Chudail Lineage

1203 Kata
Pagi yang cerah, Laksmi sedang menjemur pakaian di depan rumah. Laksmi melihat Mithila yang kembali menuju rumah setelah membeli sayuran segar dari depan. Mithila menghampiri Laksmi untuk sekedar menanyakan kabar san keadaan Laksmi saat ini. "Alhamdulilah, saya sehat, Mithila. Bayi saya juga sehat, hehe." "Alhamdulilahhirobbilalamin, nggak ada gangguan lagi, kan?" "Ada sih, Mithila. Tapi hanya saat malam hari. Avika selalu menangis, karena suara cekikikan para chudail." "Ya Allah! Kasian banget, pantesan saya sering dengar suara bayi yang menangis akhir-akhir ini saat tengah malam, ternyata itu Avika yang menangis ya." "Iya, Mit. Maaf ya kalau menganggu," "Ah, tidak apa-apa, Laksmi. Namanya juga bayi, ya jadi wajar sering menangis." "Eh, sekarang kamu di rumah sendirian, ya?" "Iya, Mit. Nenek Sri dan Hasan pergi ke Maja untuk mengurus 40 harian ayah mertua." "Boleh nggak, saya dan anak-anak saya menginap di rumah kamu, Laksmi? Saya takut kalau kamu kenapa-kenapa lagi, di rumah kan tidak ada orang." "Nggak perlu repot-repot seperti itu, Mithila. Saya bisa sendiri kok, meski agak-agak takut, tapi bisa saya mengindisikan keadaan di rumah." "Hmmm, okelah. Kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk berkunjung ke rumah saya. Santai saja, Laksmi. Oh iya, kalau punya masalah apapun ya cerita ke saya ya, siapa tau saya bisa ngasih solusi, jangan dipendam aja di dalam hati." "Iya, siap, Mithila." Laksmi adalah orang yang baik, tapi dia tidak bisa merepotkan siapapun yang ia kenal, dia ingin sendiri melakukan pekerjaan apapun. Laksmi tidak pernah meminjam uang, apalagi meminta bantuan ke teman ataupun tetangga yang ada di dekat Laksmi. "Yaudah, saya pergi dulu," "Eh, saya lupa! Ada yang mau saya tanyakan ke kamu, Laksmi." "Apa ya, Mit?" "Kalau nggak salah beberapa minggu lalu, malam-malam kamu memakai baju pengantin, itu kamu mau kemana ya?" tanya Mithila. "E-eh, itu--" "Nganu, Mithila ... s-saya--" Laksmi kebingungan saat dihadapi pertanyaan oleh Mithila, dia terlihat sangat ketakutan, seakan rahasianya terbongkar oleh Mithila. "Hayoo, ada yang disembunyikan ya? Ayo ceritalah," "Itu saya mau melakukan pemotretan di butik harum manis yang ada di dekat jalan raya, Mit." Jawabnya dengan sangat yakin. "Ohh, yasudah deh." Bu Mithila pergi ke rumah. Malam tiba, terlihat sekarang tangannya menjadi berwarna ungu, kakinya juga berwarna ungu, tinggal wajahnya saja yang belum berwarna ungu. Gigitan chudail yang ada di pundak Laksmi sangat nyeri, ia tak kuat lagi untuk merasakannya. DAAAR! DAARRR! Petir menggelegar, hujan turun dengan deras. Laksmi melihat ke cermin, matanya berubah menjadi ungu bercahaya, giginya bertaring dan kuku tangan serta kakinya menjadi tajam. Wujud Laksmi sekarang sangat menyeramkan! "Apa jangan-jangan ini sudah saatnya aku menjadil chudail? S-seperti yang dikatakan oleh Ibu beberapa minggu yang lalu?" "Astaghfirullah!" Cepat-cepat Laksmi menulis surat untuk Mithila, dia menceritakan semuanya pada Mithila di surat itu. Setelah selesai menulis surat, Laksmi memasukan bayinya ke dalam keranjang kayu. Laksmi kemudian menghanyutkan anaknya di aliran sungai yang deras. "Anakku, maafkan Ibumu ini, Nak! Hiks-hiks-hiks, Ibu terpaksa membuangmu ke aliran sungai agar kamu ditemukan oleh Ibu lain, Ibu manusia yang norml." "Ibu tak tega jikalau dirimu harus merasakan pahitnya menjadi anak dari seorang chudail sejak kecil, Ibu tak tega membiarkan masa selama 15 tahunmu sia-sia dan tak mempunyai masa depan. Sekali lagi, maafkan Ibu, Nak." "Mungkin Ibu akan dijuluki Ibu terkejam oleh dunia karena telah membuangmu di saat kau masih bayi, tetapi Ibu tak peduli! Ibu hanya ingin kau hidup seperti manusia layak pada umumnya. Ibu pergi, Nak." "Namamu sudah Ibu selipkan di sini, semoga kau bisa menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, aamiin. Selamat tinggal, Nak!" ucapnya yang air matanya menetes di wajah sang putri tercinta. Avika bayi sudah dihanyutkan oleh Laksmi, sekarang Laksmi akan menuju ke rumah Bu Mithila untuk menyelipkan surat ke dalam kolong pintu. Setelah selesai, Laksmi kejang-kejang dan mendadak tidak sadarkan