anak sopir?” “Sudah kenalan rupanya,” pancing Acha. “Tadi aku sempat kenalan waktu aku ambil air minum, aku pikir dia cuma pura-pura kalau dia anak sopir ternyata benar,” kata Vivienne. “Wow aku malah salut sama lelaki yang mau jujur kayak begitu, biasanya kan lelaki malah suka ngada-ngada, suka ninggi-ninggiin dirinya. Anak sopir ngaku anak konglomerat atau hanya staf administrasi biasa ngaku manajer supaya dapat perempuan,” ujar Acha jujur. Dia memang salut lelaki jujur seperti ini. Terlepas itu Bhumi atau siapa pun pelakunya. “Jarang loh yang mau ngaku jujur seperti itu. Lebih baik kalian kejar saja kalau memang suka,” ujar Acha selanjutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN