Setelah selesai sarapan bersama, Lian langsung bangkit dari kursi makannya. Aku sangka dia hendak mandi, tapi ternyata dia malah berkata, “Mbak, kurasa waktumu tidak banyak untuk mengurus semuanya. Suamimu dan selingkuhannya akan segera kembali sebelas hari ke depan.” Aku gelagapan. Menyadari kebenaran kata-kata Lian. Ya, waktuku memang tak banyak. Aku harus segera mengurus semuanya. “Saranku hari ini juga Mbak sebaiknya bergerak. Kita bisa mulai dari Komnas Perempuan. Kita minta bantuan untuk perlindungan hukum. Lalu segera laporkan tindak tanduk suami Mbak ke polisi dan kantornya.” Lian menggeser kursi lalu merapatkannya kembali ke meja. Lelaki itu tampak bergerak ke arah ruang tamu dan mengambil jaketnya. “Mau kemana, Lian?” Aku bergegas menyusulnya. Sedang Adiva dan Raina masih d

