Aku pulang dengan perasaan yang lega. Seperti beban seberat seribu ton lepas perlahan dari bahu ringkihku. Sesampainya di rumah, mobil kuparkir di halaman. Selintas, saat aku hendak masuk, kutoleh sesaat mobil si p*****r itu. Geram. Lihat saja, cepat atau lambat kamu akan merasakan azab yang setimpal, Clara! Memasuki rumah, Adiva dan Raina menghambur menyambut kedatanganku. Hari sudah hampir malam dan betapa terkejutnya aku melihat kedua gadis kecil itu. Mereka sudah cantik dan bertukar pakaian dengan piyama The Little Pony kesukaan keduanya. Bahkan wajah Raina lengkap dengan bedak bayi yang cemong dan ketebalan. “Mbak, maaf, tadi aku mandiin mereka. Setelah bangun tidur siang jam empat tadi katanya gerah.” Wajah Lian tenang. Bahkan di pundak lelaki itu tersampir sebuah handuk berwarna

