Jet turun dari ketinggian dengan kemiringan halus. Belle menatap ke luar jendela. Hamparan kerlap-kerlip lampu kota seolah mengucapkan selamat datang dengan ramah. Jakarta. Kota kecil dengan total penduduk yang setara atau berlipat kali lebih banyak dari jumlah penduduk kota-kota besar Eropa. “Welcome to my hometown,” bisik Gyan. “Tempat di mana cinta pertama bersemi,” balas Belle. Gyan mendengus keras. “Kamu dendaman sekali!” “Aku mafia, tidak dilahirkan dengan pembawaan penuh belas kasih seperti cinta pertamamu itu.” Gyan tak menanggapi, berhubung tak ingin merusak mood perempuan di sampingnya. “Aku sudah bisa membayangkan suasana sesak, macet yang menguar, dan udara dengan polusi tinggi,” ujar Gyan lagi. “Seperti berkabut,” tanggap Belle. “Itu polusi, love.” “Iya.” “Pastikan

