bc

Hot Mommy Hot Daddy

book_age18+
1.5K
IKUTI
7.2K
BACA
billionaire
possessive
kickass heroine
CEO
drama
bxg
wife
husband
gorgeous
passionate
like
intro-logo
Uraian

Alyssa Grace, 26 tahun, cantik dan seksi. ‘Hot Mommy’ tersebut mempunyai dua anak lelaki kembar dengan ayah yang berbeda.

Putra sulungnya, Yuda Alessio Sanjaya, adalah anak dari mantan kekasih Lyssa, Evan Ageng Sanjaya. Sementara si bungsu, Raja Alessio Bhimantara, adalah anak dari suami Lyssa saat ini, Rainier Bhimantara.

Dulu, saat Lyssa hendak bertunangan dengan Evan, Rainier menculik Lyssa, menikahi Lyssa tanpa mencari tahu jika Lyssa tengah mengandung benih dari kekasihnya.

Rainier Bhimantara, 27 tahun, ‘Hot Daddy’ dengan tubuhnya yang tegap, tinggi dan berotot. Meski di luar terlihat dingin dan jarang tersenyum, saat sedang bersama istrinya, Rainier berubah menjadi pria manis nan romantis.

Di usia pernikahan yang masih seumur jagung, Lyssa harus berjuang keras untuk mendapatkan pengampunan dari keluarga Evan, juga restu dari mamanya Rainier.

***

Cerita ini adalah sequel dari "A Better Lover"

Cover by Canva Pro.

