Jet miring pelan ke kiri, menurunkan ketinggian mengikuti pola approach—cara untuk turun dari ketinggian jelajah dan mendarat—Bandara Dubai. Langit masih gelap kebiruan di ujung horizon, namun semburat cahaya pagi mulai menghadirkan garis-garis tipis keemasan. Pemandangan kota tampak begitu megah, teratur, dan sunyi. Sebuah hentakan lembut menyapa saat ban menyentuh runway. Laju jet mulai diturunkan, perlahan kian lambat. Belle tak begitu menyukai bagian yang satu ini, saat sensasi mengambang membuat kepalanya sedikit pening. “Welcome to Dubai, Mr. Elroy,” suara pilot terdengar melalui speaker kabin. “Estimated refueling time: one hour and twenty minutes.” Belle menggeliat sejenak, lalu merapikan rambutnya. Gyan tersenyum simpul, dia masih menggenggam jemari Belle tanpa sadar. dan Bell

