2

1934 Kata
maaf kemarin tidak ada note yang menjelaskan tentang bahasa koreanya.... Malam ini Zia keluar bersama Taekwang untuk mencari sebuah kado untuk keponakan Zia yang akan berulang tahun minggu depan. Zia berjalan mencari kado yang cocok untuk keponakannya itu, hingga matanya terpesona dengan sebuah boneka kelinci yang sangat besar terpajang disalah satu stan mall yang ia kunjungi. Zia-pun berjalan menuju stan tersebut dengan Taekwang yang mengekor dibelakangnya. Mereka berdua sampai distan tersebut dan Zia langsung mengambil boneka Kelinci itu dan melihat keadaan boneka tersebut.   "bagaimana menurutmu, tae?" tanya Zia sambil membawa boneka kelinci yang ia lihat tadi.   "bagus, nona" jawab Taekwang.   "ok aku ambil yang ini"   Zia berjalan kearah kasir sambil membawa boneka beruang itu dipelukannya. Setelah membayar boneka tersebut Zia memberikannya pada Taekwang agar lelaki berhidung mancung itu yang membawanya.   Kim Zia adalah anak dari pasangan Kim Hyunjung dan Kim Hana. Ia juga memiliki seorang kakak perempuan bernama Kim Jeni. Zia adalah gadis mungil yang memiliki wajah cantik, imut dan memiliki pipi chubby. Tak hanya itu ia juga memiliki hati yang lembut dan suka menolong orang lain tanpa tahu siapa yang ia tolong. Tapi, sifat itu berubah sejak ia kehilangan kakaknya empat tahun lalu. Zia sangat menyayangi kakaknya dan begitu juga sebaliknya. Mereka selalu pergi, bermain dan berangkat ke sekolah bersama. Sampai kejadian dimana Jeni diculik oleh sekumpulan orang yang tidak dikenal dan Zia yang mendapat luka didahi akibat berusaha menyelamatkan kakaknya hingga ia mengalami koma selama kurang lebih dua bulan. Semenjak kejadian itu, Zia berubah menjadi gadis yang pendiam, tak pernah tersenyum dan dia sangat emosional. Sejak kejadian itu pula orang tua Zia menyewa seorang bodyguard untuk menjaganya dari kemungkinan buruk yang mungkin menimpa Zia.   Nama Bodyguard Zia adalah Goo Taekwang, lelaki tinggi yang memiliki hidung mancung dengan mata sipit dan kulit putih itu sudah menjadi bodyguard Zia sejak tiga tahun lalu. Selama itu pula Taekwang memahami Zia dan diam-diam menyukai nona mungilnya itu.   Kim Hyunjung adalah pemilik perusahaan kosmetik terkenal di Seoul, Korea Selatan dan istrinya, Kim Hana adalah seorang desaigner terkenal. Tak hanya itu Hyunjung juga merangkap sebagai seorang pebisnis gelap yang setara dengan Angga tepatnya ayah dari lelaki itu yang bernama Roy. Dan faktanya mereka berdua saling berebut kekuasaan dalam bisnis gelap sebelum Roy meninggal.     Zia berjalan keluar dari mall terlebih dahulu dan meninggalkan Taekwang yang kerepotan boneka besar yang Zia beli. Untung saja Taekwang suka dengan Zia kalau tidak ia sudah pastikan akan membuang boneka besar itu. Taekwang itu menyukai Zia dari awal ia bekerja sebagai bodygurd gadis mungil itu. Sampai saat ini pun Taekwang belum juga mengatakan perasaannya pada Zia karena takut pada gadis itu yang tingkat kemarahannya tidak stabil.   Zia yang merasa perutnya minta diisi itupun memutuskam untuk pergi kerestoran yang ada disebrang mall yang tadi ia kunjungi karena saking semangatnya Zia sama sekali tidak melihat jika lampu pejalan kaki sudah berubah menjadi merah yang artinya harus berhenti, tapi Zia terus berjalan sampai ia tak sadar ada sebuah mobil yang mengarah padanya dengan kecepatan diatas rata-rata. Semua orang yang melihat Zia berada ditengah jalan itupun berteriak agar gadis mungil itu menyingkir dari tengah jalan, tapi-   Ciiiiiiiiiitttttttt   -mobil itu lebih dulu mengerem hingga berhenti lima inc tepat didepan tubuh Zia. Kevin, si pengendara mobil itu mengabaikan panggilannya dengan Angga dan keluar dari mobil untuk menghampiri gadis mungil yang sedang terdiam didepan mobilnya. Kevin benar-benar kesal dengan kecerobohan gadis mungil yang ada didepannya ini. Ia akan memarahi gadis ini karena sudah mengacaukan perjalanannya.   "Yak kenapa kau unggal-ugalan hah!" bukannya Kevin yang memarahi gadis mungil itu malah ia yang dimarahi oleh Zia ketika Kevin sudah berdiri didepan Zia.   "Apa kau bilang!? kau yang tak melihat jika lampu pejalan kaki berwarna merah pabo(bodoh)!" bela Kevin pada dirinya sendiri.   "Apa! Jelas-jelas kau yang salah kenapa menyalahkanku…dasar pabo" kesal Zia karena disalahkan oleh Kevin.   "kau yang salah disini, bodoh"   "aku bodoh..kau otak udang!"     Taekwang yang berada jauh dibelakang Zia itupun terkejut dengan keadaan lalu lintas yang terhenti dan terlihat ramai. Taekwang yang merasa sesuatu terjadi itupun bergegas menuju keramaian dan melihat nona mungilnya sedang beradu mulut dengan seorang pria didepan sana. Dengan buru-buru, Taekwang langsung menghampiri keduanya.   "nona sudahlah…..ayo kita pergi saja" lerai Taekwang dan mengajak Zia pergi dari hadapan Kevin.   “aku bisa sendiri” kesal Zia sambil melepaskan tangan Taekwang dari tangannya. Kemudian ia melangkah pergi dari hadapan kedua lelaki itu dengan perasaan dongkol.   "maafkan dia tuan" kata Taekwang meminta maaf atas nama Zia kepada Kevin.   "dia yang harusnya minta maaf bukan kau" setelah mengatakan itu, Kevin kembali menuju mobilnya. Sedangkan Taekwang menyusul Zia yang sudah masuk kedalam restoran.     Didalam mobil Kevin. "halo hyung(panggilan kakak laki-laki untuk adik laki-laki)..maaf tadi ada sedikit masalah" kata Kevin pada Angga yang belum mematikan sambungan telefon mereka.   "masalah apa?" Tanya Angga disebrang sana. "hanya masalah kecil...aku sedang diperjalanan pulang sekarang"   "baiklah berhati-hatilah berkendara, Vin" Tut   Panggilan diputus oleh Kevin dan ia kembali fokus menatap jalan raya menuju mantion Angga. Kevin benar-benar sangat lelah sekarang apalagi ia tadi sudah bekerja dan ditambah gadis mungil tadi yang marah-marah padanya. Jelas-jelas dia yang salah disini bukan Kevin, tapi kenapa malah Kevin yang diomeli oleh gadis mungil itu.   “menyebalkan” gerutu Kevin .     Direstoran. Zia terus saja mengomel disepanjang jalan sampai ia berada didalam restoran. Bahkan sampai ia duduk disalah satu meja. Zia menghentikan omelannya ketika seorang pelayan datang menghampiri mejanya. Setelah pelayan itu pergi, Zia kembali mengomel. Kemudian ia berhenti lagi saat pesanannya datang. Ia langsung meraih pisau dan garpunya, lalu mulai mencabik-cabik steak yang ia pesan karena kesal dengan lelaki tadi yang dengan seenak jidatnya mengatainya bodoh. Dengan perasaan kesal, Zia memakan steak tersebut dengan sangat brutal. Taekwang yang baru saja sampai dimeja Zia itu hanya mampu menggelengkan kepalanya.   "apa nona tak apa-apa?" tanya Taekwang.   "aku baik!" cuek Zia.   "maafkan aku yang tidak menjaga nona dengan baik”   "hmz" gumam Zia dengan menyantap steaknya. Taekhwang hanya bisa diam disamping Zia sambil menunggu gadis mungil itu selesai makan. Terkadang Taekwang itu tidak bisa berfikir saat melihat tingkah Zia yang berubah-ubah kadang ramah, manis, dan pemarah membuat Taekwang bingung. Tapi, itu tak menyurutkan rasa suka Taekwang terhadap nona mungilnya itu. Toh ia sudah tahu penyebab sifat Zia yang seperti itu.   