Cukup perlakukan aku seperti biasa layaknya teman yang tak punya perasaan, jangan terlalu melambungkan hati sebab hatiku selalu mudah merasa diistimewakan.
Setelah mendengar cerita Reina membuat aiza dan salsa benar-benar bingung dengan keadaan kakak beradik itu.
Akhirnya Aiza hanya bisa melamun kembali, sambil menonton televisi namun tetap saja tak ia perhatikan.
"Aiza kamu kenapa sayang?" tanya Hanum bingung kenapa dengan anak gadisnya itu.
"Iza gapapa mi, cuman lagi kangen sama bunda aja" ucap Aiza tak sepenuhnya bohong karna dia memang benar-benar rindu dengan bundanya. Meskipun sudah ada umi Hanum yang benar-benar menyayanginya tetap saja kasih sayang bundanya tidak akan pernah tergantikan. Karna mau bagaimanapun bundanyalah ibu kandungnya.
"Umi juga kangen sama kakak umi, cuman kita gabisa melakukan apapun selain Doain mba Riza kan?" ucap uminya sambil tersenyum mengingat Riza kakak kandungnya sekaligus ibu kandung dari anak tirinya, Aiza. Sementara Aiza hanya menatap uminya dan tersenyum tipis.
"Apa kamu masi Mikirin Dika Za? Ingat Dika sudah menikah dengan sahabat mu sendiri kamu harus sudah benar-benar melupakan dia, tak baik rasanya menyukai lelaki yang sudah menikah, maaf bila kata-kata umi menyakiti kamu, hanya saja umi gamau kamu ngerasain apa yang umi rasa" ucap uminya sambil menerawang kejadian dahulu.
Dengan mudahnya Hanum menyukai suami kakaknya membuat dia benar-benar sulit mengendalikan rasa. Hingga akhirnya sebelum minggal dunia kakaknya meminta Hanum menjadi ibu dari anak-anaknya.
"Iza gatau mi, Iza udah berusaha buat ngelupain Dika tapi rasanya hati Iza kaya menentang buat lupain dia" ucap Aiza sambil mengalihkan pandangannya dari hadapan uminya.
"Kamu gaperlu berusaha buat lupain dia,tapi kamu harus berusaha meng ikhlaskan dia itu yang membuat hati kamu menentang sayang"
"Umi bagaimana jika ada lelaki yang mau menjadi imam Aiza? tapi pemahaman agamanya masi kurang, lalu bagaimana dia bisa memimpin Iza ke surganya allah?" ucap Aiza sambil mengingat tentang sifat dan sikap Reyhan.
"Kamu tau, impian wanita itu menginginkan lelaki yang soleh, ilmu agamanya bagus, romantis, dan juga tampan mungkin" ucap uminya sambil terkekeh di akhir kalimatnya membuat Aiza juga terseyum benar apa yang diucapkan uminya itu.
"Tapi wanita sampai lupa memperbaiki dirinya agar pantas bersanding dengan lelaki yang diimpikannya. Ada yang lebih penting dari itu semua" ucap uminya membuat aiza mengerutkan keningnya.
"Apa umi"
"jika ada lelaki yang mau meminang kamu, tapi dia pemahaman agamanya kurang, itu gamasalah buat umi, asal dia ada tekad buat merubah dirinya menjadi lebih dekat sama allah, terus yang paling penting dia harus tanggung jawab dunia akhirat" ucap uminya sambil tersenyum menatap anaknya dengan senyuman lembut.
"Kalo dia ga mencintai Aiza gimana?"
"Cinta bisa muncul karna terbiasa"
***
"Za, soal ucapan Reina yang kemarin menurut aku kamu gaperlu bantu dia, dengan cara kamu bantuin dia itu pasti hanya akan buat kamu terpuruk." jelas Salsa. Awalnya ia Salsa setujuh namun setelah mendengar cerita Reina ia sama sekali tidak setuju. Pernikahan ini hanya akan merugikan Aiza pikir salsa.
"Aku gabisa, aku udah janji sama Reina, Sal." ucap Aiza sambil menundukan pandangannya. Tanpa Aiza sadari, Reina dan Reyhan sudah sampai di meja Aiza.
"Assalamu'alaikum" sapa Reina dengan riang dan duduk di depan Aiza bersama abangnya.
"wa'alaikumussalam" ucap Aiza dan akhirnya sadar bahwa di samping Reina dan di depan dirinya ada seseorang yang sudah membuat hatinya tidak karuan akhir-akhir ini.
"Abang ayo dong ngomong sekarang" ucap Reina sementara reyhan hanya menghembuskan nafas nya kasar. Lalu dia menatap Reina yang tersenyum paksa. Sebab, mana mungkin dia tersenyum ikhlas melihat lelaki yang ia cintai meminang wanita lain di hadapannya.
Namun, takdir yang harus membuatnya ikhlas menerima semuanya.
Reyhan menatap Aiza yang menundukan pandangannya dikarnakan gugup.
"Aiza, apa kamu mau jadi ibu dari anak-anak saya?" ucap Reyhan tanpa basa-basi membuat Aiza mengangkat kepalanya dan menatap Reyhan sebentar lalu kembali mengalihkan pemandangan pada Reina.
Terlihat Reina hanya tersenyum lembut pada Aiza dan menganggukan kepalanya seolah-olah dia tidak apa-apa. Aiza sebenarnya tidak tega, dia juga tidak bisa menolak.
Akhirnya aiza hanya mengangguk. Pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu Reina mengalihkan pandangannya serta mengusap matanya yang tak sengaja terurai air mata. Dan kejadian itu terekam jelas di mata Salsa dan Reyhan. Sementara Reyhan bingung dengan perasaan nya seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.
Di satu sisi ia tidak mencintai Aiza tapi di sisi yang lain dia harus menikah dengan Aiza. Baginya menikahi Aiza itu bukan keinginan tapi pilihan. Pilihan yang harus ia terima agar bisa melupakan seseorang di masalalu.
Dan Aiza hanya terdiam sambil tersenyum entahlah harus bahagia atau tidak dia pun bingung dengan perasaannya sendiri. Apa mereka hanya akan menikah sebab ingin melupakan seseorang di masalalu? Lalu bagaimana dengan pernikahan yang akan mereka jalani?