Bab 5

2033 Kata
Callyasta Setelah berbicara dengan Callie yang akan melakukan pemotretan, aku pun pulang ke rumah karena ia tidak mau kuantar, katanya pemotretan itu lama dan itu mungkin akan membuat aku bosan. Dan akhirnya dia pun naik taksi. Sementara aku nganter aja terus pulang. Sampainya di rumah mommy memang mencari Callia tetapi saat ku dinilai dia ada pemotretan akhirnya mommy mendengus kesal. Apa mommy tidak suka jika Callie menjadi model? Tidak ku sangka Callie si tomboy yang tadinya make up aja ogah-ogahan malah sekarang jadi model di pancanegara. Astaga apa setan apa yang merasuki dia saat ini, Sementara aku, aku hanya pengusaha dan pemilik hotel dan beberapa restoran yang ku dirikan sendiri. Aku tidak bisa seberuntung Callie tapi aku bisa seperti dia. Aku sama dengan Callie tapi bedanya aku tidak di giring ke luar negeri. Aku hanya bersama di ibu kota saja. Awalnya aku menolak tapi mau gimana lagi anak Daddy hanya aku dan Callie, dan ya kalian tau lah aku harus mau seperti Callie kakak ku saat ini. Setelah makan siang tadi aku merebahkan tubuhku di kasur kesayangan ku. Aktivitasku sudah selesai adalah sekolah sekarang tinggal aktivitas ku bekerja yang belum. Aku Membuka laptop dan ku taruh di perut yang ku bantali bantal. Aku membaca file yang baru saja masuk dari bila seketarisku. Tapi dengan cepat aku mengirim laporan itu ke ponselku agar aku gampang untuk menanda tanganinya.  Setelah sudah aku mengirim lagi laporan itu pada saat ingin cepat selesai. Aku memang jarang di kantor aku melakukan kunjungan satu minggu sekali di kantor, itupun kalau aku kau. Kalau engak ya ayah yang akan pergi ke kantor. Aku sangat malas di sana yang membuatku pusing saat melihat tulisan lurus tanpa jeda di kertas putih itu. Tak terasa hari sudah sakit Callie belum juga pulang. Apa pemotretan selama ini? Apa enaknya jadi model? Dan bagaimana ia bisa menjadi model seperti saat ini. banyak banget pertanyaan di otakku soal dia, dan cara hidup dia di sana seperti apa. Saya menerima ponsel saya jika ada sms masuk. Aku membacanya sedikit, itu Callie untuk tidak menunggunya, makan malam, karena ia sudah makan malam bersama Miss Evils. Saat aku ingin beranjak dari kamar tiba-tiba aku teringat cowok yang ku tabrak tadi pagi. Dia tidak marah tapi mampu membuatku penasaran, siapa dia? Dia yang menunjukku saat di kantin. Dia selalu berada di sekolahku. Tidak mungkin jika dia adakah murid baru, membahas memang baby face tapi kurasa tidak. Tanpa mau mengembalikannya yang mampu membuat kepalamu pecah aku ayah baru saja pulang dari kantor. Aku tersenyum melihat kemesraan mommy dan daddy yang kelewat berumur. Walau sudah tua mereka masih suka anak muda saja, malah merwka bebas ditolak tua, mungkin. Apa lagi jika ibu ngambek dan tidak mau bicara satu rumah bisa meminta karena marah ibu tidak mau memasak untuk satu rumah. "Inget berumur kali dadd, bu, ada anak di sin." ucapku dan terkikik geli. "Bilang aja kamu mau, mana pacar kamu yang kamu bawa pulang dulu? Gak balik lagi?" ucap daddy dan membuatku kesal. Ya pacar terakhirku ku putuskan sekitar seminggu yang lalu karena aku bosan. Tapi sampai saat ini aku belum mendapatkan pengganti. Ini record aku menjomblo selama satu minggu, biasanya tiga hari