V anak tunggal yang berasal dari Medan.
Hidupnya baik-baik saja dan menyenangkan sampai suatu hari tiba-tiba keluarganya pindah ke pulau Jawa karena pekerjaan sang ayah.
V sangat marah dan emosi dengan keadaan itu. Menganggap ayahnya merenggut kebahagiaan darinya.
Perkelahian tidak ada habisnya dan sudah menjadi makanan sehari-hari.
Dia berpikir kalau memang bapaknya mau kerja di pulau Jawa, pergi saja sendiri dan kirim uangnya tiap bulan.
Lama-kelamaan ia tidak mendengar ucapan ibunya dan sering mengurung diri di kamar.
Sampai suatu hari dia terpaksa ikut orang tuanya pergi pake mobil di waktu hujan, lebih parah lagi dia harus duduk di sebelah bapak.
Sambil menahan emosi dia membelakangi ayahnya dan mendengarkan lagu melalui earphonenya dengan keras.
"Kau cakap-cakap napa?! Terus