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Mommy Lyssa - Daddy Rainier
Mentari sudah terang, masuk ke sela-sela gorden. Kamar bernuansa biru muda itu sederhana. Hanya ada kasur lantai dengan lantai dan dindingnya yang terlindungi bantalan busa. Di pojokan kamar, perosotan plastik dengan bola-bola kecil berserakan di bagian bawah. Rainier Bhimantara, pemuda berusia dua puluh tujuh tahun itu mengerjap-ngerjapkan mata. Termenung sebentar sebelum bangun dan merenggangkan tubuh. “Mereka malaikat saat sedang tidur. Sekalinya bangun, langsung berubah menjadi dewa penghancur,” gumam Rainier. Melihati dua anak lelaki yang pulas tertidur di sebelah. Wajah tampannya membentuk senyum. Turun mengecupi pipi-pipi gembil bocah dua puluh tujuh bulan. “Sayangnya Daddy sama Mommy,” bisik Rainier. Anak lelaki di bawah Rainier menggeliat, tapi tak sampai bangun. Ganti tengkurap lanjut tidur lagi. Rainier tersenyum kecil, ganti mengecup pipi anak lelaki satunya, damai membelai pipi sebelum bangkit berdiri. Senyum di wajah Rainier kian lebar saat pemuda itu keluar kamarnya anak-anak, bersiul-siul saat membuka pintu kamar sebelah. Wajah pemuda itu lembut. Senyumnya lebar melihat istri tercintanya yang tertidur pulas. Selimut Alyssa Grace, wanita di atas kasur itu merosot, menampilkan sebagian d**a bagian atas, memperlihatkan betapa buasnya Rainier semalam. Rainier tersenyum kecil, duduk berjongkok di sebelah ranjang. “Morning, Baby,” bisik Rainier. Lyssa membuka mata sebelah, tersenyum kecil lalu tidur lagi. ‘Cup,’ kecup Rainier singkat. Lyssa tersenyum lagi. Tanpa membuka mata memajukan bibir, minta cium. Rainier penuh semangat melakukan yang diminta sang istri. “Mau sarapan apa?” tanya Rainier. Lembut membelai pipi. Lyssa membuka mata, berpikir sebentar. “Pisang,” katanya dengan senyum aneh. “Hahaha. Sudah. Istirahatlah. Aku iriskan pisang untukmu.” “Eh? Punya kamu diiris?” “Astaga.” Rainier bergeleng kepala. Lyssa memang aneh. Dan super gak jelas. Lihat saja saat wanita itu tersenyum-senyum penuh misteri. Rainier iseng menjentik kening si wanita m***m. “Sama bubur ya? Bubur ayam.” “Oke,” balas Lyssa. Tersenyum lagi sebelum berbalik, berguling-guling di atas kasur. Rainier tersenyum-senyum kecil. Senang melihat istrinya. Pemuda itu naik ke kasur, menahan Lyssa untuk ia cium sebentar sebelum pergi menyiapkan sarapan. *** Menyingsingkan lengan baju, Rainier mulai masak. Di setiap ruang di apartemen itu, foto pernikahan mereka terpasang. Bukti kebucinan Rainier pada istrinya. Lyssa yang selesai cuci muka dan bersih diri menyusul suaminya ke dapur, memeluk manja dari belakang. Mereka masih bermesraan sampai suara tangis terdengar dari kamar anak mereka. “Si kembar sudah bangun,” bisik Lyssa pada Rainier. Rainier mengangguk, mencium Lyssa sebelum pergi ke kamar anak-anak. Lyssa menggantikan Rainier mengaduk bubur. Bersenandung kecil. “Hiks. Daddy. Daddy. Hwaaa. Daddy!” Tangis anak mereka nomor dua, Raja Alessio Bhimantara, meraung-raung sampai keluar kamar. Lyssa yang sudah terbiasa mendengar jerit tangis anaknya membiarkan saja. Lanjut memasak. Wajah Rainier memang bukan tipe-tipe lembut, dia hanya bisa lembut saat bersama Lyssa, tapi tetap, dia sayang pada anak-anaknya. Dengan wajah datarnya menciumi pipi sang buah hati. “Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanya Rainier. Raja masih berpura-pura nangis. Saat Daddy-nya membawanya ke dapur, dia makin histeris saat melihat mamanya. “Mama, Mama! Hwaa! Mama...!” Lyssa tersenyum kalem, melihat ke belakang. “Wah. Siapa ini? Anak Mama yang paling tampan.” Rainier membawa putra bungsu mereka ke mamanya. Bocah lelaki yang semula menangis keras itu langsung diam saat mamanya yang cantik menciumnya di pipi. “Selamat pagi,” bisik Lyssa pada putranya. “Pagi,” jawab Raja dengan gaya cadelnya. Rainier mengecup pipi putranya sebelum mendudukkan bocah itu di dudukan bocah. Kursi kayu itu memiliki desain khusus, mengamankan bocah-bocah agar tak jatuh dari tempat duduknya. “Duduklah,” bisik Rainier pada Lyssa. Lyssa mengangguk. Meninggalkan dapur untuk suaminya. Pergi menuang jus jeruk untuk mereka. Raja yang sudah tak lagi menangis, turun sendiri dari kursinya, pergi main mobil-mobilan di ruang tengah. “Mommy!? Apa itu?” tanya Raja penasaran. Lyssa melirik sekilas. “Dinosaurus,” katanya. “Di-no-cau-lus!” Raja cadel menirukan. Lyssa tertawa kecil, menyuapi anaknya minum. Apartemen yang semula hening itu langsung ramai oleh Raja yang menirukan suara mobil. Rainier sesekali menoleh ke belakang. Melihat istrinya yang sedang santai menyalakan televisi dan anaknya yang bermain mobil-mobilan. Damai lanjut memasak. Lyssa yang tengah melihati kuku-kuku manikurnya tak sengaja melihat ke sebelah. Wajah cantiknya langsung tersenyum lebar. Entah sejak kapan, Yuda Alessio Sanjaya, si kembar sulungnya sabar berdiri di pintu kamar. “Anak Mama sudah bangun?” Lyssa mendekat. Dengan senyum lebar membuka gerbang anak di pintu kamar. “Selamat pagi, Mama,” bisik Yuda pelan. Memeluk kaki mamanya. Raja yang melihat kakaknya memeluk mama mereka, berlari kencang. Datang memeluk mamanya dari belakang. “Selamat pagi, Mama!” teriak Raja. “Pagi, pagi. Pagi semuanya.” Lyssa mengangkat Yuda dalam gendongan, dan tentu saja Raja juga. Wanita itu membawa kedua anaknya ke dapur, mendudukkan mereka di dudukan anak. “Makan dulu, Yang,” bilang Rainier. Menyiapkan sarapan untuk istrinya. “Terima kasih.” Rainier sengaja menatakan sarapan istrinya jauh dari kedua anaknya. Dia ingin istrinya makan dengan tenang. Rainier yang baru semalam pulang dari perjalanan kerja dua minggu lebih tentu ingin menebus waktunya. “Makan. Makan. Makan,” oceh Raja saat Rainier meletakkan trai makan untuknya. “Selamat makan, Daddy,” bilang Yuda. Rainier mengusap kepala kedua putranya bergantian. “Selamat makan,” balas pemuda itu. Rainier bergantian menyuapi si kembar minum. Mengipas-Ngipasi bubur anak-anak dengan kipas tangan. “Daddy, selamat pagi,” kata Yuda. “Pagi.” “Mama, selamat pagi.” “Pagi, Sayang,” balas Lyssa dari seberang. Tersenyum lebar. Si bungsu Raja yang tak ingin ketinggalan, berdiri di kursinya. Berteriak keras-keras, “Mama, selamat pagi! Daddy, selamat pagi!!” “Hahaha. Selamat pagi, Sayang,” balas Lyssa. “Pagi,” balas Rainier pendek. Dengan wajah datarnya mendudukkan Raja lagi. Hening untuk sementara. Yuda si sulung, pintar makannya. Lahap dan tak terlalu bercecer. Sementara Raja, dia masih perlu Daddy-nya untuk membantu. Minggu pagi yang cerah. Lyssa dengan dua anaknya yang membuntut di belakang seperti kereta api mem-vacum apartemen, sementara Rainier sibuk membereskan dapur. “Setelah ini aku tinggal ke spa bentar ya?” teriak Lyssa dari ruang tamu. “Iya. Lama juga gak papa kok, Yang,” balas Rainier. Lyssa mengangguk senang. Membawa dua anak ke tempat publik memang lumayan ribet, apalagi anak bungsunya yang tak sabaran itu. Suka sekali menangis keras-keras. *** Ditinggal istrinya keluar, Rainier membawa laptop dan beberapa berkas ke dapur. Mengunci pintu bocah. Dari sini dia bisa melihat pergerakan anak-anaknya di ruang tengah. Belum lagi Lyssa yang memasang kaca bulat di bagian pojok dapur, membuatnya bisa melihat kamar anak mereka. Rainier yang tengah mengetik sesuatu itu berhenti, terasa aneh saat tak mendengar suara-suara. Hanya ada suara kartun anak-anak yang terdengar. “Yuda? Raja? Sedang apa?” panggil Rainier. Hening. Tak ada jawaban. “Yuda? Raja?”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook