Part Enam

1116 Kata
Maaf karna  sudah membuatmu terluka. Tapi tetap lah tersenyum bahagia meski senyummu tak lagi untukku. Sementara disisi lain Andika justru benar-benar merasa terpuruk dengan keadaan Aiza yang dia temui di pernikahannya sendiri. Jika boleh jujur, Andika pun belum ada rasa pada Salsa. Namun keinginan orang tuanya lah yang membuat dia menikahi Salsa dan melupakan janjinya pada teman masa kecil. Meski sudah tak bertemu Aiza kembali. Tetap saja dia tidak bisa melupakan bayangan wajah kecewa Aiza dengan senyum yang begitu di paksakan. Terlihat sekali dari senyum Aiza yang menyirat kekecewaan kepadanya. Dika sudah kenal dengan Aiza sedari mereka bayi. Hingga harus berpisah sebab ayahnya dipindahkan kerja. Sehingga dia lupa apa saja yang sudah terjadi dengan Aiza.  Aiza sekarang sudah banyak berubah. Dia sekarang berhijab membuatnya terlihat lebih cantik. Meski istrinya sekarang pun berhijab membuat Dika masi saja tak bisa melupakan Aiza. "Bengong aja lo" ucap seorang lelaki yang baru saja tiba di ruangan andika membuat sang empu nama kaget. "Assalamu'alaikum Ki" ucap Dika dengan nada jengkel. Temannya ini sudah dikatakan berapa kali agar jangan lupa mengucapkan salam tetap saja selalu lupa. "Iyaa iya wa'alaikumussalam pak Dokter. " ledek Rizki terhadap Andika. Padahal dia sendiri juga seorang Dokter. Sementara Andika hanya menatap malas pada temannya ini. "Dik, lo tuh pengantin baru tapi malah ngelamun ga jelas. Aneh lo, bukannya seneng dapet istri ini malah muka lo asem banget" ucap Rizki yang melihat wajah Andika begitu murung seperti memikirkan sesuatu. "lo ga lagi berantem kan? Masa iya kawin baru seminggu udah ribut aja". "Gue bingung Ki. " ucap Andika sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. "Lo tau kan, gue nikah sama Salsa sebab apa? Lo paham kan gimana rasanya?". "Perasaan gue, waktu lo mau dijodohin ga sefrustrasi ini. Tapi, setelah nikah lo ko jadi gini sih Dik, bukannya lo ngomong cinta bakal muncul karna terbiasa? Tapi sekarang apa?" tanya Rizki bingung dengan apa yang menimpa dengan Andika. Justru saat mendapatkan kabar dia di jodohkan Andika tidak sefrustasi ini. Justru temannya fine-fine saja. "Sekarang beda Ki. " "Beda apa Hah? Lo mau ngomong kaya di film-film ini semua gara-gara orang di masalalu lo dateng? Gue bingung sama lo, jangan-jangan cewe itu yang dateng" ucap rizki sambil menunjukan foto yang ada di ruangan Andika. Foto Andika dan Aiza yang saling merangkul sewaktu mereka kecil. "Ini bukan cuman sekedar dia dateng lagi di hidup gue. Tapi, ini tentang janji gue yang udah ingkar sama dia. Lo tau ciri orang munafik itu salah satunya dia ingkar terhadap janjinya. Dan gua gamau di cap sebagai orang munafik." jelas Andika mencoba membela dirinya sendiri meskipun kenyataannya memang benar bahwa ciri orang munafik itu seperti mengingkari janji, berdusta, dan ketika di beri amanah dia khianat. "Maksud lo?" tanya Rizki. "Gue janji bakal nikahin dia Ki" ucap Andika sambil menundukan pandangannya. Mengingat kembali tentang janjinya pada Aiza. "Lo gila apa?! Apa lo ga mikir tentang janji yang lo ucapin itu hah?! lo ga mikir dika!? Gimana kalo Salsa tau? Dia pasti kecewa sama lo" marah Rizki. Karena bisa-bisanya temannya ini menjanjikan sesuatu yang tak pantas untuk dijanjikan. Perempuan akan selalu ingat dengan janji yang lelaki berikan meski sudah berapa tahun pun dia pasti ingat. Apa lagi dijanjikan akan dinikahi. Sudah pasti wanita itu akan berharap berlebihan pada Andika. Pikir Rizki, begitu bodoh temannya ini. "Gue keluar, renungin semuanya. Gue gabisa ngasi saran. Ini semua salah lo dengan gampang mulut b******n lo ngucapin janji kaya gitu. Dan satu lagi inget kalo Salsa itu istri sah lo. Assalamu'alaikum" pamit Rizki meninggalkan Andika yang sudah pusing dengan dirinya sendiri. "Wa'alaikumussalam" ucapnya pelan sambil memaki dirinya sendiri 'Lo bodoh Dika, bodoh bodoh bodoh argh' *** Di koridor kampus terlihat Aiza sedang berjalan dengan menunduk. Pikirannya masi memikirkan ucapan Reina. "Assalamu'alaikum Aizaaa" "Wa'alaikumussalam Sal, baru dateng? " tanya Aiza. "Iya nih. Oh iya za, omongan Reina yang kemarin gimana?" tanya Salsa membuat Aiza menghentikan jalannya dan menghela nafas kasar serta menatap lurus kedepan. "Aku bingung" ucapnya sambil kembali berjalan. "Gaada salahnya kamu nerima tawaran Reina, Za. " "Tapi, pernikahan bukan mainan Sal. Kamu tau jodoh impian aku seperti apa kan.  " "bukannya kamu sendiri yang bilang, bahwa manusia itu hanya bisa berencana dan hanya allah yang mengatur semuanya? Kalo jodoh yang kamu impikan tak sesuai kriteria kamu siapa tau justru menurut allah dia jauh lebih baik" nasihat Salsa pada Aiza membuat Aiza menunduk. Sesampainya di kelas Aiza hanya bisa terdiam kembali memikirkan nasihat Salsa. Sampai dosen masuk pun Aiza masi saja melamun namun tetap berusaha fokus tapi, hasilnya nihil. Setelah pembelajaran selesai dan menunggu jam berikutnya Salsa mengajak Aiza untuk ke kantin. Mereka pun berjalan dengan Aiza yang masi saja melamun membuat Salsa bingung sendiri. "Za, aku minta maaf kalo ucapan aku buat kamu sakit hati" ujar Salsa. "Gapapa Sal,  kamu gasalah" "Kamu juga harus ingat Za, kalo aku juga nikah karna dijodohkan. Dan aku percaya cinta itu bakal muncul karna terbiasa. Bahkan baru sebulan aku nikah sama mas Dika, aku udah jatuh cinta sama dia. Bahkan dari dulu sih" kekeh Salsa. "Dari dulu? Maksudnya?" tanya Aiza dengan menahan rasa sakit hatinya. "Ih waktu smp kan kamu kenalin aku sama mas dika meskipun aku kenal mas dika cuman setengah semester tapi aku udah suka sama dia. Eh terus tiba-tiba dia jodoh aku,  kan masya allah banget. aku yang baru setengah semester suka sama mas Andika terus apa pernah kamu suka sama mas Dika? kan kalian temenan dari kecil tuh?" tanya Salsa antusias. "Engga ko, masa aku suka sama mas Andika kita cuman teman" bohong Aiza dengan terpaksa. Apa harus dia berkata jujur pada Salsa setelah melihat Salsa begitu mencintai Andika? Dia sama sekali tak tega melihat senyum itu luntur dari bibir sahabatnya. Reina langsung duduk begitu saja di meja temannya. Sambil meminum minuman Salsa, tak mungkinkan jika dia meminum minuman Aiza yang ada dia masuk rumah sakit kembali. "Ya allah Rei, pelan-pelan mana lupa ngucap salam lagi" ucap Salsa yang kaget dengan kedatangan Reina sementara reina hanya tersenyum kikuk. "Hehe Assalamu'alaikum" "Wa'alaikumussalam" "Za tawaran aku kemarin gimana? Aku udah bujuk bang Reyhan. Katanya dia mau-mau aja nikah sama kamu" ucap Reina dengan sedikit tak rela. Namun takdir harus membuat reina merelakannya. "Aku gamau nyakitin kamu Rei, kamu pasti sakit liat aku nikah sama dia. " ucap Aiza jelas paham dengan hati Reina karna dia sudah mengalami. "Ko aneh kembaran kamu mau-mau aja?" tanya Salsa membuat Aiza pun mengernyitkan dahinya aneh, benar yang dikatakan Salsa. Reyhan itu tipe orang yang tak mau menerima sesuatu yang dia sama sekali tak mau dilakukan namun justru ini? Sementara Reina hanya diam menundukan pandangan membuat Aiza dan Salsa bingung ada apa lagi dengan anak ini? Kenapa lagi dia? Dan akhrinya suatu hal yang tidak masuk akal keluar dari bibir Reina. Ucapan yang membuat Aiza dan Salsa terpaku. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN