Beberapa hari ini pikiran Davika terasa benar-benar kusut. Seolah masalah datang bertubi-tubi dalam kehidupannya. Pertama karena kecelakaan yang menimpa Ammar, membuat jarak yang ingin dia ciptakan justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Berdekatan dengan Ammar mengacaukan perasaannya. Setelahnya kehadiran tetangga baru yang gatal itu semakin membuatnya kesal. Beruntung Ammar bukanlah lelaki yang akan menanggapi secara berlebihan, suaminya itu memang bisa diandalkan untuk masalah kesopanan. Tapi tetap saja, ada kekhawatiran dalam dirinya. Dan kini ditambah dengan tingkah Fabio yang mengusiknya lagi. Ini membuat pikiran gadis itu kusut. “Dav, kenapa melamun? Ada masalah?” Ammar mengamati wajah sang istri yang terlihat bengong akhir-akhir ini. Mereka tengah menikmati sarapan sebelum

