Entah kenapa hari ini Naysilla tidak terlihat seperti biasanya. Dari tadi dia hanya menelungkupkan kepalanya dalam lipatan kedua tangannya di atas meja.
"Nay, lo kenapa? Tumben banget dari tadi diem aja?" tanya Tera menundukkan kepalanya tepat di samping kepala Naysilla.
Naysilla mengangkat kepalanya perlahan. "Ya? nggak kenapa-napa kok." jawabnya.
Hari ini badan Naysilla merasa lemas, kepalanya agak pusing, mungkin karena sekarang hari pertama haid. Biasanya Naysilla memang selalu merasa tidak enak badan pada hari pertama sampai kedua haid. Tapi tidak pernah separah ini. Tadinya dia juga tidak ingin masuk sekolah, tapi karena hari ini ada ulangan biologi, jadi mau tidak mau dia harus paksakan sendi-sendi tubuhnya untuk berangkat ke sekolah.
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas.
"Ke kantin yuk! Laper banget nih, dari pagi belum makan nasi," ajak Collen sambil mengusap-usap perutnya.
"Di otak lo mah adanya nasi doang Len!" Tera memutar bola matanya.
"Kalian aja yang ke kantin, gue disini aja," jawab Naysilla.
"Lo kenapa Nay? Sakit?" tanya Collen memutar kursi di depan Naysilla, kemudian ia duduk menghadap Naysilla di kursi itu.
"Enggak, gue lemes aja. Biasalah hari pertama haid, jadinya gini deh," jawab Naysilla agar teman-temannya tidak khawatir.
"Hm gitu, yaudah gue temanin lo deh Nay," ucap Tera seraya melepas cardigan pinknya lalu menyerahkan ke Naysilla. "nih pake."
"Makasih ya, Ser." Naysilla tersenyum lalu memakai cardigan itu. "Btw gue sendiri aja, kalian ke kantin aja sana. Kasian tuh si Collen udah kelaperan, haha."
"Iya nih, pengertian banget sih lo Nay," timpal Collen sambil mengusap kedua pipi Naysilla dengan kedua telapak tangannya, gemas.
Naysilla hanya tersenyum pada Collen.
"Lo nggak apa-apa sendiri Nay?" tanya Tera khawatir. Diantara mereja bertiga, Tera memang yang paling perhatian. Dia lebih berjiwa keibuan dibanding Naysilla dan Collen.
"Iya, yaudah kalian ke kantin sana." kata Naysilla mencoba untuk meyakinkan mereka.
"Ayuk Ser gue udah nggak kuat nih! Lagian Naysilla nggak sendiri kok, tuh masih ada si Adam." Collen menunjuk Adam yang sedang sibuk main games dengan dagunya.
"Hm dasar perut gembel, ayuk deh! Nay gue ke kantin dulu yaa."
Tiba-tiba Tera dan Collen menghentikan langkah mereka tepat di hadapan Adam, saat hendak ke luar kelas.
"Mar lo nggak ke kantin kan?" tanya Sera.
"Enggaklah, tanggung dikit lagi level up nih." sepasang mata Adam tetap terfokus pada gadgetnya. Adam memang sering melewatkan waktu istirahatnya hanya untuk bermain games.
"Karena cuma lo satu-satunya yang di kelas, gue titip Naysilla ya. Jagain dia, jangan diapa-apain,"
"Hm iya,"
"Awas aja lo kalau sampe ada apa-apa sama Naysilla!" keluar ancaman dari mulut Collen.
"Iya bawel." matanya masih tetap terpaku pada layar gadgetnya.
Selang sekitar satu menit Naysilla mengerang. Merasakan rasa nyeri pada perutnya yang semakin menjadi-jadi. Saking tidak kuat menahan rasa sakitnya, Naysilla sampai menangis. Tanpa disangka ada yang menyentuh lembut bahunya. Ketika dia mengangkat kepalanya, terlihat Adam menatapnya khawatir.
Ya Tuhan, tatapan itu! tatapan kali ini lebih lembut dan terlihat tulus mendalam berasal dari matanya yang cokelat, sukses membuat Naysilla terhanyut, nafas yang tidak beraturan, detak jantung yang tidak lagi normal, Naysilla merasa tak keruan. Padahal di keluarganya tidak ada yang punya riwayat penyakit jantung. Perutnya mencelos, rasa nyeri itu hilang seketika.
"Lo kenapa? lo sakit?" tanya Adam terlihat panik saat melihatku nangis.
Jangan baper Nay, dia cuma nanya, bukan berarti peduli. Apalagi sampai suka sama lo si nerd girl! Batinnya berusaha mengingatkan.
"Biasa kok, penyakit perempuan," seperti biasa Naysilla selalu mengatur nafasnya lebih dulu sebelum berbicara dengan Adam.
"Oh. Jangan cengeng dong. Mau gue beliin obat? Biar sakitnya ilang."
Gue nggak butuh obat Dam, dengan lo tatap gue aja sakitnya langsung ilang. Batinnya menggila.
"Jangan, gue nggak mau ngerepotin."
"Mending gue direpotin, daripada liat lo nangis. Gue paling nggak bisa liat cewek nangis."
Aduh lo jangan terlalu care gitu sama gue Dam, nanti kalau gue makin jatuh hati kan bahaya, repot jadinya! Batinnya semakin ngaco.
Dia keluar untuk membeli kiranti di kantin. Sebenarnya Naysilla tipe cewek yang paling anti buat ngerepotin orang lain, apalagi cowok. Tapi mau gimana lagi, dia sudah tidak kuat menahan rasa nyeri pada perutnya. Terpaksa, suka tidak suka dia menerima bantuan Adam.
"Nih!" Adam menempelkan minuman itu di pipi Naysilla hingga pipinya terasa sejuk.
"Thanks yaa Dam,"
"Iya." jawabnya singkat.
Adam memperhatikan Naysilla ketika dia sedang meminum kiranti. Dan hal itu membuat Naysilla lagi-lagi sedikit salah tingkah, hingga minuman itu hampir tumpah.
Akhirnya Adam memecahkan keheningan diantara kita berdua. "Eh lo tau nggak sih tadi pas gue beliin minuman itu di kantin, gue abis diledekin sama si Nolan, Ardi, sama Olga. Sampe-sampe Angga aja ketawain gue," kata Adam cerita.
Awalnya Naysilla terkekeh, tapi seketika ekspresinya berubah karena merasa bersalah dan tidak enak pada Adam. "Maaf ya, gara-gara gue lo pasti diketawain orang sekantin,"
Tidak lama kemudian Tera dan Collen datang dan langsung menghampiri Adam dan Naysilla. Padahal bel masuk masih tiga menit lagi.
"Yaelaah, dia malah berduaan deh," cibir Collen.
"Siapa yang berduaan? dia tadi cuma nolong gue doang kok," tepis Naysilla.
"Sejak kapan lo jadi jago ngeles Nay? pasti diajarin Tera kan?" tanya Collen menyelidik
"Apa sih, kok jadi bawa-bawa gue?" tanya Tera bingung.
"Temen lo udah pada dateng tuh, gue tinggal, ya!" pamit Adam pada Naysilla.
"Iya, sekali lagi makasih ya."
"Okay!" jawabnya sambil tersenyum membalas senyuman Naysilla.
"Eh tumben kalian cepet istirahatnya? kan belum bel masuk," tanya Naysilla berusaha mengalihkan topik. Dia emang paling jago dalam hal mengalihkan pembicaraan.
"Iya tadi kita sengaja cepet-cepet makannya, takut lo kenapa-napa di kelas," jelas Sera
Sekhawatir itukah mereka dengan Naysilla? Cewek yang baru dikenalnya kurang lebih selama 4 bulan. Boleh jadi karena pada dasarnya sahabat bukan berarti mereka yang datang lebih dulu di hidup kalian dan lebih lama mengenal kalian. Tapi mereka yang datang di hidup kalian, tetap tinggal, dan tidak pernah pergi.