Aulia Bella si gadis cantik dan ramah
"Selamat siang!"
"Hai Selamat siang!"
"Selamat Siang"
Gadis muda yang cantik melenggang masuk di sebuah gedung tinggi di ibu kota, dia melambai kesana-kemari menyapa ramah kepada setiap karyawan yang berpapasan.
"Selamat Siang Aulia !" Balas salah satu karyawan wanita ramah.
Aulia bella berjalan riang memasuki gedung samuel Group, Perusahaan yang bergerak di bidang Pertambangan, Perikanan, Perkebunan dan industri.
Dia mengenakan kaos dan rok motif bunga dengan rambut panjang di kuncir dua.
aulia bukanlah karyawan di perusahaan itu, dia hanyalah anak dari penjual soto ayam di kantin perusahaan.
Tapi hampir semua orang di perusahaan itu mengenal Aulia, gadis cantik dan periang, dia sangat ramah pada semua karyawan, bahkan tidak sedikit karyawan laki-laki yang mendekatinya. Kecantikan gadis itu membuat laki-laki menginginkan Aulia menjadi kekasihnya tapi Aulia bukan gadis yang mudah jatuh cinta atau gampang di taklukkan.
Hanya ada satu pria tampan yang dia kagumi tapi sayang pria itu hanya bisa di kagumi tanpa berani dia dekati.
"Siang Bundaku yang cantik"
Aulia menyapa sang Bunda yang lebih dulu berada di kantin itu. Dia datang membawa keranjang berisi bahan bahan untuk membuat soto yang khas keluarga dan sangat lezat buatan tangan Bunda Marni.
"Hari ini kamu kesiangan lagi" Tegur marni seraya menyiapkan bahan membuat soto di dapur mini kantin nya.
"Maaf Bunda, motor nya mogok lagi" Ucap Aulia lirih.
"Hmmm, ya sudah kalau begitu besok tidak usah pakai motor. Naik angkot saja!"
"Iya Bunda"
Aulia sudah lulus kuliah, tapi sayang di ibu kota yang keras ini dia belum juga mendapatkan pekerjaan, jadi dia memutuskan membantu Bundanya di kantin. Ia pun membuka les privat matematika untuk anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Jam sudah menunjukkan waktu istirahat di kantor, segera marni dan Aulia menyiapkan mangkuknya untuk di isi soto, kantin Bunda marni selalu di serbu karyawan karena mereka menyukai soto buatannya.
Satu per satu karyawan berdatangan dan memesan soto ayam Bunda marni, banyak karyawan laki-laki yang mendekat di kedainya karena mereka melihat sosok cantik Aulia. Mungkin yang tadinya tidak ingin makan soto, karena melihat wajah Aulia mereka berbelok ke kedai itu.
Aulia bertugas mengantar pesanan, walau banyak karyawan laki-laki yang menggoda tapi Aulia tetap bersikap ramah pada mereka.
"Aulia malam minggu ada acara enggak? Gimana kalau kita pergi nonton?" Tanya seorang pria bernama Radit, dia memang penggemar setia gadis itu dari awal Aulia muncul.
Aulia tersenyum seraya meletakan pesanan soto Radit "Maaf, aku mengajar di malam minggu"
"Kamu kerja terus sih, gimana kalau aku nafkahin aja" Celetuk seorang pria lagi di samping Radit.
Lagi-lagi Aulia hanya membalas dengan senyuman tanpa berkata dia pun pergi.
"Hmmm, Sombong banget anak dari ibu kantin aja belagu!" Sarkas pria itu saat ucapannya di abaikan Aulia.
Ya, begitulah banyak juga pria yang tidak sopan kepadanya tapi Aulia menanggapinya dengan baik, walau cacian kadang dia dengar di telinga.
"Soto nya satu ya!" Suara merdu itu membuat Aulia menoleh dan melongo.
Sosok pria tampan dengan mata teduh itu muncul di hadapannya, membuat Aulia terdiam sejenak karena memandangi senyum pria itu.
"Aulia !" Senggol marni saat melihat anaknya mematung melihat pria tampan itu berjalan duduk di meja.
Aulia tersentak, ia tersadar dari lamunan karena terhipnotis ketampanan pria itu.