Tak lama, Zia selesai makan dan berdiri dari duduknya membuat Taekwang tersadar dari lamunannya. Ia kembali mengikuti Zia dari belakang. Kali ini benar-benar ada dibelakang tubuh mungil Zia. Mereka berjalan ketempat mobil Zia yang masih terparkir didepan mall yang tadi mereka kunjungi pertama kali. Taekwang meraih kunci mobil dan membuka kuncinya agar Zia bisa masuk kedalam.   “berikan bonekanya padaku” kata Zia ketika ia sudah duduk dikursi belakang. Taekwang yang mendengar permintaan Zia itupun memberikan boneka besar itu ketubuh mungil Zia. Gadis mungil itu meletakkan boneka besar itu disamping tubuhnya dan ia menyuruh Taekwang untuk segera melajukan mobilnya. Taekwnag menurut dan melajukan mobil Zia menuju rumah besar Kim. Disepanjang perjalanan tidak ada yang mengeluarkan percakapan sampai mobil Zia memasuki halaman rumahnya. Gadis mungil itu keluar dari mobil setelah Taekwang memarkirkan mobilnya digarasi. Ia berjalan memasuki rumah terlebih dahulu tanpa membawa boneka besar yang ia beli tadi. Ia membiarkan Taekwang membawa boneka itu masuk kedalam.   "kau sudah pulang sayang!" sapa Hana ketika melihat tubuh Zia memasuki rumah.   "ne(iya) eomma(ibu)" jawab Zia malas tanpa berhenti. Ia terus berjalan kearah tangga untuk menuju kamarnya dilantai atas. Tak lama setelah itu, masuklah Taekwang dengan boneka dipelukan lelaki itu.   “untuk apa boneka itu, Tae?” tanya Hana.   “hadiah untuk nona Sena, nyonya” jawab Taekwang.   “oh….dan ada apa dengan Zia?” Hana hanya beroh ria dan menanyakan perihal anaknya pada Taekwang.   "maafkan saya nyonya…..tadi nona hampir tertabrak oleh mobil"   "astaga, apa dia baik-baik saja?"   "nyonya tenang saja, nona muda tidak apa-apa"   "jagalah dia dengan baik, Tae!" perintah Hana.   “baik nyonya” Hana kemudian meninggalkan Taekwang, sedangkan Taekwang yang ditinggal oleh ny. rumah itupun kembali melangkah dan menaiki tangga menuju kamar Zia untuk memberikan boneka kelinci besar yang ada dipelukannya.   ▫ ▪ ▫   Disisi lain. Kevin memarkirkan mobilnya digarasi rumah Angga. Kemudian ia keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah besar itu. Ia masuk kedalam dengan pelan takut-takut jika Angga mengagetkannya seperti kemarin. Kevin bernafas lega saat tak menemukan Angga diruang tamu. Ia berjalan santai menuju tangga untuk pergi kekamarnya dilantai atas, tapi baru saja kakinya menyentuh anak tangga pertama sebuah suara menghentikannya dan membuatnya harus menoleh kesumber suara.   "ada apa denganmu tadi, Kevin?" tanya Angga.   "sedikit kecelakaan kecil, hyung...aku hampir menabrak seseorang saat kita berkomunikasi tadi" jelas Kevin.   "apa dia terluka?"   "tidak hyung….bahkan dia mengomeliku tadi padahal dia yang salah menyebrang saat lampu pejalan kaki berubah merah"   "hmz" gumam Angga menanggapi penjelasan Kevin.   "oh ya hyung apa gadis itu sudah makan?" tanya Kevin mengalihkan percakapan mereka.   "dia tidak makan sama sekali satu hari ini"   "kau benar-benar kejam, hyung"   "kita lihat saja sampai kapan ia bertahan seperti itu"   "kalau dia pingsan bagaimana?"   "tinggal menghubungi dokter saja" jawab Angga cuek.   "baiklah terserah kau saja, hyung….aku ingin keatas rasanya badanku lengket semua"   "hmzz" hanya deheman yang Kevin dapat dari Angga. Kevin kembali berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia sempat berhenti saat melintasi kamar Jeni dan kemudian ia berjalan lagi setelah menatap pintu kamar Jeni dengan cukup lama. Ia membuka pintu kamarnya saat sudah sampai didepan pintu kamar bercat hitam itu. Kevin masuk kedalam dan langsung merebahkan tubuh lelahnya diatas kasur king size miliknya.   "gadis menyebalkan, awas saja jika bertemu lagi nanti" monolog Kevin sambil beranjak dari kasur menuju lemari bajunya. Mengambil piyama untuk ia gunakan setelah mandi nanti.   ▫ ▪ ▫   07. 30 KST Hari ini, Zia sudah berada direstoran miliknya yang ia dirikan dengan sang kakak. Awalnya mereka selalu datang kerestoran bersama, tapi sejak kejadian itu, Zia selalu berangkat sendiri meskipun ada Taekwang disampingnya, tapi lelaki itu hanyalah bodyguard-nya saja. Dan sejak saat itu juga Zia yang mengelola semuanya. Tak hanya itu ia juga belajar sedikit tentang bisnis gelap ayahnya. Bukan tanpa alasan Zia belajar tentang hal itu, karena semua berawal dari Zia yang tak sengaja mendengar percakapan ayahnya denagn seseorang ditelfon ketika ia akan bermain dengan chocho(angjing Zia) yang ada ditaman belakang. Awalnya Hana menolak kemauan suaminya yang akan mengajari Zia tentang dunia gelap, tapi kemudian ia setuju karena tidak ada yang bisa meneruskan bisnis gelap ayahnya kecuali Zia. Hyunjung mengjari Zia cara menembak dan sedikit ilmu bela diri untuk melindungi diri jika suatu saat Taekwang tak bisa bersamanya. Zia sih senang-senang saja diajari hal begituan oleh ayahnya karena ia bisa melindungi dirinya sendiri dikemudian hari.   Kembali kerestoran. Zia sedang berkutat dengan keuangan dimeja kasir dengan sangat tenang dan sangat konsenrasi. Ia terlihat sibuk dengan menghitung uang yang ada dimesin kasir dan saking sibuknya Zia sampai tidak sadar jika ada seorang gadis yang duduk dimeja bartender sambil menatapnya dengan penuh minat.   "pagi Zia-ssi" sapa gadis itu yang langsung membuat Zia menghentikan aktifitasnya, menghitung uang.   "oh pa- SEUNGHYE" kaget Zia sambil beranjak dari duduknya dan menghampiri Seunghye dikursinya.   "aigoo(astaga)….aku merindukanmu, Zia" kata Seunghye(gadis yang menggangu konsentrasi Zia tadi) sambil memeluk tubuh mungil Zia.   "tapi, aku tidak merindukanmu ngomong-ngomong…."   "dasar gadis pendek!" sebal Seunghye pada Zia yang tidak merindukannya padahal ia merindukan gadis mungil itu. Zia yang dikatai pendek itu hanya diam tak menggubris ledekan Seunghye itu. Ia malah menyuruh pelayan untuk menghidangkan makanan terbaik direstoran-nya dan membawanya kemeja yang akan mereka tempati.   Sunghye atau Lee Seunghye adalah gadis yang sangat cantik dengan mata sedikit bulat. Ia adalah teman Zia sejak mereka masih duduk dibangku Junior High Svhool/JHS (setara dengan SMP kalau di Indonesia). Mereka berdua sangat akrab bahkan Seunghye menganggap Zia sebagai saudaranya sendiri begitu juga dengan kedua orang tua mereka masing-masing. Appa Seunghye adalah pemilik Mall terbesar di Gangnam sedangkan ibunya adalah seorang model fashion terkenal di Korea Selatan. Tak ayal jika Seunghye kadang mengurus cabang mall ayahnya dan sesekali menjadi model fashion seperti ibunya. Selama berteman dengan Zia, Seunghye tak tahu tentang pekerjaan orang tua Zia yang sebenarnya, yang ia tahu hanyalah perusahaan yang bergerak dibidang kecantikan itu saja.   Mereka berdua sekarang sudah duduk disalah satu meja restoran dengan banyak sekali hidangan yang terhidang diatas meja.   "aigo, Zia ini terlalu banyak" kata Seunghye yang melihat mejanya penuh dengan makanan.   "tak apa Seung-ie...kau harus mencoba masakan di restoran-ku ini"   "terserah kau sajalah” Keduanyapun menikmati makanan yang terhidang diatas meja. Sesekali orang memandang kearah meja mereka karena Seunghye. Tak sedikit juga yang mengambil gambar gadis cantik itu untuk mereka simpan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN