"Tidur jam berapa kamu semalam?" Tanya Ardi begitu Tephie membukakan pintu apartemennya dengan wajah bantal.
"Maaf pak semalam saya susah tidur, jadi hanya tidur 3 jam" Tephie sedikit menguap lalu mempersilahkan Ardi masuk,
"Saya tunggu kamu di sini, segera ambil yang kamu akan bawa, lanjutkan tidurmu nanti di mobil, saya ngga mau kerjaanmu tidak maksimal nanti karena kurang istirahat"
Tephie segera mengambil tasnya, setelah memastikan pintu apartemennya terkunci, Tephie mengikuti Ardi ke mobilnya dan berangkat menuju bandara.
Tephie tidak banyak bicara karena dirinya masih mengantuk saat ini, sehingga hanya mengikuti Ardi saat memasuki pesawat.
"Hei Stephanie, bangun" Ardi menggoncang pelan tubuh Tephie yang masih terlelap di pesawat,
"Udah sampai pak?" Tanya Tephie setelah mengumpulkan kesadarannya, Ardi hanya diam sambil berdiri dan pergi meninggalkannya keluar pesawat.
'Wogh di Bali' batin Tephie saat tahu di mana mereka sekarang.
Mereka segera menuju sebuah mobil sedan yang menjemput mereka, menuju ke sebuah hotel yang akan mereka tempati beberapa hari ini di daerah Kuta.
"Satu kamar aja pak?" Tephie menatap kunci yang dipegang oleh Ardi,
"Jangan berpikiran aneh, ini kamar double bed" Tephie langsung menghela nafas lega.
Ardi langsung berbaring di kasurnya setelah masuk ke kamar, sedangkan Tephie memutuskan untuk mandi.
Hari masih sore, hari ini jadwal Ardi sedang kosong jadi Tephie sedang tidak ada tugas, akhirnya ia memutuskan untuk bermain dipantai.
Tanktop biru dongker serta hot pants yang hanya sebatas setengah paha sehingga memperlihatkan kaki putih Tephie, melekat ditubuhnya saat ini. Niatnya ingin izin namun karena Ardi terlihat begitu nyenyak tidur akhirnya Tephie hanya menuliskan pesan dan diletakkan di meja samping tempat tidur Ardi, lalu beranjak meninggalkan hotel menuju pantai yang tepat didepan hotel.
Tephie merasa banyak yang memperhatikannya saat ini ketika dirinya menginjakan kaki dipasir pantai Kuta, ia heran padahal dirinya tidak memakai bikini.
'Perasaan banyak bule setengah telanjang kenapa liatinnya pada ke gue?' Batin Tephie namun langsung diacuhkannya karena pemandangan sore dipantai jauh lebih mengasyikan dari pada memikirkan pria-pria yang sedang asik menatapnya.
Tephie asik berjalan di pasir pantai namun tiba-tiba ada sebuah jaket yang menutupi tubuhnya,
"Lho Pak Ardi?" Tanya Tephie kaget saat Ardi tiba-tiba muncul disampingnya.
"Kau tahu, kalau aku telat sedikit, kau sudah jadi santapan pria-pria itu" tunjuk Ardi dengan dagunya ke arah beberapa pria yang sepertinya pengunjung seperti mereka, dan sedang memperhatikan Tephie.
"Maaf pak, terlalu asik menikmati pantai" ucap Tephie polos,
"Malam ini kita akan makan malam dengan salah satu klien di restauran hotel, kamu bawa dress kan?"
Tephie mengangguk, "bawa pak"
Setelah berjalan sebentar, Ardi mengajak Tephie kembali ke hotel untuk bersiap-siap.
"Selamat malam Mr. Conner" sapa seorang pria menawarkan jabat tangan begitu Ardi muncul
"Malam Mr. Fred" Ardi menyambut jabatan tangan dari pria bernama Fred,
"Ah dan siapakah nona cantik ini?" Tanya Fred saat melihat Tephie muncul disamping Ardi,
"Asisten saya, Stephanie Pradipta" ucap Ardi memperkenalkan Tephie,
"Senang berkenalan dengan anda nona Stephanie" ucap Fred ramah sambil menawarkan jabat tangan pada Tephie,
"Terima kasih" jawab Tephie dengan tersenyum, tiba-tiba Fred mencium punggung tangan Tephie yang membuatnya sedikit kaget,
"Mari silahkan duduk" ketiganya duduk di kursi yang sudah disiapkan untuk mereka.
"Sepertinya sebelumnya bukan nona ini yang anda ajak perjalanan bisnis tuan Conner?" Tanya Fred disela acara makan malam mereka,
"Sebelumnya adalah sekretaris saya, dia asisten saya" jawab Ardi,
Mereka melanjutkan acara makan malam dengan sesekali mengobrol.
.......
Siangnya Tephi nampak mengikuti Ardi ke salah satu ruang pertemuan di hotel yang mereka tempati untuk rapat penting dengan klien Ardi.
"Kamu catat hal penting saat rapat nanti, paham?" perintah Ardi, Tephi mengangguk patuh dan hanya diam sambil terus mengikuti langkah Ardi.
Saat masuk ke ruang rapat, beberapa mata pria klien Ardi memperhatikan Tephi, risih, itu yang dirasakan Tephi sampai tidak sadar menggenggam ujung jas Ardi seperti anak kecil takut kehilangan orang tuanya ditengah keramaian.
Ardi menyadarinya melirik sejenak Tephi, "sudah jangan pedulikan" bisiknya,
"Iya Pak" balas Tephi dengan nada berbisik juga.
"Baiklah kita akan memulai rapat kita hari ini" ucap Ardi membuka rapat siang itu.
Usai rapat, Ardi masih mengobrol dengan beberapa klien sedangkan Tephi nampak jenuh dan memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar.
"Nona Stephanie?" sapa seorang Pria tampan dengan tinggi menyamai Ardi, walau Tephie akui Ardi masih lebih tampan dari pria dihadapannya ini namun wajah pria ini tetap membuat Tephie terpana.
"E-Eh iya, kok tahu?" jawab Tephie berusaha menghilangkan nervousnya,
"Perkenalkan saya Evan Curtis, anda bisa memanggil saya Evan" Evan menawarkan jabatan tangannya pada Tephie,
Tephie menyambut jabatan tangan Evan dengan ramah, "Stephanie Pradipta, bisa dipanggil Tephie"
"Ah anda Putri dari Tuan Pradipta?" tanya Evan setelah mendengar nama belakang Tephie,
"Yup, dan jangan terlalu formal, ini kan bukan di kantor atau rapat penting" tutur Tephie, Evan terkekeh kecil dan menyetujui permintaan Tephie.
"Baiklah Tephie, so sedang apa jalan-jalan di lobby hotel sendirian?"
"Bosen, Pak Ardi lagi asik ngobrol" Tephie mengerucutkan bibirnya bosan, Evan kembali terkekeh melihat kelakuan Tephie,
"Kamu lucu" Tephie menatap Heran Evan, yang ditatap hanya tersenyum manis, senyum yang mampu membuat wanita meleleh melihatnya,
Evan menawarkan diri untuk menemani Tephie makan siang di restauran hotel, dan dengan senang hati Tephie menyetujui karena Ardi juga belum ada kabar bahwa dirinya sudah selesai dengan klien-kliennya.
"Maaf boleh saya bawa asisten saya?"
Sebuah suara menghentikan kegiatan mengobrol Tephie dan Evan di restauran hotel.
"Oh Tuan Ardiansyah, maaf meminjam asisten anda tanpa izin karena saya lihat dia tadi berjalan sendirian di lobby hotel" ucap Evan tenang, Ardi hanya tersenyum tipis lalu meminta Tephie berdiri lewat tatapannya.
"Terima kasih Tuan Evan sudah menemani asisten saya, permisi" Ardi beranjak meninggalkan Evan, Tephie segera mengikutinya.
"Kamu asisten saya, seharusnya kamu menunggu saya" ujar Ardi datar saat membuka pintu kamarnya,
Tephie sedikit menunduk, ia sadar ia salah karena pergi tanpa izin Ardi padahal saat ini ia adalah asisten Ardi, "maaf pak"
Ardi melepas jasnya serta dasinya, melepas dua kancing kemejanya hingga memperlihatkan sedikit d**a bidang miliknya. Tephie meneguk ludahnya gugup melihat pemandangan di hadapannya.
"Jangan ngiler gitu lihat saya" sindir Ardi datar yang langsung menyadarkan Tephie dari lamunannya. Tephie nampak salah tingkah lalu membalikan badannya menghadap tempat tidurnya dan membelakangi Ardi.
"Sa-Saya mandi dulu pak" Tephie segera beranjak menuju kamar mandi, Ardi tersenyum miring melihat kelakuan Tephie.
......
"Kamu mau pakai dress ini?"
Ardi melihat Tephie dari kepala sampai ujung kaki dengan tatapan datar. Sebuah dress hitam tanpa lengan sehingga mengekspose bahu putih Tephie dengan panjang kurang dari 10 senti diatas lutut, memperlihatkan kaki jenjang putih miliknya, melekat di tubuh putri dari Alan Pradipta ini, sangat pas hingga memperlihatkan lekuk tubuh Tephie. Sudah dipastikan akan ada pria yang berminat jika melihatnya.
"Saya hanya ada dress ini Pak, yang satu lagi kan sudah dipakai kemarin malam" jawab Tephie polos,
Ardi menghela nafasnya pelan, malam ini akan ada makan malam tepatnya seperti pesta kecil dengan para klien Ardi yang ditemuinya siang tadi di rapat. Namun Ardi nampak ragu jika membawa Tephie karena akan banyak menarik perhatian, entah mengapa Ardi tidak ingin ada Pria-pria yang menatap minat nantinya pada Stephanie.
"Baiklah, tapi tetap didekat saya, jangan pergi seenaknya karena kamu asisten saya" titah Ardi, Tephie mengangguk patuh lalu mengikuti langkah Ardi meninggalkan kamar menuju ballroom hotel yang sengaja direservasi untuk acara perusahaannya dan para kliennya.
****