paling lama dan aku sudah mendapatkan yang baru. Tapi saat ini aku sedang tidak ingin mengandeng siapapun. Ada apa denganku saat ini sepertinya aku menutup hatiku untuk siapapun. Ah yang benar saja, ini tidak mungkin. "Daddy, yasta hanya nyari yang tepat saat ini bentar lagi udah gede." elak ku. Buar gak di bully sama mereka berdua. Memang benar kan aku mencari yang serius bukan yang hanya status untuk di pamerkan? Lagian aku sudah saatnya menatap mada depanku, aku sudah lelah bermain dan saat nya aku mencari yang serius. "Yang bener, jomblo seminggu itu record loh sayang." goda mommy Aku hanya diam tanpa mau menjawab ucapan mommy. Saat aku ingin mencomot ayam goreng bikinaan mommy. Mommy langsung menepis tangan ku dan membuatku terhentak kaget, ada apa? Pikirku. "Kenapa mom?" tanyaku heran. "Nunggu Callie dulu" Astaga aku hampir lupa, "Mom Callie udah ngasih kabar dia makan malam di luar bersama dengan Miss Evils. Jadi kita tidak perlu menungunya." ucapku. "Ya udah kita makan." ucap mommy Dan akhirnya kita pun makan dalam diam. Hanya ada bunyi benturan sendok dan piring yang terdengar. Itu sudah tradisi makan tanpa suara sepatah katapun. Setelah makan aku memasuki kamar ku dan belajar. Ya belajar untuk ujian besok, aku tidak mau mendapat nilai jelek, apa lagi sainganku Callie udah di pastiin nila dia paling bagus di banding aku. Mengingat dia cukup pintar. Besok adalah ujian TO pertama dan aku harus mendapat nilaai bagus. Itu harus karena ia tidak mau mendapat nilai jelek . Saat asik belajar suara teriakan mengema di rumah ini, yang mampu membuat konsentrasiku bubar. Pasti Callie ia baru pulang jam segini. Aku melirik jam ternyata jam 9 malam. Astaga jika tadi aku ikut mungkin aku akan lumutan nunguin dia. Dan untung dia menyuruhku pulang. Aku keluar dari kamar dan menuju balkon di ruang tengah ini yang langsung tertuju pada ruang keluarga. "BERISIK " teriakku dari atas. "TURUN WOII " teriak Callie. Astaga ini sudah seperti di hutan saja saling teriak. Aku turun dengan malas dan berhenti di depan dia. Coba mommy dengar mungkin besok aku dan Callie sudah berakhir di hutan. "Kenapa lo." tanyaku heran. "Gue udah tau namanya  yang tadi cowok tshirt item." "Siapa emang?". "Kent. Dia seorang fhotografer" jawabnya pasti banget. Udah kayak tahu aja fotografer atau engak. Dan aku mendengus dalam hati. "Ck , lo maa yakin bener dia fhotografer" ucapku. "Orang dia pegang kamera itu tandanya dia fhotografer." ucap Callie ngotot. Seketika itu juga aku langsung pengen masuk ke jurang dan teriak sekencang-kencangnya. Mungkin otaknya eror jadi dia ngelihat semua dari cover. Gak melakukan penelitian, masuk FBI auto tolak. "Terus kalau gue pegang kamera, lo juga bakalan mikir kalau gue fhotografer juga?" ucapku kesal. Dia diem sejenak sambil memegangi dagunga. Mungkin dia lagi mikir iya iya atau engak engak. "Eh iya juga ya, udah ah gue mau mandi aja." ucapnya dan naik ke atas. "Eh ini anak kok b*****t ya, nyuruh gue turun kok dia yang naik." omelku kesal dan aku pun naik ke dalam kamarku. ******** Paginya aku sudah siap dengan seragam sekolahku. Aku berjalan keluar kamar dan sarapan dengan yang lain. "Pagi all." sapa ku dan tersenyum. "Pagi " jawab mereka. "Ujian yang bener ya biar bisa masuk