"i..iya Bunda"
"Hmmm, kalau tuan Revan datang pasti langsung masuk ke dunia lain" Sindir marni yang sudah hafal betul dengan tingkah Aulia kalau melihat Revan.
Revan indra Samuel, anak sulung dari Brama samuel , Brama adalah founder samuel group. Istrinya bernama Kila Raini, seorang sosialita, pemilik brand Fashion dan brand make up terkenal, terlihat wanita itu sangat Fashionable.
"Bawang putih itu tampan sekali bunda" Ucap Aulia, matanya tidak lepas dari sosok tampan Revan.
marni hanya menggeleng lalu melanjutkan membuat pesanan.
Tapi seketika Aulia menarik senyum nya saat melihat seorang pria masuk, pria memiliki wajah tidak kalah tampan dari revan, ia memiliki rahang yang tegas, hidung mancung dan tubuh yang sama tinggi dengan revan.
Pria itu adalah Farel indra samuel anak kedua dari pasangan brama dan Kila.
Revan lebih kalem dan murah senyum, berbeda dengan sang adiknya farel, dia adalah pria yang sombong dan kasar, pergaulan nya lebih bebas dari revan.
"Ada bawang merah" begitulah Aulia menyebut Farel, dia tidak suka dengan pria itu. Sebutan Bawang merah dan bawang putih dia sematkan untuk kedua kakak beradik itu.
"Eh kamu sini!" Tunjuk Farel pada Aulia.
Aulia melihat ke kanan dan kiri kemudian mengarahkan jari telunjuk pada dirinya sendiri "Aku?"
"Iya kamu, gadis penjual soto"
Aulia pun mendekati Farel yang duduk tidak jauh dari Revan. Ia menyilangkan kaki dan tangannya seraya memasang tatapan tajam.
"Iya tuan" Kata Aulia.
"Soto satu, sekarang! Jangan lama!" bentak Farel.
Aulia mengangguk lalu pergi " Baik tuan"
"Bunda soto satu lagi untuk bawang merah" Ucap Aulia saat sudah berada di dalam dapur.
"Hush! Sembarangan kamu sebut nama orang, nanti dia mendengar bagaimana?"
"Biarkan saja!"
Walau revan dan Farel adalah kakak beradik mereka terlihat tidak akrab, seperti sekarang mereka duduk berjarak, tidak peduli dengan pandangan orang pada mereka, kedua pria itu memang tidak pernah akur.
"Silahkan!" Aulia meletakan nampan di meja Revan, saat dia akan meletakan mangkuk berisi soto tiba-tiba Farel mencegahnya.
"Eh! Kenapa di situ dulu? Sini! Kesini dulu!" Tegur Farel, ia mengetuk meja dengan jari telunjuknya.
"Tapi Tuan Revan yang lebih dulu pesan" ucap aulia.
"Bawa kesini!" Sentak Farel membuat Aulia terperanjat.
revan melihat kasian pada Aulia, dia pun mengalah "Bawakan adik ku dulu!" Kata Revan.
Aulia pun kembali mengangkat nampan nya kemudian meletakan satu mangkuk soto di meja Farel.
"Lama banget sih!" Sahut Farel.kasar.
Setelah meletakan pesanan milik Farel, Aulia barulah memberikan pesanan revan.
"Silahkan tuan" Ucap Aulia pada revan.
"Terima kasih" Kata revan dengan ramah.
Telinga farel mendengar itu, ia nampak kesal karena Aulia lebih sopan kepada revan dari pada dirinya.
Ia pun membanting sendok setelah menyuap satu sendok sotonya "Tidak enak!" Sentak Farel membuat semua karyawan menoleh.
Pria itu beranjak lalu pergi meninggalkan kantin.
Sementara Revan hanya melirik sekilas pada adiknya lalu dia melanjutkan makannya kembali.
"Hu! Dasar orang gila, enak saja dia mau makan gratis!" Kata Aulia dia mencaci maki Farel dari balik dinding dapur, ia mengepal kedua tangan geram melihat Farel pergi tanpa membayar pesanannya.
"Dia bilang soto kita tidak enak tapi kenapa dia sering makan soto disini!" Ucap Aulia kembali dengan emosi.
"Sudah biarkan saja, bukannya dia memang seperti itu"
"Tidak bisa bunda, aku akan menagih harga soto yang dia makan"
"Tidak apa-apa hanya satu mangkuk"
"Dasar mentang-mentang orang kaya" kesal Aulia.
Saat Aulia sedang meluapkan amarahnya Revan pun datang.
"Saya bayar dengan makanan adik saya tadi, maaf ya kalau dia tidak sopan, soto nya enak kok" kata Revan dengan senyuman, ia memberikan uang yang lebih dari harga soto.
"Tuan kembaliannya" Kata Aulia.
"Ambil saja!" Kata Revan ia pun berlalu pergi.
Lagi-lagi senyum Revan membuat Aulia hilang kesadaran, ia seketika lupa dengan dengan Farel si bawang merah.
"Heh sadar!" Marni melambaikan tangan di depan wajah Aulia yang sedang mematung.
"Kenapa mereka berbeda sekali? padahal mereka kakak dan adik" Kata Aulia, ia masih memandang punggung revan seraya memegang uang kembalian tadi.
"Entahlah, sudah sana kamu bereskan mangkuk-mangkuk itu!" titah marni.
Menjelang malam Aulia bersama marni baru tiba di rumah, mereka di sambut oleh Anhar yang berjalan dengan di bantu tongkat kruk.
Kaki kiri Anhar harus di amputasi akibat mengalami kecelakaan 22 tahun yang lalu.
"Selamat malam ayah" Aulia mencium dan memeluk ayah nya.
"Selamat malam Aulia, bagaimana hari ini? Ada cerita apa lagi?"
"Cerita tentang bawang merah dan bawang putih lagi" Celetuk marni.
anhar tertawa seraya mengelus kepala Aulia "Ada-ada saja kamu menyebut nama orang"
"Memang benar Ayah, Tuan Revan itu baik hati seperti Bawang putih sedangkan Tuan Farel itu jahat seperti Bawang merah!, tadi saja dia tidak membayar pesanan soto nya tapi untung sih bawang putih yang bayar pesanan adiknya, kalau tidak aku akan datang menagih ke ruangan dia" Kata Aulia panjang lebar.
"Memangnya kamu berani?"
"Berani dong, Ayah yang mengajarkan aku harus berani selama kita benar"
anhar menatap sendu seraya tersenyum wajah cantik anaknya itu, walau bukan darah dagingnya anhar dan marni sangat menyayangi Aulia seperti anak kandungnya sendiri.
Aulia bukan anak kandung Anhar dan Marni, kedua orang tua Aulia meninggal dunia karena kecelakaan 22 tahun lalu saat Aulia masih berusia 1 tahun.
Kecelakaan itu juga yang telah membuat marni kehilangan anak dalam kandungannya.
Pada saat itu di dalam mobil MPV berwarna silver, ada ripai dan Salma orang tua kandung Aulia bersama Anhar dan Marni. Ripai adalah kakak kandung Anhar. Mereka bersama mengalami kecelakaan tunggal saat perjalanan menuju Jakarta.
Mobil itu di kendarai langsung oleh Ripai. dia dan istrinya yang duduk di depan tidak selamat, sementara Anhar dan marni dia selamat tapi anhar harus kehilangan salah satu kaki dan anak yang masih ada di dalam kandungan, marni kehilangan anaknya saat usia kandungan sudah 5 bulan, akibat dari itu rahim nya harus di angkat dan dia tidak bisa hamil lagi.
Pada saat kejadian Aulia kecil sedang bersama Kakek dan Nenek nya, ia pun kehilangan Kakek dan Neneknya tidak lama setelah kehilangan kedua orang tuanya.
Sejak saat itu anhar dan marni mengasuh Aulia hingga saat ini, mereka tidak menutupi apa yang sudah terjadi.
Walau sudah kehilangan anak tapi mereka bersyukur karena ada Aulia pengganti anak mereka, begitu juga sebaliknya, Aulia bersyukur ada anhar dan marni sebagai pengganti orang tuanya.
"Hai pa, Hai ma" Sapa Aulia pada Foto mendiang orang tuanya di atas meja.
Di depan foto itu Aulia menceritakan hari yang telah dia jalani, seolah kedua orang tuanya mendengar.
"Semoga besok aku hanya bertemu bawang putih saja" Ucap Aulia.
Ia pun mencium foto kedua orang tua nya kemudian dia mematikan lampu lalu tidur.