diri. Saat Laksmi sadarkan diri, dia membukanya sebagai chudail, karena ia menjadi sosok chudail dan bangkit sebagai seorang chudail bernama Yana. Laksmi menjadi punya sayap kelelawar, dia tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha! Hahahaha!" tawa chudail Yana. Laksmi pun terbang menuju ke dalam candi chudail yang ada di atas perbukitan. Keesokan harinya, Bu Mithila akan keluar membeli sayur ke pedagang yang ada di depan desa. Namun, Bu Mithila menemukan surat pada kolong pintu. Karena penasaran, Bu Mithila pun membuka surat itu dan membacanya. "Assalamualaikum, Mithila. Ini surat dari saya, Laksmi." "Saya memberimu surat ini karena ada hal yang sangat mendesak dan gawat darurat yang harus saya sampaikan. Saya mau memberitahukan bahwa sebenarnya setelah pulang dari butik harum manis saya dikejar oleh chudail-chudail yang menyebabkan saya harus berlarian kesana-kemari menghindari chudail agar mereka tidak mengigit saya dan melukai bayi yang saya kandung 'Avika'. Di tengah derasnya hujan saya terus berlari, berlari dan berlari, hingga akhirnya saya terkena gigitan chudail juga tepat di pundak saya. Saya yang sudah terkena gigitan langsung berlari lagi dengan rasa lemas telah mengigit dan menyerap darah saya, chudail-chudail itu nampaknya sudah puas. Saat saya akan pulang, saya melahirkan Avika di tengah hutan terbuka, bersyulur banyak burung-burung merak yang membuat saya tertutupi. Setelah saya melahirkan Avika, saya melihat Ibu saya yang memberitahukan bahwa saya tidak boleh memberitahukan kejadian ini kepada siapapun terutama pada suami dan Ibu mertua saya, mungkin ia takut jikalau suami dan Ibu mertua saya tidak bisa menerima saya dan anak saya dengan ikhlas, akhirnya sayapun mengiyakannya, dari awal saya pun satu pemikiran dengan Ibu saya. Selama berbulan-bulan warna ungu terus menyebar, sekarang kaki dan tangan saya sudah berwarna ungu. Saya takut kalau lebih lama lagi, saya malah ketahuan dengan suami dan Ibu mertua. Oh iya, saya membuang Avika ke aliran sungai supaya dia bisa mendapatkan Ibu manusia yang normal bukan Ibu siluman, selain itu supaya dia dapat keluarga yang baru dan terbaik. Mungkin ini susah jalan kehidupan saya. Saya pamit, wassalamualaikum." Tulis Laksmi di suratnya yang diberikan kepada Mithila. Mithila yang sudah membacanya seketika terkejut. Ia tidak menyangka bahwasanya Laksmi bisa membuat keputusan sebesar ini, tanpa memikirkan resiko yang dialami Avika bayi. Mithila cepat-cepat langsung menelepon pak Hasan dan nenek Sri, ia langsung menceritakan semuanya lewat telepon. Pak Hasan dan Nenek Sri langsung menuju ke sana, sesampainya di sana mereka berdua mencari Avika bayi yang entah berada dimana. Pak Hasan, Nenek Sri, Bu Mithila sampai para warga mencari Avika bayi 1 malam suntuk, hingga akhirnya mereka semua menemukan Avika bayi di sungai paling ujung. Nampaknya keranjang yang dipakai untuk menyimpan Avika tersangkut jaring hingga tidak bisa kemana-mana. Pak Hasan, Nenek Sri dan Bu Mithila sangat bersyukur karena Avika bayi sudah ditemukan. Mereka bertiga berterimakasih pada para warga terutama Bu Mithila karena sudah membantu mencari keberadaan Avika bayi. Hari sudah pagi, Nenek Sri dan Pak Hasan masuk ke dalam rumah. Mereka berdua kaget melihat rumah yang berantakan, semuanya kacau, lemari roboh, kulkas roboh, pernak-pernik bayi berantakan kemana-mana, jendela kaca pecah dan semua benda dapur hancur berserakan. Kemungkinan Laksmi kacau dan membuat semuanya seperti ini. Setelah kejadian ini, Pak Hasan dan Nenek Sri membawa Avika ke Maja. Mereka berdua merawat Avika tanpa kehadiran seorang Ibu 'Laksmi'. Mereka berdua sangat sedih, Laksmi meninggalkan mereka secepat ini tanpa memberitahukan segalanya sebelumnya. Sesampainya di Maja, dengan penuh kesedihan Pak Hasan dan Nenek Sri merawat Avika yang masih bayi. Nenek Sri menidurkan Avika di atas kasur, sedangkan Hasan membeli segala perlengkapan bayi untuk Avika. Nenek Sri membacakan sholawat-sholawat nabi pada Avika, tiba-tiba Nenek Sri melihat Avika bermata ungu dan kaki Avika bukanlah kaki manusia, melainkan kaki kelelawar!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN