Sambil menahan sesak dan sakit di d**a, aku menguatkan diri untuk menggendong Adiva dan Raina sekaligus. Keduanya menangis pilu sampai sesegukan. Tak kupedulikan lagi tiga orang tukang gunjing yang masih berdiri menghadap ke arah rumahku. Persetan. Ada waktunya nanti mereka mendapatkan sebuah balasan 'manis' dariku. Kutatap sekilas ke arah CCTV teras. Ekspresi wajahku pastilah sangat menyedihkan kala terekam. Kuseka perlahan gelayut air di sudut mata. Siapa pun yang melihat rewind dari rekaman kamera pengintai hari ini, pastilah akan begitu sedih melihat nasib malang yang menimpa aku beserta kedua bocah kecil ini. Sampai di dalam rumah, aku langsung mengunci rapat pintu. Jangan orang-orang jahat itu datang kembali bahkan masuk ke dalam dan berbuat lebih. Tak boleh! Semua itu tak bisa.ku