universitas elit itu." ucap Tania berharap. "Doain aja mom." ucapku dan Callie hanya tersenyum. Jangan di tanya dia pun kalau mau kuliah juga cuma-cuma. Nah aku, tetap aja bayar otak ngepas gini tapi masih pinter kok. Setelah sarapan aku pun berangkat kesekolah bersama dengan Callie. Kali ini aku yang menyetir karena jika Callie ku pastikan akan telat lagi karena lupa jalan. Tau dah berapa tahun di londin dia jadi lupa jalan pulang. Sampainya di sekolah aku memarkirkan mobilku di tempat yang di sediakan. Aku berjalan dengan santai bersama kembaranku. Tidak bisa di pungkiri jika mereka semua menatapku dan juga Callie. Entah apa yang mereka tatap di sini. tapi di sini sifat cuek Callie kenapa kambuh lagi? Ya dia memiliki sikap yang cukup cuek dengan sekitar. Makanya banyak banget yang bilang dia ini sombong oadahal engak sama sekali. Meraka hanya menilai tanpa harus mendekat. Jadi anggap saja kesimpulan sesaat. "Woii Tata, Kim " teriak Callie dan membuatku kaget. Aku mengusap dadaku karena jantungku berdetak kencang,  lama-lama bisa kena serangan jantung aku nya deket dia, terus denger dia teriak. "Buset dah lo Call teriak aja " ucap Tata kesal. "Hehe abisnya lo jalan kek di kejar maling aja." Aku terkekeh mendengar ucapan itu. Dia kalau ngomong gak suka di saring, asal sablak aja. "Udah kebiasaan dia maa teriak di sembarang tempat, udah berasa kek hidup di hutan."ucap{u dan tertawa. "Wah sialan ni bocah." umpat Callie. "Udah yok ke kelas ujian ini." lerai Kim. Dan akhirnya aku dan teman ki menuju kelas ku.  Ujian sebentar lagi akan di mulai, dam semoga dja berhasil dengan baik. ****** Setelah ujian berlangsung aku memutuskan untuk pergi ke mall bersama dengan kembaranku. Hanya sekedar menonton dan berkeliling di sana. Tapi kali ini Kim dan tata pulang terlebih dahulu. Karena Tata di jemput sang pacar dan kim menumpang. Dan berakhirkah aku dan Callie di cafe salah satu mall ini. Sebenarnya aku yang memaksa karena aku lapar. Mommy bilang aku banyak makan, tapi aku memiliki tubuh yanh kurus. Bahkan Callie lebih gemuk dariku. Dan ku pikir semua orang akan menganggap ku bungsu lapar atau tidak kekurangan gizi. "Call lagi ya gue, laper nih." rengekku. Sungguh aku masih lapar sangat. "Eh itu perut atau lobang sih kok muat banyak." ejeknya dan membuatku kesal. Aku pun berdiri dan memesan lagi nasi goreng seafood kali ini untuk makanan penutup. Tidak pedulu dengan ejekan Callie, yang penting aku kenyang Aku heran dengan diriku. Aku hoby makan tapi berat badan hanya 48 doang tidak naik tidak turun ideal lah dengan tinggi badan ku saat ini. Pesananaku pun datang dengan cepat aku memakan semuanya dengan lahap. Tanpa aku pedulikan tatapan aneh dari Callie yang saat ini menatapku. Setelah makananku selesai aku pun memutuskan untuk pulang bersama dengan Callie. Hari ini dia cukup diam tanpa ada ucapan sama sekali, sedikit risih sih tapi mungkin dia teringat Cio. Masa lalunya. "Call, call dia di sini." ucapku berbisik sambil mengoyangkan lengan Callie. "Siapa?" ucap dia heran. Apa lagi raut wajahnya yang bingung. "Itu loh yang pakek kemeja merah" Tunjukku pada cowok berkemeja merah yang sedang berdiri di depan sebuah toko boneka. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Tidak lama wanita itu keluar dan bergelayut mesra di tangannya. Aku sedikit bingung mungkin saja itu pacarnya, atau mungkin siapain aku juga tidak tahu. Apa peduliku dan aku pun berjalan ke arah dia. Dia menurunkan kaca matanya dan menatapku. Saat berpapasan dengan ku dia mengedipkan satu mata ke arah ku, apa maksutnya? "Idih niatnya apa coba?" ucapku jijik. "Kenapa sih lo" "Dia ngedipin mata ke gue Call, padahal udah sama pacarnya, apa coba niatnya. Gila apa" omelku "Udah biarin maa genit amat jadi cowok." "Haha, bener lo, pulang yok" ajakku.lagian aku juga hatus kerja ini ponsel dati tadi dering mulu, udah di pastiin seketarisku nenelpon sejak tadi. "Yok ah," *********** Author "Masih inget gak sama gadis yang teriak di bandara dulu waktu kita ke bandara nganter si b******k Vino." ucap Kent Ya saat ini Kent dan Elano berada di salah satu cafe milik Elano. Setelah mengantar si lebah belanja dia pun langsung pulang tanpa menginap. "Ingetlah gadis polos dan kecil yang punya suara cempreng dan satu lagi berwajah cantik." ucap Elano dam membuat Kent tertawa kecil. "Ck, kemarin gue malah fhoto prewedd sama dia di studio mami." ucap Kent dan membuat elano mendelik. Dia pun langsung msnayap Kent tidka percaya. Masa dia langsung gas cepet banget, padahal belum apa-apa. "Serius lo? Gue juga pernah di tabrak sama yang satunya di sekolah gue sendiri." cerita Elano. "Ck, itu gadis polos kenapa gue keponya ke tinggian ya?" ucap Kent. Ya setelah melihat dia merendung saat si bandara, Kentbjadi penasaran dengan hal itu. Tapi saat cari tau cukup sulit, butuh waktu dua tahun untuk bisa menemukan identitas asli dia. "Sama gue juga Kent m, tapi gue denger dia anak dari Mr. Nathan ya ??"  ucap Elano. "Iya lah, gue udah kerja sama dengan dia dan ngebuat proyek hotel di miami." jelas Kwnt "Dia mau?" "Jelas mau lah, waktu rapat malah bikin gue ketawa aja, dia cantik bet tau" "Lebay loe Kent, pakek bet bet.an. belajar dari mana sih bahas begituan" ucap Elano dan mereka pun terkekeh Mereka pun banyak bercerita dan bercanda tawa walau mereka satu kampus tapi mereka jarang sekali untuk berkumpul karena kesibukan masing-masing pekerjaan walau mereka saling kerja sama . dan yang paling utama wanita . ya hidup mereka sekali di kelilingi wanita. bahkan bermalam dengan wanita pun sudah nampak biasa bagi mereka.  jika tidak ada wanita mungkin mereka akan mati.  "Gue doain mereka masuk ke kampus gue." kata Elano "Ngarep banget lo jadi orang." "Ya lah. Kalau sampai masuk kampus gue, gue pasti deketin dia" Kent terkikik, "Gue juga, gue beneran kepo sama yang kalung hello kitty kenapa dia murung banget pas pergi" "Makanya berdoa biar di jabah sama Tuhan. Itu lo, shalat tobat juga biar dosa lo ganti." kekeh Elano tanpa Sadar. "Anjir kayak lo banyak pahala aja bilang gitu. Dosa lo lebih banyak di banding gue bangsat." ucap Kent yang tak terima kalau dia bilang banyak dosa. Lagian dia bilang giti kayak lupa status aja. Mereka ini sama, sama-sama banyak dosa tapi gak mau ngakuin. Selalu diperintahkan untuk menghapus dosa, tetapi disetujui dan dibutuhkan untuk pria. malah marah Elano malah tertawa mendengar kent. Lalu mereka pun tertawa bersama. Sesimple menghadapi kehidupan. tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN